DAN
YANG DIIKUTI’
Sebuah Nyanyian Rohani HKBP No. 690: “Mengikut Yesus keputusanku, S'luruh hidupku mengikut Yesus .... 'ku tak
ingkar, 'ku tak ingkar..” Adalah merupakan suatu keputusan atau pernyataan
pribadi tentang apa yang akan dia lakukan dan tentang kepada siapa ia akan
belajar dan menyerahkan diri. Mengikuti dan diikuti adalah dua kalimat yang
masing-masing mempunyai tujuan, alasan yang berbeda. Mengikut
boleh jadi berarti menurut, patuh dan menyerahkan diri, yang lahir dari
keputusan sendiri, dengan alasan tersendiri. Sementara mengikuti, boleh jadi
berarti membuntuti, berjalan di belakang, meniru atau melakukan setiap apa yang
diperintahkan kepadanya (misalnya jilakau kita mengikuti seorang instruktur
olah raga, kita mengikuti, meniru, melakukan apa yang dikatakan dan
diperintahkan). Siapa yang diikuti adalah mereka yang dirasakan dapat memberi
kenyamanan, keteladanan, serta kehidupan.
Seseorang
boleh jadi memilih para pengikutnya atau muridnya, dia yang memanggil, dia yang
mengajari, dia yang menuntunnya ke arah apa yang dia inginkan. Tidak semuanya
yang pernah bertemu dengannya akan dipanggil menjadi pengikutnya, tetapi dia
akan pilih dan seleksi sesuai dengan penglihatan, pengenalan dan
pemahamannya akan kepribadian mereka yang dipilihnya. Dan tidak semua juga
mereka yang diminta mengikutinya setuju, banyak yang menolak dengan alasan masing-masing.
Bagaimana dengan Petrus, Yohanes, Andreas dan Yakobus, ketika Tuhan
Yesus memanggil mereka dan meminta mereka untuk mengikutiNya? Yesus panggil
mereka dari tempat kerja, Tuhan panggil mereka dari kebiasaan hidup. Ketika
Yesus katakan: “Ikutlah Aku ..”, mereka serta merta meninggallan pekerjaannya,
meninggalkan segala alat kerja yang mereka pakai untuk mengikuti Yesus. Mereka
tinggalkan semuanya tanpa ada perdebatan, diskusi tentang siapa yang akan
mengelola perahu dan jaring ikan, siapa yang akan menjual hasil tangkapan
mereka. Mereka ikut Yesus karena mereka merasakan ada pengalaman rohani saat
bertemu Yesus, ada mukjizat, Yesus mengalahkan pemahaman dan kebiasaan/cara
mereka menangkap ikan. Dalam kesempatan ini juga Yesus mau merubah pola pikir mereka
untuk tidak memusatkan pikirannya kepada kebiasaan, tapi harus mampu keluar
kepada suatu perubahan yang dapat membangun dan bermamfaat. Harus mampu membuka
hati, pikiran dan orientasi pemahaman kepada orang yang mau mengajari, memberi
saran dalam setiap pekerjaan kita.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus