Pilihan Yang Tepat Saat Yang Tepat
(Lukas
10:38-42)
B
|
agi orang berbudaya Timur, menyambut
tamu dengan penuh keramahtamahan adalah suatu keharusan, dengan penyuguhan
minuman, makanan atau menawarkan untuk bermalam. Apalagi kalau tamu itu
merupakan orang terhormat dan tersohor (seperti
Yesus), karena olehnya kita mendapat kehormatan juga. Bahkan ada orang yang
mau saja berutang hanya untuk menjamu tamunya. Misalnya orang Batak karena
persediaan yang minim, boleh saja mengambil diam-diam ternak sesama (Tangko
Raja) kalau sedang ketibaan
tamu.
Perikop minggu ini hanya ditulis oleh Lukas, berbicara mengenai dua tokoh
bersaudara, berbeda tindakan dalam pelayanannya kepada tamu agung mereka, yaitu
Yesus yang ketika itu datang berkunjung ke rumah mereka. Injil Lukas tidak
bermaksud mempertentangkan tindakan kedua tokoh ini, bahkan tidak juga untuk
menyatakan bahwa Maria lebih rohani sedangkan Marta duniawi. Kisah ini mengajak
pembacanya menentukan “prioritas” dalam hidupnya. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya
itu akan ditambahkan kepadamu.” (Mat.6:33).
Tentu tidak ada yang salah
dengan Marta; toh apa yang dia lakukannya melayani Yesus,
adalah budaya yang baik. Adalah manusiawi juga kalau dia kesal, uring-uringan,
dan akhirnya mengeluh kepada Yesus karena saudaranya Maria yang seolah-olah
tidak perduli dengan kesibukannya itu dan hanya duduk saja dekat kaki Yesus
mendengarkan perkataan-Nya. Tapi apa yang terjadi? Ketika Marta mengeluhkan: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa
saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu
aku." (ay.40). Maka Yesus menjawab: “Marta, Marta ...”. Kata-kata
Yesus di sini tidak untuk menyalahkan Marta dan menganggap kesibukan
melayaninya salah. Sebelum perikop ini, menurut Lukas 9:51 “Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan
pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem”. Yesus hanya mempunyai sedikit waktu lagi dalam pelayanan-Nya. Penilaian
Yesus pada tindakan Maria adalah yang terbaik sebab ia memperhatikan hal yang paling perlu pada saat yang tepat.
Pelayanan Marta juga baik, namun Marta ternyata telah dikuasai oleh kekuatiran,
kesusahan dan kesibukan dengan banyak perkara dan melupakan sesuatu yang sangat
berharga pada saat itu, yaitu satu kesempatan emas yang tidak akan terulang
lagi, “mendengarkan perkataan Tuhan Yesus” yang sedang berkunjung ke rumah
mereka.
Yesus lebih membanggakan Maria, yang menentukan/memilih prioritas pada
kesempatan kunjungan-Nya itu: “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang
tidak akan diambil dari padanya.”(ay.42). Tuhan lebih dahulu melayani kita dengan dengan firman-Nya, berbekalkan
firman-Nya tersebut kita baru layak melayani.
Nyanyikanlah: “Ingin
seperti Maria, duduk dengar firman-Mu. Yesus aku mau setia, taat akan p’rintah-Mu,
Ya Yesus Tuhanku, s’lamatkan diriku. Ampuni dosaku, dan kesalahanku. Terimalah
aku jadi milik-Mu. Penuhi hatiku dengan kasih-Mu.” (Buku Nyanyian HKBP
No.255:3). Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar