Yang
Bertobat Yang Dipercaya
(1 Timotius 1:12-17)
(1 Timotius 1:12-17)
Kesetiaan
berperan penting bagi sebuah keberhasilan, baik dalam kehidupan pribadi, dalam
hubungan bermasyarakat, pun dalam hubungan bergereja. Banyak hubungan yang
hancur akibat ketidaksetiaan. Kesetiaan adalah kualitas karakter yang sangat
dibutuhkan oleh semua orang. Tak akan pernah ada kesuksesan sejati dapat
diraih, tanpa adanya karakter yang kuat. Dari semua karakter, yang menjadi
syarat keberhasilan paling menentukan adalah komitmen dan kesetiaan. Dari
komitmen dan kesetiaanlah, akan lahir ketekunan, keuletan, kepatuhan, kegigihan
dan sikap disiplin. (bdn.1 Tim 4:12). Kesetiaan juga merupakan cermin hati. Ia
senantiasa cenderung mengungkapkan hal-hal yang kita sembunyikan dalam hati.
Karenanya, kesetiaan bukan sekadar sebuah pernyataan, tetapi mesti dibuktikan
melalui: Pertama, ujian Waktu.
Ujian ini akan memperlihatkan kualitas ketekunan seseorang. Waktu akan
menunjukkan, apakah seseorang cukup setia atau tidak,
karena orang yang benar-benar setia adalah mereka yang bertahan hingga akhir. Kedua,
adalah Situasi Sulit. Motivasi yang
lemah serta sikap mudah menyerah merupakan penyebab utama hancurnya kesetiaan. Oleh
karena itu teruslah bertahan menghadapi berbagai badai penghalang saat melalui
masa-masa yang sesulit apapun, tetap selalu aktif dan kreatif dalam mencari jalan
keluar. Ketiga, ujian yang
berbentuk Friksi atau Gesekan. Semakin
dekat suatu hubungan akan semakin berpotensi menimbulkan gesekan. “Hau na jonok do masiososan” (dahan pohon
yang berdekatan, akan saling bergesekan). Maka dari itu, jangan terlalu
kaget saat menghadapi gesekan. Sebaliknya, tetaplah jernih dan bersikap wajar
menghadapinya. Karena kesetiaan dapat tetap dipertahankan jika kita mampu menyelesaikan
konflik secara benar. Ujian yang keempat, kesiapan untuk “Membayar
Harga”. Kesetiaan adalah komitmen kita untuk mempersembahkan sebuah pengorbanan
bagi pihak lain.
Sebelum bertemu dengan Yesus, Saulus sangat fanatik mengandalkan
Keyahudiannya. Ia seorang penghujat, penganiaya dan juga seorang yang ganas terhadap
orang Kristen. Banyak orang Kristen yang mati terbunuh di tangan Paulus, salah
satunya Stefanus. Semuanya itu telah Saulus lakukan tanpa pengetahuan yaitu di
luar iman. Dalam Pejalanan ke Damsyik ia bertemu Yesus yang bangkit dan
bertobat.
Salah satu Pepatah mengatakan: “Sekali
lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”. (sekali saja mengkhianati teman, maka untuk selanjutnya Anda tidak dipercaya lagi). Tuhan tidaklah bertindak demikian. Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan
orang berdosa termasuk Paulus. Kasih Kristus yang luar biasa itu membawa
kembali Paulus dari keadaan sesat dan berdosa menjadi orang benar. Kemudian
Tuhan memakai Paulus dengan luar biasa. Paulus melayani Tuhan dan membayar
harga yang mahal. Paulus menunjukkan kesetiaannya pada Tuhan, dan Tuhan pun
mempercayakan Pekabaran Injil Kristus kepadanya. Hidup Paulus menjadi contoh
bagi Timotius dan bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya. Bagaimana
dengan Anda saat ini? Dapatkah Anda juga dianggap setia oleh Tuhan untuk
mempercayakan banyak hal kepada Anda? Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar