Memahami
Dengan Bijaksana
(Daniel
12: 1-13)
Kitab Daniel
ditulis pada waktu bangsa Yahudi sangat menderita karena dianiaya dan ditindas
oleh raja-raja bangsa asing. Si penulis membesarkan hati bangsanya dengan
berbagai cerita dan laporan tentang penglihatan-penglihatan. Ia memberikan
mereka harapan bahwa Allah di dalam Yesus Kristus akan menjatuhkan si penjajah (Jahat)
dan memulihkan kerajaan bagi umat Allah.
Menceritakan kisah pemuda Yehuda yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya yang ikut dibuang ke Babel. Di Babel mereka berhasil menjadi pegawai istana, tanpa harus kehilangan identitas dan kesetiaan kepada Allah Israel. Mereka sungguh setia, tekun, berintegritas dan berkarakter. Karakter Daniel tentulah terbentuk melalui proses
panjang yang terjadi terus-menerus. Hidup komit bertekad kuat mendisiplinkan
diri taat kepada perintah Allah. Ada banyak tokoh-tokoh Alkitab yang
berkarakter, seperti Yusuf, Musa, Daud, Elia, Ester, Paulus, dsb. Ada harga
yang harus dibayar untuk menjadi orang yang berkarakter. Di tengah situasi sulit, Daniel muncul sebagai orang muda yang bercahaya
seperti bintang yang memancarkan sinarnya di tengah kegelapan malam, "...pada
orang itu terdapat roh yang luar biasa dan pengetahuan dan akal budi, sehingga
dapat menerangkan mimpi, menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi dan menguraikan
kekusutan…" (Dan 5:12a).
Daniel
12:1-13 adalah nubuat tentang akhir zaman yang menampilkan Mikhael sebagai
pemimpin besar yang akan mendampingi umat Tuhan dalam menghadapi
"kesesakan yang besar". Di mana penulis kitab Daniel menuliskan bahwa
Allah memberi suatu jaminan "keluputan", sebuah "happy ending" kepada
mereka yang namanya tercatat dalam Kitab Kehidupan. Orang-orang yang telah
tidur dalam debu tanah (meninggal) akan bangun sebagian untuk hidup yang kekal
dan yang lainnya mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal. (Lih. Mat
27:51-53) dan akan sempurna pada kedatangan Yesus yang kedua kali.
Pesta
Gotilon adalah salah satu ibadah
dalam agama Israel, karakter umat percaya. Dalam Keluaran 23:16 jelas tertulis
perintah untuk melakukan Pesta Gotilon. Dikatakan: “Kaupeliharalah juga hari
raya menuai, yakni menuai buah bungaran dari hasil usahamu menabur di ladang;
demikian juga hari raya pengumpulan hasil pada akhir tahun, apabila engkau
mengumpulkan hasil usahamu dari ladang.” Semua perayaan dalam agama Israel
berakar pada pengalaman sejarah bangsa itu termasuk Pesta Gotilon. Banyak
perayaan-perayaan bangsa Israel; ada yang siklus mingguan, yakni perayaan
Sabbat. Ada yang siklus tahunan, yaitu yang dirayakan sekali dalam satu tahun
termasuk Pesta Gotilon. Dalam Keluaran 23:10-19 memerintahkan tiga macam
perayaan: Tahun Sabbat, Hari Sabbat, Roti
Tidak Beragi dan Hari Raya Menuai (Pesta Gotilon). Dalam perayaan Pesta
Gotilon, semua umat Israel datang menghadap Tuhan (Kel 23:17) dan membawa yang terbaik dari buah bungaran (yang
pertama keluar) hasil tanah (Kel 23:19).
Pesta Gotilon ini biasa juga disebut Pesta Pentakosta (ke-50) karena dirayakan
50 hari sesudah hari raya Roti Tidak Beragi. Hari raya Roti Tidak Beragi dirayakan untuk
memperingati keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir yang biasa
disebut Paskah. Ketiga perayaan yang
disebut di atas adalah sesuai pengalaman sejarah bangsa Israel. Dalam Pesta
Gotilon, mereka mengucapkan syukur kepada Tuhan atas berkat-Nya yang memberi
mereka “tanah, dan tanah itu menghasilkan buah yang menjadi kebutuhan mereka
sehari-hari”. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan mereka membawa sebagian dari
buah-buah itu kepada Tuhan menjadi persembahan. Buah-buah itu ialah buah “bungaran” (yang pertama keluar).
Biasanya, buah yang pertama keluar adalah buah yang terbaik dari seluruh buah
yang dihasilkan. Dengan kata lain bahwa, persembahan mereka adalah yang terbaik
dari apa yang mereka dapat. Pertanyaan
kepada kita ialah, sudahkah kita memberi persembahan yang terbaik bagi Tuhan
pada Pesta Gotilon hari ini? Amin.
Selamat
Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar