Selamat
Mewarisi
(Roma 8:14-17)
K
|
ita semua sudah terbiasa dengan kerjasama kontrak. Kita kerap
kali harus menandatanganinya; saat mencapai kesepakatan bisnis, mengambil
pinjaman bank, membeli mobil, menyewa rumah, menyewa apartemen, mendapat
pekerjaan atau membeli peralatan besar. Kontrak, baik formal maupun tidak,
memerinci apa yang akan terjadi jika salah satu pihak gagal memenuhi
perjanjian. Kontrak yang disepakati dapat dibatalkan, jika salah satu pihak
gagal memenuhi janji.
Percaya kepada Yesus Kristus sebagai jalan,
kebenaran dan hidup, lebih dari sekadar menandatangani sebuah kontrak. Pada
saat kita percaya, berarti kita masuk dalam hubungan yang mengikat dengan
Allah, di mana Dia menjadikan kita anak-Nya (1 Pet 1:23; Ef 1:5). Kita diangkat
jadi anak Allah, dan memanggil Allah dengan panggilan yang akrab, "ya
Abba, ya Bapa" (ay 15), dan menjadi pewaris tetap dari warisan kekal yang
disediakan Allah bagi kita di surga (1 Pet 1:4).
Dalam kitab Perjanjian Lama warisan sering
kali diartikan tanah, harta, kuasa, dan sejenisnya. (bdn. Am 19:14). Dalam Perjanjian Baru warisan
indentik dengan suatu hubungan ayah dan anak. Warisan Tuhan itu berupa:
· Kerajaan Allah (Mat 21:43, 25: 34, 1Kor
6: 9, 1 Kor 15: 50). Kerajaan di sini bukan berarti suatu tempat, negara, atau
teritorial. Tetapi suatu nuansa di mana Yesus adalah Raja dan kita sebagai
rakyat-Nya.
· Hidup
yang kekal (Mat 19:29, Luk 10: 25, 1 Tim 6: 18-19). Hidup yang kekal tidak
hanya berbicara tentang lamanya jangka waktu, tetapi juga berbicara tentang kualitas
hidup yang sebenarnya, kehendak Allah terjadi dalam hidup kita, yaitu hidup di
bawah pimpinan Tuhan. Ketika kita
sudah mendapatkan warisan Tuhan, Roh Kudus sebagai jaminan-Nya (Rom 8: 23, Ef
1: 14, 2 Kor 1: 21-22, 2 Kor 5: 5).
Saudara-saudara, apakah kita lebih baik dari
Abraham? Apakah kita lebih perkasa dari Daud? Apakah kita lebih bijaksana dari
Salomo? Sehingga kita layak menerima warisan itu? Kita ini orang-orang yang
berdosa yang sebenarnya tidak pantas mendapatkan kasih karunia yang begitu
besar, tapi Allah berkenan memberikannya kepada kita. Tanpa jasa dan tanpa
usaha, kita dipilih-Nya dan ditetapkan-Nya dari semula. Marthin Luther bapa
gereja Lutheran mengatakan kita orang yang benar karena dibenarkan oleh Tuhan
di dalam Yesus Kristus. "Orang benar akan hidup oleh iman." (Rom
1:17).
Mari, jangan kita kecewakan Bapa yang telah memilih kita sebagai anak
dan ahli waris-Nya! Sebagai anak Allah,
kita harus berpikir, berhati, bertingkah laku sebagai anak Allah! Karena Bapa
kita sempurna, kita juga harus sempurna. Itu konsekwensi sebagai anak Allah.
Kita terpanggil menjadi terang dunia, garam dunia, maka jadilah seperti yang
dikehendaki Allah Bapa. Upahmu besar di surga! Selamat hari Minggu.
AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar