PERTOBATAN
MEMBAWA MANUSIA KEPADA
KEHIDUPAN
(Kisah para Rasul 11:1-8)
Apakah
Anda orang yang eksklusif? Merasa tidak nyaman ketika berada di tengah-tengah
kumpulan orang yang masih asing bagi Anda?
Merasa tidak nyaman ketika berada di tengah-tengah kumpulan orang yang
berbeda pemahaman dengan Anda?
|
Rasul-rasul dan orang-orang Kristen bersunat di
Yudea mendengar, bahwa bangsa-bangsa lain non Yahudi juga menerima firman
Allah. Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan bersunat ini yang
merasa diri satu-satunya pemilik keselamatan dari Allah, berselisih pendapat
dengan Petrus. Mereka menghujat Petrus karena pergi ke rumah orang-orang bukan
Yahudi dan membaptis mereka. Kata mereka, “Engkau
telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama
dengan mereka.”
Petrus menjelaskan: “Ketika aku sedang berdoa di kota Yope, tiba-tiba rohku diliputi kuasa
ilahi, dan aku melihat suatu penglihatan: Suatu benda berbentuk kain lebar yang
bergantung pada keempat sudutnya diturunkan dari langit sampai di depanku. Aku
menatapnya, dan di dalamnya aku lihat segala jenis binatang berkaki empat,
binatang liar, binatang melata dan burung-burung. Lalu aku mendengar suara
berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku
berkata: Tidak, Tuhan, tidak! Belum pernah sesuatu yang haram dan tidak tahir
masuk ke dalam mulutku.”
Suara Tuhan turun kepada Petrus berbunyi: "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah,
tidak boleh engkau nyatakan haram!" (Kis.11:9). Petrus menjelaskan
bahwa masalah halal dan haram itu adalah urusan Tuhan, yang tidak boleh kita
ubah-ubah sesuai pemikiran manusia.
Ini adalah keinsafan, diberikan kepada Petrus
oleh Roh Allah, dan kepada saudara-saudaranya Kristen Yahudi golongan bersunat.
Firman Tuhan berkata “Dan kalau Ia
datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa” (Yoh. 16:8). Roh Kudus datang
untuk menginsafkan dunia akan dosa. Ini mutlak diperlukan bahwa seseorang harus
diinsafkan dari dosa, membuat orang-orang merasakan bahwa mereka bersalah, telah
melakukan kesalahan besar.
Oleh penjelasan Petrus tersebut, perdebatan pun
berakhir. Sesuai dengan firman Tuhan yang berkata: “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua
orang yang berseru kepada-Nya." (Roma 10:12).
Menemukan kebenaran tentang pertobatan sangatlah
penting, mengingat kecenderungan manusia yang begitu mudah menghakimi dan
menganggap diri paling benar. Kehidupan yang baik dan penuh kedamaian, olehnya
akan terwujud persekutuan yang akrab dan erat. Persekutuan yang akrab dan erat
mengandalkan sikap mengasihi, dan perilaku tidak menutup diri. Sikap saling
mengasihi dan tidak merasa diri eksklusif. Pertobatan mengandalkan Roh Kudus
dan komitmen diri untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan Yesus, Sang Jalan,
Kebenaran dan Hidup. Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar