Selasa, 31 Januari 2017

RENUNGAN MINGGU IV SETELAH EPIPHANIAS 5 FEBRUARI 2017

Memiliki Pikiran Kristus
                  (1 Korintus 2: 6-16)






T
erjadi konflik di Jemaat Korintus mengenai golongan jemaat mana yang lebih benar dan berhikmat. Menurut orang Yahudi Kristen, mereka lebih berhikmat daripada orang Yunani Kristen karena mereka adalah bangsa pilihan.


Hikmat dunia atau hikmat manusia mungkin saja terdengar indah, tetapi belum tentu hikmat itu mengarahkan orang kepada Kristus dan karya salib-Nya. Apakah hikmat itu? Kata “hikmat” berasal dari bahasa Yunani yaitu “sophia”. Kata “sophia” dalam bahasa Inggris yaitu “wisdom”. Kata “wisdom” dalam bahasa Indonesia hikmat atau kebijaksanaan. Ada beberapa pemahaman tentang hikmat, yaitu:

· Pertama, hikmat adalah kemampuan atau keterampilan untuk mengerjakan pekerjaan seni. Seseorang yang bisa mengerjakan karya seni yang indah yang tidak bisa dikerjakan oleh orang lain bisa kita sebut sebagai seseorang yang memiliki hikmat.

·  Kedua, hikmat adalah kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah-masalah kehidupan sehari-hari. Semisal Salomo dengan hikmat dalam pengertian yang dimilikinya (1 Raja 3).

·   Ketiga, hikmat adalah cara pandang dan cara hidup yang secara moral benar. Dalam kitab Amsal, Salomo mengajarkan tentang hikmat dalam pengertian.
·     Keempat, hikmat adalah pola pikir yang sesuai dengan pola pikir Allah. Dalam Kitab Perjanjian Baru, apa yang dilakukan dan dikatakan oleh Tuhan Yesus merupakan hikmat Allah. Keselamatan melalui pengorbanan Kristus di kayu salib merupakan hikmat Allah yang sulit dipahami oleh orang-orang yang berpikir dalam pola pikir filsafat Yunani, pun cara berpikir dunia.

Maka dapat kita pahami bahwa hikmat yang benar sesungguhnya bersifat rohani. Dalam 1 Korintus 2: 6-16 ini, rasul Paulus menegaskan bahwa hikmat Allah selalu berfokus dan berpusat pada berita tentang penderitaan dan pengorbanan Yesus di atas kayu salib. Oleh sebab itu, rasul Paulus menghendaki setiap orang Kristen memiliki pemahaman yang benar tentang hikmat, karena iman Kristen tidak didasarkan pada hikmat manusia, tetapi didasarkan pada hikmat Allah. 

Melalui Roh yang berasal dari Allah, kita dimampukan mengerti bahwa keselamatan kita diberikan Allah secara cuma-cuma. Roh Allah memampukan kita menjadi orang dewasa rohani mengetahui pikiran Tuhan, dan memiliki pikiran Kristus bahwa keselamatan murni pekerjaan Allah (Ef.2:8-9). Milikilah pikiran Kristus sehingga totalitas hidup dan perilaku Anda selalu sesuai dengan hikmat Yesus Kristus. Selamat hari Minggu. 

Amin.

Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RENUNGAN MINGGU ADVENT I 28 NOVEMBER 2021

MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN DALAM KEKUDUSAN (1 Tesalonika 3: 9-13) Surat ini ditujukan kepada komunitas pengikut Kristus di Tesalonika. L...