‘BERJUANG DEMI
SEBUAH KEADILAN’
(Amos 8:4-7)
Mengingatkan, menasehati apalagi menegor adalah suatu
pekerjaan yang sangat sulit bagi banyak orang, karena harus menerima penolakan
dari mereka yang mungkin ditegur. Banyak orang yang
tidak lagi mau bersedia dikoreksi, ditegur dan diingatkan, karena mereka sudah “mapan“ dengan kebiasaan hidupnya, tidak lagi menyadari kesalahan itu sebagai kesalahan
karena sudah menjadi kebiasaan, mereka merasa harga dirinya tersinggung, merasa
dipermalukan, merasa tidak dihormati, sehingga menolak macam ragam teguran.
Sehingga sangat sedikit orang yang masih mau berani dengan tegas menegur
kesalahan, mengingatkan orang lain, disamping perilaku seseorang
yang lebih baik yang selalu cari aman, yang tidak mau ambil pusing dengan
segala keadaan, yang pandai “ambil muka“ terhadap seseorang, apalagi mereka
yang dianggap berpengaruh di lingkungan itu.
Pengenalan jati diri yang sesungguhnya adalah merupakan
awal pertumbuhan karakter moral yang akan lebih dewasa, siapa yang dapat
mengenali jati dirinya yang sesungguhnya, akan senantiasa mendambakan nasihat,
teguran, arahan dari banyak orang, sebab dengan demikian dia akan selalu hidup
dalam kehati-hatian, memahamai apa yang akan
dia lakukan dan katakan, sebab dia rindu akan sebuah perubahan, dia siap
dibentuk utuk menjadi pelopor keadilan. Membuka diri pada situasi yang tengah
terjadi kepada setiap kecenderungan yang ada, akan memampukan dia untuk melihat
dan memilih apa yang terbaik bagi dirinya dan juga oleh imannya.
Tuhan peduli dengan segala apa yang kita hadapi dan
alami, Tuhan peduli sehingga Dia mengutus seseorang untuk mengingatkan, menegur
dan menasehati kita agar tidak semakin jauh dari jalan kebenaran. Amos, seorang
pengembala domba dari Tekoa, Tuhan panggil menjadi nabi untuk menyuarakan keadilan,
mengingatkan para pemerintah yang korup dan juga “pejabat bait Allah, supaya
membuka diri melihat keadaan penduduk, mampu menegakkan keadilan, dan
kebenaran. Agar para pemerintah mampu membangun kesejahteraan umat, dengan membangun kepedulian sosial. Saat itu keadilan,
penipuan telah merajalela, penipuan dagang, baik harga dan kualitas, arogansi kekuasaan si kaya kepada si miskin.
Pemerintah yang korup akan menyengsarakan rakyatnya, pemerintah yang korup
tidak akan mampu menegakkan hukum dan keadilan karena mereka telah hidup dari
hasil penipuan dan korupsi. Mereka hanya dapat membangun diri di atas
penderitaan orang lain, dan menerima suap dari pelaku kejahatan. Tidak mampu
menindak para pelaku kejahatan, korupsi, penipu, sementara rakyatnya hanya bisa
menangis dan menjerit karena penindasan dan ketidakadilan. Tuhan panggil Amos
menyuarakan pembebasan, menyuarakan apa dampak hukum yang akan berlaku bagi
pemerintah dan pelaku kejahatan, baik kejahatan ekonomi, kejahatan moral, yaitu
kehancuran. Tuhan panggil umat percaya
untuk membawa pembaharuan moral, karakter demi sebuah hidup yang lebih baik,
membangun kepedulian sosial terhadap yang lain sebab Tuhan juga peduli kepada
kita, memberikan yang terbaik bagi kita, mendengar dan melihat
pergumulan kita, oleh Firman-Nya kita dikuatkan dan dibaharui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar