“Pengikut
yang Bersaksi bukan Sangsi”
(Lukas
8:26-39)
P
|
ara tokoh, publik figur di dunia
ini memiliki banyak “follower”(pengikut) di dunia maya. Jumlah follower
tersebut bisa mencapai jutaan. Akun Twitter Indonesia mencatat 100 publik figur
yang memiliki ratusan ribu hingga jutaan follower. Agnes Monica (agnesmo)
pernah menempati urutan pertama karena memiliki lebih dari 6 juta pengikut.
Begitu juga dengan Ahok yang pernah memiliki lebih dari 4 juta pengikut. Tidak
mudah untuk mendapatkan pengikut yang banyak.
Nas Alkitab yang kita baca menceritakan
seorang lelaki kerasukan setan menemui Yesus yang baru saja tiba di Gerasa.
(Yesus tidak disambut seperti seorang penguasa lengkap dengan tari-tarian dan
karpet merah). Ketika Yesus menanyakan namanya, lelaki itu justru menjawab
dengan kata “Legion”. Dalam tradisi Romawi, kata Legion berarti satu divisi
tentara yang berjumlah 6000 orang. Meminjam istilah “follower” masa kini, itu
berarti bahwa lelaki itu, 2000 tahun
yang lalu, lelaki itu telah memiliki 6000 follower setan, bukan di dunia
maya tetapi dunia nyata. Uniknya, lelaki yang memiliki 6000 “follower” itu
tersungkur di hadapan Yesus (ay.28).
Cukup naas
bagi lelaki itu. Enam ribu “follower”nya sangat menyiksanya. Jika follower masa
kini, membuat seseorang bertambah makmur, namun lelaki itu justru sebaliknya. Roh-roh
yang berada di dalam tubuhnya membuatnya hidup tanpa pakaian dan tinggal di
kuburan. Hidupnya tersiksa. Namun setelah bertemu dengan Yesus, follower
penyiksa itu justru memohon agar Yesus tidak menyiksanya (ay.2). Penyiksa yang
tidak rela kalau dirinya disiksa. Akhirnya, lelaki itu diselamatkan dan
setan-setan itu dimasukkan ke dalam kawanan babi.
Mengetahui kejadian itu, para penjaga babi, dan seluruh penduduk Gerasa
menyuruh Yesus pergi, sebab mereka sangat ketakutan. Entah apa yang menyebabkan
mereka ketakutan. Apakah mereka takut terhadap Yesus yang berkuasa atau takut
jika Yesus memindahkan setan-setan lainnya ke ternak-ternak mereka. Jika mereka
takut dan takjub akan kuasa Yesus, tentu mereka akan menyambut kehadiran Yesus
dan mengajak-Nya tinggal lebih lama di Gerasa. Namun jikalau mereka sampai
mengusir Yesus dari Gerasa, jangan-jangan mereka takut kalau-kalau kehadiran
Yesus menyebabkan kerugian dan mengakibatkan kebangkrutan.
Sebaliknya, lelaki
yang telah diselamatkan itu tidak takut. Dia memilih untuk mengikut Yesus. Dia
bersukacita karena mengalami kesembuhan dan keselamatan dari Yesus. Namun,
Yesus menyuruhnya pulang ke rumah untuk menceriterakan karya Allah dalam
hidupnya. Hebatnya, dia bukan hanya berceritera di rumah saja tetapi di seluruh
kota (ay.39). Sukacitanya mendorongnya menjadi pengikut yang bersaksi bukan
pengikut yang sangsi (ragu-ragu).
Saudara/i yang terkasih di dalam Kristus, yang
merayakan Tahun Keluarga 2016 ini, renungkanlah betapa banyak karya Allah dalam
hidupmu, keluargamu. Bagaimana engkau menyaksikan karya Allah itu di
tengah-tengah rumah tangga, pekerjaan, komunitas di mana engkau berada? Apakah
orang yang mendengarkan kesaksianmu itu semakin takjub kepada Allah dan
tersungkur di hadapanNya? Selamat hari Minggu. Pegang teguh janji Tuhan.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar