Memaknai
Resiko Sebuah Pekerjaan
Kisah Para Rasul
18: 1-8
Hidup ini penuh dengan resiko dan
tantangan, artinya tidak selalu sama dengan apa yang kita harapkan. Untuk itu
perlu ada pemahaman sebelumnya akan apa yang akan kita kerjakan serta analisa
akan resiko baik keberhasilan ataupun kegagalan. Mempersiapkan diri baik secara
moral; maupun psikologi, sehingga kita akan dimampukan untuk berbuat, berani
mengambil keputusan dan berani menghadapi masalah. Orang yang telah mampu
mempersiapkan diri untuk itu, dia tidak akan mudah kecewa dan putus asa jikalau dia menemui kegagalan atau kekecewaan, juga
tidak terus berbesar hati jikalau mencapai keberhasilan.
Dalam setiap apa yang kita mau kerjakan, misalnya yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan/sosial boleh jadi
tidak semua orang berterima dengan baik, ada yang menolak, ada yang menerima, ada yang pesimis, terutama jikalau kita
mau menegakkan kebenaran dan keadilan, pasti akan menghadapi tantangan dari
mereka yang tidak mau dikoreksi, ditegor sebab di sana ada kepentingan mereka yang terganggu. Penolakkan, perselisihan akan terjadi jikalau ada ketersinggungan
kepentingan juga karena ketidakmampuan untuk mengerti dan memahami apa yang ia
dengar dan ia lihat.
Paulus
mengalami penolakan dari bangsa Yahudi sendiri disebabkan ketertutupan hati
mereka tentang Yesus yang adalah Mesias, tidak hanya ditolak tapi juga diejek, dihina serta dimusuhi. Menyikapi itu
Paulus tidak menyerah dengan apa yang harus dia lakukan sesuai yang ditugaskan
Tuhan kepadanya. Dia berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain, mengajar di
rumah-rumah ibadat dan berusaha meyakinkan
para pendengarnya akan siapakah Yesus
sebenarnya.
Dia pindah
dari Athena ke Korintus, kota yang terbuka dengan segala kebudayaan. Paulus
tidak menggantungkan kehidupannya kepada orang di mana ia tinggal, tetapi ia bekerja sebagai pembuat tenda.
Kalaupun seseorang menutup pintu hatinya
akan Firman Tuhan, tetapi Tuhan akan membukakan hati orang lain untuk
menerimanya. Untuk itu perlu ketabahan, kesabaran serta pengharapan, semuanya
jikalau kita merasa bahwa pekabaran injil itu adalah merupakan tanggung jawab
dan kewajiban kita. Paulus berkata: “Celakalah aku
jikalau aku tidak memberitakannya.” Orang percaya menyebarkan kabar baik, tetapi Tuhan
sajalah yang memberikan pertumbuhan dalam hati si penerima, kebenaran tidak
kembali begitu saja ke asalnya sebelum berbuah (bnd. Jes. 55:10-11);
dan bagi mereka yang tidak mau diubah oleh Firman Tuhan, mereka sendirilah yang
akan menerima kemalangan dan hukuman (1 Kor. 18:6). Tugas pekabaran injil adalah
merupakan tanggung jawab dan kewajiban semua orang yang percaya akan Yesus
Kristus. Mari berzending. Amin. Selamat hari Minggu. (HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar