“PEMBELAAN
SEORANG YANG DIBERKATI”
SEORANG YANG DIBERKATI”
Kejadian 18:20-32
B
|
erbicara
dengan suatu perkara yang muncul dalam benak pikiran kita adalah adanya
pengacara, hakim, terdakwa dan juga penuntun umum. Dalam peroses pengadilan,
boleh saja masing-masing membuat argumentasi tuntutan maupun pembelaan, dan
banyak diantara mereka bekerja karena profesi, karena tugas dan lain hal
seperti kebutuhan, ataupun kepentingan lainnya. Biasanya yang terjadi adanya
saling tuding, saling menyalahkan, dan yang paling lihai berkomentar,
berpendapat, mengungkapkan alasan (pledoi–eksepsi dll) kesempatan mereka untuk
menang pasti ada di samping adanya factor “X” di dalamnya yang pada akhirnya segala
keputusan ada di tangan sang hakim yang “mulia”, keputusan akhir ada di tangan
sang hakim, benar atau yang dibenar-benarkan, adil atau yang di adil-adilkan,
itulah pengadilan dunia.
Dalam persoalan Sodom dan Gumora, Allah mencoba
membicarakannya dengan Abraham, bagaimana Tuhan akan menghukum Sodom dan Gumora
oleh fakta pelanggaran dan pemberontakan serta kejahatan penduduknya. Di
dalamnya telah berlaku kejahatan/kebejatan moral, penindasan dan ketidakadilan.
Banyak yang tertindas, yang teraniaya oleh perlakuan yang juga dapat disebutkan
hampir semua penduduk Sodom dan Gumora saling berlomba melakukannya. Persoalan
kehidupan itu sampai kepada Tuhan. Dia datang melawat dan akan memberikan
keadilan. Hukum Tuhan akan berjalan dan akan dijatuhkan, Sodom dan Gumora akan
dihancurbinasakan berikut penduduknya.
Adalah seorang Abraham, yang diberkati
Tuhan mencoba memberikan pembelaan yang tulus, sebab apakah mungkin seluruh
penduduk kota itu telah bejat moral, apakah tidak dimungkinkan masih ada yang
benar kelakukannya? Abraham teringat akan saudaranya Lot, Abraham tahu apa dan
bagaimana Lot dalam kehidupan sehari-harinya. Abraham memberikan “penawaran”
akan jumlah, dengan harapan Tuhan akan mempertimbangkan keputusanNya, dari 50
orang hingga 10 orang. Ternyata jumlah yang Abraham coba tawarkan tidak
memenuhi keadaan yang sebenarnya. ”Pengaraca/pembela” ini termenung di hadapan
sang “Hakim”, sambil merenungkan apakah mungkin Tuhan akan menghukum orang
benar karena orang-orang yang jahat? Atau orang benar akan mampu menyelamatkan
orang yang jahat, atau semuanya akan dihukum? Ternyata iman Abaraham mampu
menyelamatkan Lot, tapi istrinya Lot tidak selamat karena lebih memilih dunia
dan segala keindahannya dari pada jalan Tuhan yang menyelamatkan. Abraham
menjadi berkat dan menyelamatkan Lot, iman orang percaya akan menjadi berkat
bagi dunia sekelelingnya dan seluruh ciptaan Tuhan (diberkati supaya menjadi
berkat (Kej 12:2-3).
Yesus datang sebagai pembela, yang membela setiap perkara
kehidupan kita kepada sang Bapa. Yesus oleh kasihNya merelakan dirinya
disalibkan demi hidup orang yang mau diselamatkan, yang mau di bela dan yang
mau bertobat. Dia tunjukkan jalan kebenaran (Yoh 14:6). Kebenaran Yesus telah
membenarkan dan menjadi kebenaran kita, Dia telah membenarkan kita di hapadan
Tuhan, (2 Kor 5:21) supaya olehNya kita diselamatkan dan beroleh hidup kekal.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar