Tuhan Beri Penghiburan
Dan
Pengharapan
Yesaya 41:14-20
Hidup ini tidak selamanya sesuai dengan apa yang kita
inginkan, dan juga kita terkadang tidak begitu mempedulikan setiap dampak dari
apa yang kita lakukan/kerjakan atau ucapkan. Terkadang kita hanya mengikuti
selera/keinginan kita saja. Baru setelah kita gagal, kita mau menyadarinya, dan
minta dukungan untuk sebuah pengampunan (permohonan maaf). Penyesalan selalu
datang terlambat, kata banyak orang, untuk itu adalah baik jikalau kita selalu
waspada dalam segala tingkah laku kita baik terhadap sesama maupun di hadapan
Tuhan (bnd. Amsal
4:23). Penderitaan yang kita alami banyak
diakibatkan oleh apa yang kita lakukan.
Seperti halnya dengan Bangsa Israel yang selalu mengikuti keinginan hatinya,
mereka meninggalkan Tuhan, dan akhirnya harus terbuang ke Babel, diusir dari
tanahnya sendiri dan menjadi budak di negeri orang.
Jikalau kita kehilangan kebebasan hidup, akibat tekanan
dari dunia sekitar kita, tentu kita juga akan kehilangan sukacita, motivasi
dan semangat hidup. Penderitaan terkadang menyadarkan kita dengan apa dan
bagaimana kehidupan kita masa lalu. Sebagaimana bangsa Israel, pembuangan yang
mereka alami, menyadarkan mereka akan pemberontakan mereka akan Tuhan, mereka telah kehilangan kebebasan, kehilangan
sukacita dan pengharapan untuk masa depan. Mereka ketakutan dan sepertinya
tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, mereka berhadapan dengan kekuasaan
dunia. Melihat keadaan bangsa itu, Tuhan hadir dengan
menyuarakan pembaharuan. Nabi Yesaya Tuhan utus untuk menyuarakan penghiburan, semangat baru, tentu konsekuensinya mereka
harus berubah, bertobat dan menyesali segala perbuatan mereka yang salah di
hadapan Tuhan. Tuhan memberi mereka harapan baru dengan menyadarkan kelemahan,
ketidakberdayaan mereka, yang disejajarkan dengan cacing; ”Jangan takut
hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel. Akulah yang menolong engkau... yang
menebus engkau ialah Yang Maha Kudus, Allah Israel” (ay. 14). Tuhan tidak saja akan membebaskan
mereka dari Babel, tetapi juga akan memberikan mereka kekuatan dan kesejahteraan, pendampingan dan
penyertaan (ay. 13: ” ...Sebab Aku ini Tuhan, Allahmu yang memegang
tanganmu...”) dengan
mengubah padang gurun menjadi telaga, sungai-sungai akan memancar, menanam pohon ares, pohon
penaga, pohon murad dan pohon minyak, pohon sanobar, pohon berangan dan pohon
cemara (18-19). Tujuannya supaya siisi dunia melihat kekuasaan Tuhan yang berdaulat
atas seluruh ciptaanNya, kuasa kasihNya atas bangsa Israel, dan
melahirkan ketakutan dan kegentaran di antara bangsa-bangsa (ay. 11-12).
Tuhan lebih dahulu mengalahkan ketakutan dan kekuatiran
dari dalam diri kita, supaya kita dapat melihat dengan benar bagaimana Tuhan
berkarya dalam kehidupan kita, membawa kita kepada perubahan dan pembaharuan
hidup untuk lebih layak di hadapan Tuhan. Datanglah kepada Tuhan dengan segenap
hati, ketulusan, iman dan cinta kasih kita kepada Tuhan Allah yang
menyelamatkan kita.
Hidup
tanpa pengharapan akan dibayangi oleh ketakutan, kekhawatiran dan keraguan,
akan mudah diombang-ambingkan oleh rupa-rupa pengajaran. Tetapi dengan Firman
Tuhan hari ini, kembali menyemangati kehidupan kita (ay. 13 jangan takut hai cacing Yakub, hai si
ulat Israel)
membangun pengharapan bagi orang yang lemah, putus asa, biarlah masa lalu
menjadi kenangan untuk pengharapan yang lebih baik. Amin (HS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar