MULIAKAN TUHAN
DENGAN HARTA MILIK-MU!
1
Rajaraja 21: 1-16
Suatu hari, Midas
menyelamatkan Silenos, yang sebelumnya ditangkap oleh raja Likurgos. Midas tahu
siapa Silenos dan memerlakukannya dengan sangat baik. Setelah menjamu Silenos
selama sepuluh hari, Midas mengembalikan Silenos kepada Dionisos. Atas
kebaikannya, Midas dihadiahi satu permintaan. Midas meminta supaya apapun yang
disentuhnya berubah menjadi emas. Dionisos mengabulkannya meskipun dia
menyayangkan mengapa Midas tidak meminta sesuatu yang lebih baik. Midas sangat
senang, dia menyentuh pohon dan batu yang kemudian berubah menjadi emas. Midas
merasa bahwa kini dia bisa menjadi raja paling kaya di dunia. Midas lalu pulang
dan menyuruh pelayannya menyiapkan makanan. Tetapi dia segera menyadari bahwa
dia tak bisa menikmatinya karena makanan dan air pun berubah menjadi emas.
Bahkan dia membuat putrinya sendiri menjadi emas. Keinginan yang berlebihan
boleh menjadi tidak terbendung, boleh menjadi tidak terarahkan, boleh menjadi
tak terkendalikan.
Itulah jugalah yang dialami Ahab dan Izebel. Seorang raja dan
permaisuri, yang seharusnya membantu rakyat mempertahankan harta miliknya,
malah menjadi menggerogoti harta dan nyawa rakyatnya. Betapa menyakitkannya
akibat dari sebuah keinginan yang berlebihan.
Nabot adalah salah seorang bangsa
Israel pemilik sebidang tanah, yang tetap setia dan percaya bahwa tanah yang
dia dapat adalah warisan dan pemberian Tuhan.
Ahab adalah seorang raja Samaria yang
memiliki seorang istri Izebel, yang bukan orang Israel. Ahab menginginkan tanah
Nabot tersebut, berusaha mengambil alih kebun anggur Nabot untuk dijadikan
kebun sayur. Tentulah keinginan Nabot ini, yang walaupun dia seorang raja
Samaria sudah melanggar ketentuan, bahwa tanah warisan tidak boleh berpindah
pemilik, kemudian melanggar titah ke-10 (Jangan engkau mendambakan akan rumah
sesamamu. Jangan engkau mendambakan akan istrinya, atau pembantunya laki-laki,
maupun perempuan, ternaknya, atau segala sesutu milik mereka). Demi mewujudkan
keinginan Nabot tersebut, Izebel membantu, dan mengarang cara bagaimana
mendapat tanah Nabot tersebut, sampai menyingkirkan Nabot dengan tuduhan palsu
yang mematikan. Nabot berkeras mempertahankan kebun anggurnya, karena tidak mau
kehilangan kebun anggur sukacita dari Tuhan. Nabot mati dibunuh dalam
mempertahankannya. Sikap Nabot tegas, dia tidak mau melepaskan kebun anggur
yang merupakan warisan/milik pusakanya, walaupun ada penawaran, yang menurut
dunia, itu sangat indah.
Tentulah Anda, juga salah seorang yang setia
mempertahankan anugerah Tuhan yang Anda terima! Jangan pernah menjualnya! Selamat
hari Minggu! Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar