BERSUKACITA DI DALAM TUHAN
(1 Tesalonika 2: 13-20)
Bagi orang-orang yang sedang tinggal
berjauhan dengan orang yang dikasihinya, entah seorang bapak yang harus pergi
merantau meninggalkan keluarganya, atau seseorang yang sedang berjauhan dengan
kekasihnya, pasti sangat senang dengan perkataan “Napuran Tanotano, rangging masiranggonan. Badanta padaodao, tondinta
masigomgoman.” (Tanaman Sirih
Tanotano, tumbuh batangnya lilit melilit, kita tinggal berjauhan tempat, roh
kita saling “memberkati”) atau “jauh
di mata, dekat di hati”. Istilah yang sudah populer sejak lama sekali.
Memang dalam beberapa hal, kita harus mengalami hal yang tidak enak, yaitu
harus berpisah sementara dengan orang yang kita kasihi, entah karena pekerjaan
kita, studi, pelayanan, atau hal-hal lain yang kita tidak bisa prediksi
sebelumnya.
R
|
asul Paulus pun mengalaminya. Tetapi
rasa kasih yang dirasakan Paulus di sini, sedikit berbeda dengan apa yang kita
rasakan. Jika kebanyakan dari kita biasanya merindukan beberapa orang yang jauh
dari kita, rasul Paulus merindukan begitu banyak orang, yaitu jemaat-jemaat di
setiap kota yang pernah dikunjunginya. Salah satunya jemaat Tesalonika. Jemaat
Tesalonika adalah salah satu dari jemaat yang didirikan sendiri oleh Paulus. Namun
Paulus hanya sebentar saja berada di Tesalonika dan harus pergi ke daerah lain
untuk meneruskan pemberitaannya. Itulah sebabnya dalam suratnya ke jemaat
Tesalonika, bahwa walaupun Paulus seketika terpisah dengan mereka, yaitu jauh
di mata, akan tetapi mereka selalu dekat di hati (ay.17a). Bahkan Paulus
sendiri mengatakan bahwa ia sangat rindu untuk ingin bertemu kembali dengan
jemaat Tesalonika dan telah berusaha untuk datang menjenguk mereka (ay.17). Namun
keinginan yang sangat kuat itu, selalu dicegah oleh iblis (ay.18).
Rasa kasih dan rindu itu, suatu chemistry antara Paulus dengan
jemaat-jemat yang dilayaninya. Bagi Paulus, jemaat-jemaat Tuhan tersebut adalah
pengharapan dan sukacitanya. Mereka adalah mahkota kemegahan bagi Paulus ketika
Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya (ay.19). Ada dua pertanyaan yang selalu
tertuju kepada kita: Pertama, apakah kita sudah percaya kepada Tuhan Yesus? Dan
yang kedua, apa yang sudah kita lakukan bagi Tuhan Yesus?
Berbahagialah kita jemaat Tuhan, yaitu orang-orang
yang percaya dan meniru Tuhan Yesus dan juga meniru Paulus. Maka kita jemaat
gereja Tuhan mampu menjawab pertanyaan tersebut dengan benar dan tepat. Jangan
pernah berhenti mengikut dan meniru Tuhan Jesus dan rasul-Nya. “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang
telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan
contohlah iman mereka.” (Ibrani 13:7). Selamat hari Minggu. Amin. (NS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar