(Jakobus 4: 13-17)
“d.v.” singkatan dari Deo
volente (bahasa Latin), God willing (bahasa Inggris). Artinya: Jika TUHAN menghendaki.
Singkatan ini pernah sangat populer di kalangan orang Kristen abad ke-18 (menurut
Kamus Merriam-Webster, frase ini diketahui telah digunakan pertama kali pada
tahun 1763; menurut Dictionary.com tahun 1767). Namun seiring dengan
berjalannya waktu, frasa ini hampir lenyap dari peredaran. Di Indonesia, frasa
latin seperti Deo volente ini tidaklah begitu umum dikenal, walaupun cukup
akrab dengan keseharian masyarakatnya yang majemuk. Akrab? Tentu saja pembaca
tahu itu.
Kehidupan manusia penuh dengan rencana-rencana. Menyangkut rencana
masa depan. Salomo berkata: “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan
kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami
kekurangan.” (Ams.21: 5). Tindakan yang tergesa-gesa dan tanpa perhitungan
matang bisa berisiko kesulitan hidup. Yesus sendiri mengatakan tentang perlunya
berpikir masak-masak dan mempertimbangkan kalkulasi untung rugi sebelum
seseorang memutuskan untuk menjadi pengikut-Nya (baca Luk. 14: 27-33).
Yakobus
mengatakan, "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana
kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung,' sedang kamu
tidak tahu apa yang akan terjadi besok" (Yak.4: 13-14). Kita bisa saja
membuat investasi bisnis dengan berbagai cara yang dianggap menguntungkan.
Banyak orang Kristen yang pindah ke kota lain bahkan ke negara lain untuk
memperluas usahanya, atau sekadar mencari kehidupan yang lebih baik, dan mereka
berhasil. Sebagian menjadi penyumbang potensial bagi jemaat di tempat mana
mereka tinggal. Merencanakan kehidupan yang lebih baik adalah hal yang normal
dan logis, namun kita harus menyadari bahwa hidup itu sendiri lebih penting
daripada harta kekayaan. Yesus berkata: "Hai engkau orang bodoh, pada
malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan,
untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan
harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah." (Luk.12:
20-21). Sangatlah masuk akal untuk merencanakan sesuatu dengan rencana-rencana
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Secara perorangan maupun
keluarga-keluarga perlu menabung bagi masa depan serta membuat persediaan untuk
biaya-biaya tak terduga.
Seseorang pernah berkata, "Dalam hidup ini
satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian." Karena itu hendaklah
setiap kebijakan yang kita rencanakan seharusnya bergantung pada Tuhan, sebab
kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari. Yakobus mengatakan:
"Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."
(ay.15). Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Korintus, "Tetapi aku akan
segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya..." (1Kor.4: 19). Artinya
kita harus mengandalkan TUHAN, menyerahkan semua rencana kita kepada-Nya. Selamat
hari minggu! Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar