BERNYANYILAH
UNTUK KEMULIAAN TUHAN
(1 Tawarikh 16:7-13)
Nyanyian merupakan ekspressi jiwa seseorang yang
bernyanyi, sebab dengan nyanyian dia dapat mencurahkan isi hati, pergumulan,
sukacita juga harapannya. Nyanyian juga dapat menjadi kesaksian iman seseorang,
pengutaraan akan pengalaman hidup. Untuk itu perlu ada kesungguhan dalam
bernyanyi, dalam artian bagaimana kita mampu menghayati jiwa nyanyian yang
tengah kita nyanyikan. Indahnya sebuah nyanyian, jikalau kita nyanyikan dengan
sungguh sesuai dengan jiwa dan makna lagu yang kita nyanyikan,
misalnya
keharmonisan antara jenis suara (Alto, sopran, tenor, bass) yang menciptakan suatu harmoni yang
indah yang akhirnya juga dapat membangkitkan semangat, gairah, reaksi dari
setiap orang yang ikut mendengarkan dan menyanyikannya.
Bernyanyi dengan
nyanyian baru, boleh ada dua makna yang terkadung; seperti menyanyikan lagu
baru yang belum pernah dinyanyikan (materi, teks), dan bernyanyi dengan
motivasi, semangat, pemahaman yang baru (cara,
motivasi,
menyanyikannya dan
pemahaman).
Ber-Kantate “bernyanyi untuk Tuhan dengan motivasi,
semangat, baru, memuji kebesaran kasih dan keagungan Tuhan. Raja Daud mengajak
seluruh bangsa Israel untuk bernyanyi dengan sukacita, memuji kebesaran kasih
Tuhan yang memulihkan pengharapan mereka, yang menjawab kerinduan iman mereka,
di mana tabut perjanjian Tuhan telah kembali ke Yerusalem.
Tabut perjanjian yang adalah merupakan lambang kehadiran
Tuhan di tengah-tengah umat Israel. “Bernyanyilah
bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib
(ay. 9),
menyanyikan segala perbuatan ajaib yang Tuhan perbuat, menyanyikan kehadiran
dan campur tangan Tuhan dalam setiap aras kehidupan umat-Nya, menyanyikan
kepedulian Tuhan yang mengampuni dan menyelamatkan umat-Nya.
Bagi Daud, adalah mukjizat Tuhan yang sangat luar biasa, bila ia bisa menjadi
raja di Israel, bila ia dimampukan mengalahkan Goliat, juga saat dia lolos dari
rencana pembunuhan oleh Saul. Daud mengaku semuanya itu hanyalah oleh karena kasih
penyertaan Tuhan semata, yang memberikan dia kesempatan untuk mengalami
semuanya itu. Itulah sebabnya ia mengobarkan hatinya dan rohnya untuk ber”kantate”, memuji Tuhan.
Puji-pujian akan Tuhan akan keluar dari hati bila kita mengenal
dan mengakui perbuatan serta mukjizat Tuhan dalam perjalanan kehidupan kita. Puji-pujian adalah juga merupakan dan menjadi kesaksian iman
setiap orang percaya yang mengakui segala perbuatan Tuhan dalam hidupnya. Pdt. Eka Darmaputra, pernah berkata: “Hanya orang yang beriman
kepada Tuhan yang bisa bernyanyi (ber”kantate”), sebab hanya dengan pengalaman
dan penghayatan iman seperti itulah kita dapat menyanyikan nyanyian baru dan
puji-pujian bagi Allah. Menjadi pertanyaan: Masihkah ada pengakuan dan kekaguman
kita atas segala perbuatan Tuhan dalam setiap langkah kehidupan kita yang dapat
kita nyanyikan? Masihkah ada kita rasakan mukjizat kasih Tuhan yang dapat mendorong iman sukacita kita
untuk bernyanyi bagiNya? Berkat Tuhan, mari hitunglah, kau niscaya akan kagum
oleh kasihNya, maka kita pun akan dimampukan untuk ber-“kantate” bagi Tuhan.
Amin. (HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar