Kepada Siapakah
Aku Beribadah
Penderitaan dan pergumulan hidup
terkadang membawa kita kepada sikap yang pesimis, atau menjadikan kita ragu,
takut dan kuatir. Banyak orang yang melarikan diri dari kenyataan yang tengah
dihadapi beralih kepada kekuatan lain boleh jadi karena imannya yang rapuh,
boleh jadi hanya sebuah kompensasi
jiwa/pikiran atau pelarian. Itu sebabnya kita diminta untuk memahami apa
persoalan kehidupan yang tengah kita hadapi saat itu. Pemahaman kita akan
masalah, persoalan hidup, ditambah dengan pemahaman kita akan diri kita
sendiri, akan mampu membawa kita keluar dari persoalan kehidupan; artinya,
kemampuan kita mengatasi persoalan kehidupan kita tergantung bagaimana kita
memahami persoalan itu sebenarnya.
Bangsa Israel yang tengah dalam
pembuangan, mengalami persoalan psikis maupun psikologi, mereka tidak bebas
beribadah walaupun dari segi ekonomi, mereka tidak begitu sengsara. Penderitaan
mereka menjadikan mereka ragu, kuatir dan sepertinya hilang pengharapan. Tuhan
mengutus Yesaya memberitahukan akan adanya perubahan dalam kehidupan umat-Nya, Yesaya menyuarakan pengharapan baru kepada umat-Nya, dengan kembali memperkenalkan Tuhan Allah Israel.
Mereka diminta kembali kepada Allah dengan meninggalkan berhala-berhala mereka. Kembali kepada Allah yang sejati, Allah
yang setia akan janji-Nya
(23-24). Tindakan Allah membuktikan
kesejatian-Nya sebagai Allah pencipta (18);
yang menyatakan diri-Nya dalam
pemeliharaan-Nya, Allah satu-satu-Nya dan tidak
ada Allah lain selain Allah Israel (19); Allah satu-satunya yang menyelamatkan (20-22) yang menyediakan
segala kebutuhan manusia (23-25).
Keselamatan yang Allah karuniakan kepada
Israel menjadi gambaran keselamatan kekal yang akan Tuhan anugerahkan bagi
seluruh isi dunia ini. Dan penyelamatan itu menjadikan semua bangsa-bangsa di dunia akan bertekuk lutut di hadapan Allah (23-24//Flp. 2:10-11). Tuhan memanggil umat-Nya untuk datang kepada-Nya, bertobat meninggalkan segala apa yang bertentangan dengan Firman
Allah, supaya manusia itu hidup, sebab hanya dengan pertobatan yang sejati,
manusia itu akan memperoleh hidup. Tuhan mengharapkan peribadahan yang sejati dari umat-Nya, ibadah yang penuh dengan penyerahan diri, kesetiaan
dan ketaatan, bukan kepalsuan atau pelarian. Berpalinglah kepada Tuhan,
arahkanlah pandangmu kepada-Nya,
arahkanlah seluruh kehidupanmu kepada-Nya, sebab hanya di dalam Dia ada hidup dan kehidupan, ada keselamatan dan
sukacita, ada pembebasan dan penyelamatan. Hanya di dalam Dia: ”Bukankah Aku Tuhan, tidak ada yang lain selain dari padaKu. Allah yang
adil dan Juruselamat, tidak ada yang lain
kecuali Aku” ay. 21. Selamat beribadah. (HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar