Sudahkah
Anda Menjadi Berkat?
(Mazmur 67: 1-8)
S
|
ebelum
menjadi uskup, Nikolas dari Myra melayani sebagai pendeta di Myra (Turki),
ketika itu orang-orang Kristen sangat menderita. Karena kaisar Diokletian
(284-305) dan kaisar Maximian (286-306), membuat perintah supaya setiap orang
menyembah kaisar seperti Tuhan. Pendeta Nikolas dan jemaat Myra menolak karena
bertentangan dengan iman Kristen. Setelah Constantine menggantikan Diokletian,
Nicholas dilepaskan dari tahanan dan diperbolehkan melayani. Kemudian hari
ketika kaisar Licinius (307-324) memerintah, uskup di Myra meninggal dunia,
segera para pendeta dan jemaat Myra bersatu hati memilih Nikolas menjadi
penggantinya. 6 Desember 343 uskup Nikolas meninggal dunia dan dikuburkan di salah
satu katedral di Myra. Nikolas diangkat sebagai salah satu orang suci. Sampai
saat ini, beberapa gereja masih menghormati Nikolas. Ia dikenal sebagai Nikolas
Wonderworker sebab keteguhan imannya dan kemurahan hatinya menjadikan dirinya
teladan hidup yang penuh belas kasih terhadap sesama, dikenal dengan sosok “Sinterklas”.
Seorang
pendeta Eropa yang melayani di tanah Batak
Pdt. Otto Marcks (Tuan Markus) mengatakan “Jamita do parange, parange do jamita.” (Khotbah adalah perbuatan, perbuatan adalah
khotbah). Gumogo do suara ni pambahenan,
sian suara na gogo (Perbuatan baik lebih kuat teriakannya dari pada suara yang
keras).
Mazmur
ini mengingatkan umat Israel dan orang percaya akan pemanggilan Abraham (Kej.
12:1-3). "Aku akan memberkati
engkau… dan engkau akan menjadi berkat". Mengingatkan mereka
bahwa hasil tanah yang boleh mereka terima patut untuk disyukuri sebagai berkat
Tuhan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, namun lebih dari itu bahwa
berkat tersebut adalah menjadi panggilan hidup umat Allah agar menjadi
kesaksian bagi bangsa-bangsa yang lain akan penyertaan dan kebaikan Allah.
Hasil tanah (panen) (ay.7-8) yang mereka peroleh dari Tuhan harus menjadi
kesaksian bagi bangsa-bangsa lain, bagaimana kebaikan dan kuasa Allah nyata
dalam hidup mereka. Dengan berkat tersebut bangsa-bangsa lain akan turut serta
bersukacita dan bersorak-sorai atas kasih dan kebaikan Tuhan. Supaya semua bangsa
di bumi mendapat berkat.
Tentulah
banyak berkat-berkat Tuhan yang kita terima dalam kehidupan kita, untuk itu rasul
Paulus berkata: "Bersyukurlah
dalam segala hal" (1 Tes. 5:18). Kasih setia Tuhan turut
bekerja mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Roma 8: 28). Janganlah
kita membatasi memahami berkat Allah hanya yang bersifat materi saja. Jika kita
mengganggap berkat itu hanya berupa materi, maka orang kaya adalah orang yang
diberkati dan orang miskin adalah orang yang tidak diberkati. Ketahuilah! Berkat
Tuhan selain berupa harta kekayaan, kesehatan, keturunan juga berupa “perlindungan,
kasih karunia, dan damai sejahtera.”
Kita adalah orang yang diberkati Tuhan. Orang
yang diberkati haruslah tahu mengucap syukur kepada pemberi berkat. Berkat
Allah yang kita terima setiap minggunya yang disampaikan oleh Pendeta dalam
ibadah sama dengan yang dilakukan oleh imam pada masa Perjanjian Lama (Bil. 6:
24-26). Abraham diberkati agar menjadi berkat bagi orang lain. Demikian juga
dengan kita jemaat Tuhan diberkati agar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa,
sehingga mereka turut bersyukur, turut bersukacita dan bersorak-sorai, sebab TUHAN
memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan menuntun suku-suku bangsa di atas
bumi. (ay.4-5). Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar