Saksikanlah
Kebenaran itu Sebuah Kebenaran
(Kisah Para Rasul 10: 39 – 43)
Untuk
menjadi saksi terhadap sebuah perkara atau kejadian perlu ada tanggung jawab
moral dan pemahaman akan apa yang akan kita saksikan. Artinya dalam sebuah
kesaksian dituntut sebuah pertanggung jawaban, sebab jikalau kita bersaksi
palsu misalnya dalam sebuah perkara di pengadilan, maka kita juga akan dituntut
dan di hukum sesuai dengan undang undang yag berlaku, itu sebabnya setiap saksi
akan lebih dahulu diangkat sumpahnya dengan tujuan untuk melahirkan kehati
hatian, tanggung jawab dan kejujuran. Kesaksian kita dapat mempengaruhi banyak
hal; seperti membantu penegakan hukum kebenaran dan keadilan, membawa pemahaman
banyak orang tentang perkara yang sedang berlangsung, membawa nilai moral dan
kehidupan.
Kebangkitan Yesus bukanlah dongeng atau cerita belakang, akan tetapi
adalah fakta dan kebenaran, yang nyata dalam sejarah yang disaksikan oleh para
murid dan menjadi milik semua bangsa. Itulah yang diberitahukan Petrus kepada
Kornelius. Petrus menyampaikan kesaksiannya, bukan hanya apa yang dia
percayai tetapi yang ada dialaminya.
Dalam hal ini kita belajar dalam beberap
hal tentang kepercayaan kepada Yesus, pertama: Iman kepercayaan itu didasarkan
kepada kebenaran dan fakta bukan ilusi atau dongeng / khayalan (10: 37-38 );
Kedua; kepercayaan akan Kristus mendapat dukungan dari para saksi mata atas
peristiwa tersebut (ay.39); Ketiga; sikap penerimaan atau respon terhadap Yesus
yang diberitakan akan memnerikan dampak akan status kita di hadapan Allah,
sebab barang siapa yang percaya dan menerimanya, dia akan memperoleh
pengampunan dan hidup baru dan sebaliknya
mereka akan tetap merasa dalam dosa dosanya, sehingga dia tidak akan
pernah memiliki hidup dan kehidupan baru.
Patrus
dalam tugas kesaksiannya berani menerobos kebiasaan yang berlaku di mana saat
itu bagi orang Yahudi bergaul dengan non
Yahudi adalah merupakan larangan. Petrus mendobrak ketertutupan dan sifat rasis
mereka, sebab Allah tidak pernah menghendaki adanya perbedaan dan ketertutupan.
Allah tidak pernah memandang muka atau membeda-bedakan, tetapi, di hadapan
Tuhan kita semua orang berdosa, dan orang yang layak menerima pengampunan, dan
itu telah dilakukan Yesus melalui dan di dalam salib. Petrus juga menyampaikan
bahwa kehidupan, kematian dan
kebangkitan Yesus adalah milik semua bangsa.
Firman Tuhan, kebenaran kebangkitan Yesus telah
mempersatukan semua orang percaya dari segala bangsa, suku, bahasa, merobohkan
adat dan tradisi yang membentengi diri dalam pemahaman yang salah. Yesus
membawa perubahan dan persekutuan baru. Sama halnya Petrus, hendaknya seruluh umat
percaya menjadi saksi Kristus di lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar