Hidup
Dalam Pembaharuan Moral dan Iman
Perubahan dalam segala hal, adalah
merupakan konsekwensi kehidupan, berubah dalam hal pemahaman menuju kepada hal
yang lebih baik, berubah dalam sifat dan kelakuan menuju kepada kedewasaan
moral, berubah dalam pemahaman akan nilai hidup yang sesungguhnya, demi suatu
nilai yang bermakna. Kesadaran moral akan nilai perubahan itu akan membawa kita
kepada kesungguhan, menuntun hati dan pikiran kita ke dalam kebenaran nilai,
serta menuntun hati dan pikiran itu ke dalam kesungguhan, ketaatan dan
kejujuran hidup. Memaknai nilai kehidupan yang bermakna bagi diri sendiri, bagi
orang lain juga di hadapan Tuhan,
Pengalaman sejarah bisa juga mengubah
pola pikir kita akan sebuah perjalanan kehidupan, atau menjadi alat untuk
mengevaluasi apa yang telah kita lalui untuk hidup yang lebih baik di masa
depan. Pengalaman sejarah akan membawa kita kepada kehati-hatian untuk tidak
kembali jatuh, untuk tidak terprovokasi kepada hal-hal yang tidak berguna,
tetapi menuntun kita kepada pemahaman baru, kotivasi dan semangat baru. Pembaharuan
bisa lahir dari kesadaran moral dan iman (Roma 12:2), tetapi boleh juga karena
kita dipaksa harus berubah untuk memulihkan keadaan yang telah rusak
sebelumnya.
Pembaharuan moral dan iman yang
dilakukan Allah kepada umat-Nya Israel, bukan saja pemulihan/pembaharuan
lahiriah tetapi dimulai dari hati, sifat dan karakter umat-Nya. Pemulihan bukan
saja sekedar perubahan/reformasi bentuk, tetapi merupakan transformasi dari
dalam ke luar (hati kepada perbuatan). Tuhan memulihkan umat-Nya dari
keterikatan akan dosa, dengan mentahirkan mereka dari segala kenajisan dan
berhala (ay. 25), dan pentahiran itu dimulai dari bagian yang paling inti dalam
hidup umat-Nya yaitu hati dan roh (ay. 26-27). Hati adalah pusat kepribadian
seseorang yang lebih utama dan pertama Tuhan ubah untuk dapat melihat bagaimana
Tuhan berkarya dalam hidupnya dan di dunia ini. Dari sikap hati yang
pemberontak/keras menjadi penurut dan taat kepada-Nya, supaya nama-Nya senantiasa
dipermuliakan. “Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu, dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada
peraturan-peraturanKu dan melakukannya” (ay. 27).
Pembaharuan hidup, batin yang dikerjakan
oleh Allah dengan Roh-Nya, semata-mata bukanlah karena pribadi kita yang
unggul, tetapi semata-mata adalah kasih Karunia-Nya. Bagaimana kita harus
bersyukur di mana Yesus yang oleh darahNya yang tercurah telah mentahirkan kita
dari dosa, mengubah kehidupan kita dari orang yang seharusnya dihukum (mati)
menjadi orang yang menerima pembenaran dan pengampunan (memperoleh hidup baru
dan selamanya). Amin. (HS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar