PENELAAHAN
ALKITAB (PA) REMAJA
HKBP
PONDOK GEDE RESORT PONDOK GEDE
Jumat,
20 April 2018
1. Bernyanyi BN.
HKBP No. 24:1-2 “Lawatlah Tuhan”
Lawatlah Tuhan,
kami umatmu. Kami mau memuji Tuhan, kar’na kasih dan rahmat-Mu. Lawatlah
Tuhan, kami umat-Mu.
Kasihanilah, kami
yang sesat, Kaulah Yesus pertolongan, yang memb’ri keselamatan. Kasihanilah,
kami yang sesat.
2. Doa Pembuka
3. Pembacaan Nats:
Amsal 24: 10 U J I A N
4. Penjelasan
“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan,
kecillah kekuatanmu.” (Amsal 24:10)
Bagaimana
suasana ketika kita sedang menghadapi ujian baik di tingkat sekolah? Biasanya
suasana yang muncul adalah suasana tenang dan hening. Hampir tidak ada pengawas
yang malah ribut-ribut ketika sedang mengawas ujian, kecuali pengawasnya tidak
bertanggung jawab atau tidak benar. Agaknya itu menjadi bahan perenungan bagi
Rick Warren sehingga ia pada suatu kali berkata: “The teacher is always
silent when the test is given. If God is silent in your life right now, it’s a
test of faith.” Rick Warren menyinggung saat-saat di mana Tuhan memilih
untuk diam, bukan dengan tujuan untuk membiarkan kita menderita atau tidak
peduli terhadap persoalan kita, tetapi karena Dia menginginkan sebuah
pertumbuhan iman yang signifikan demi kebaikan kita sendiri, dan Rick mengambil
contoh yang mudah dicerna lewat sikap seorang guru ketika mengawasi ujian.
Ujian. Itu harus kita hadapi jika kita mau naik kelas atau naik ke tingkat yang
lebih tinggi. Tidak ada orang yang naik kelas dan lulus tanpa melalui ujian
bukan? Karenanya itu contohnya sederhana mudah untuk kita mengerti, hubungannya
dengan saat-saat ketika Tuhan memutuskan untuk berdiam diri di saat kita tengah
menghadapi kesesakan.
Hidup
itu penuh dengan ujian. Kita tidak akan bisa mandiri apabila terus bersikap
manja. Dalam menghadapi berbagai ujian lewat segala macam dimensi problema
kehidupan ada sesuatu yang penting untuk kita perhatikan. Masalah boleh hadir,
tapi bagaimana sikap kita menghadapinya akan membawa perbedaan nyata. Kita bisa
memilih untuk mengeluh, kecewa atau larut dalam mengasihani diri sendiri secara
berlebihan atau kita bisa menguji iman kita, sampai di mana kita kenal Yesus,
sampai di mana kekuatan pengharapan lewat iman kita. Jika kita gampang
menyerah, itu artinya kita belum mampu untuk percaya sepenuhnya kepada kuasa
Kristus. Lihatlah apa yang tertulis dalam Amsal. “Jika engkau tawar hati
pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” (Amsal 24:10). Kalau kita gampang
menyerah ketika menghadapi kesesakan, kita tidak akan pernah bisa bertumbuh
baik secara mental maupun rohani. Kekuatan kita akan tetap kecil atau malah
menyusut. Ujian demi ujian yang kita hadapi akan mampu membawa kita ke level
yang lebih tinggi. Go to the next level. Jika kita menyikapinya dengan
benar, tetap dalam pengharapan yang tidak pernah padam di dalam Kristus, kita
akan mendapatkan hasil luar biasa dalam pertumbuhan iman kita. Lihatlah apa
yang dihadapi tokoh-tokoh Alkitab. Mereka bertemu dengan ujian-ujian yang
sungguh berat, yang bagi logika manusia kelihatannya tidak masuk akal. Tapi
mereka berhasil membuktikan bahwa percaya sepenuhnya pada Tuhan akan membawa
hasil luar biasa. Daud harus bertemu dengan Goliat di usia yang masih sangat muda.
Itu adalah ujian yang tidak main-main dan taruhannya nyawa. Tapi Daud
mengandalkan Tuhan, percaya penuh kepadaNya dan ternyata sukses. Dari sanalah
Daud kemudian dikenal. Abraham mengalami ujian yang sungguh berat. Menanti
janji Tuhan begitu lama di usia yang sudah tua renta, dan ketika ia
memperolehnya, ia malah diminta mengorbankan anaknya. Tapi Abraham percaya pada
Tuhan, dan ia melalui ujian dengan baik dan lulus dengan sangat memuaskan. Ia
pun disebut bapa orang beriman lewat serangkaian ujian tersebut. Ujian boleh
datang, namun cara kita menyikapinyalah yang akan membuat perbedaan.
Mari
kita lihat apa kata Yakobus. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu
kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu
tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah
ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan
utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” (Yakobus 1:2-4). Ujian terhadap
iman menghasilkan ketekunan. Lalu ketekunan itu pada suatu ketika akan
memperoleh buah yang matang, dan kita pun menjadi semakin sempurna, utuh dan
tak kekurangan apapun. Anda mungkin bisa stres dalam menghadapi ujian di
sekolah, tapi anda tentu tahu bahwa tanpa itu anda tidak akan pernah lulus dan akan
menjadi siswa abadi. Maka suka atau tidak, anda akan menghadapi ujian dengan
sungguh-sungguh dan berharap bahwa anda melakukannya dengan baik dan setelahnya
dinyatakan lulus. Begitu pula dengan ujian terhadap iman. Kalau begitu buat apa
kita meratap, mengamuk atau melakukan reaksi-reaksi negatif lainnya? Yakobus
mengatakan: “anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam
berbagai-bagai pencobaan.” Kita bukan harus bersedih, tapi seharusnya bahagia.
Karena alasannya jelas, untuk kebaikan kita sendiri juga, untuk menghasilkan
buah dalam hidup kita. Kita tidak akan bisa bertumbuh dan naik ke jenjang yang
lebih tinggi apabila kita tidak menghadapi atau gagal dalam ujian. So don’t
give up! Kita tidak akan memperoleh hasil apa-apa selain kegagalan dengan tawar
hati. Bukannya baik, malah hanya akan menambah masalah saja nantinya. Karenanya,
hadapilah ujian dengan penuh ungkapan syukur. Jangan lari dari masalah, tapi
hadapilah dengan tegar sambil terus berpegang teguh pada pengharapan dalam iman
akan Tuhan. Amin.
5. Diskusi
a. Adakah di antara Anda ada yang tengah
menghadapi ujian? Bagaimana pendapatmu setelah menerima
penjelasan PA ini?
6. Bernyanyi KJ.
No. 25:1 “FirmanMu Tuhan Allahku”
Firman-Mu Tuhan
Allahku, tak ternilai bagiku. Kujadikan peganganku, di tiap langkah hidupku. Kalau
bukan Firman Tuhan, dasar iman umat-Mu. Apakah dasar yang kuat, selain Firman
Tuhanku.
7. Doa Syafaat
8. Bernyanyi BN.
HKBP No. 15:1-2 “Andai ‘ku punya suara indah” (Persembahan)
Andai ‘ku punya suara indah, seribukali
suaraku.
Aku bermazmur sangat indah, dari seluruh
jiwaku.
Hatiku sangat bergemar, memuji karya cipta-Mu.
Andaikan suaraku menjangkau
semua alam ciptaan-Mu.
Akan ‘ku ajak semua makhluk
nyanyikan kidung bagi-Mu.
Hendaklah jiwa ragaku, memuji
Tuhan Allahku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar