Jangan
Pindah ke Lain Hati!
(Ibrani
9:24-28)
Siapakah di antara
kita yang tidak punya masalah? Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang
pernah atau sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya. Ada permasalahan yag
sederhana, ada pula yang sangat susah. Bagaimana orang menghadapi permasalahan
hidupnya. Tentu berbeda-beda. Sebagian orang mencoba melarikan diri ketika
menghadapi permasalahan hidup. Sebagian lagi ada yang kompromi terhadap
permasalahan yang dihadapi. Ada pula yang tidak melarikan diri atau berkompromi
melainkan memegang teguh jati diri. Ketika kita menghadapi permasalahan
tersebut, apakah sikap yang sering kita pilih?
Setiap orang berhak mengampil
keputusannya dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari keputusan
tersebut. Demikian pula halnya dengan
orang Kristen yang menerima surat Ibrani ini. Kebanyakan dari antara mereka
berasal dari Yahudi. Setelah memutuskan meninggalkan Yahudi dan mengikut Yesus,
tekanan, penindasan dan penganiayaan bukannya berkurang, malah justru sebaliknya.
Hidup bukan justru bertambah aman dan nyaman. Dan memang iman Kristen tidak
pernah menjanjikan hidup berjalan di “karpet merah”. Sebab, Yesus sendiri pun
pernah berkata bahwa serigala punya liang, burung-burung di udara punya
sangkar, tetapi Yesus, Anak Manusia tidak ada tempat untuk merebahkan
kepala-Nya (Mat.10:16). Yesus datang bukan membawa kenyamanan tetapi
keselamatan.
Tentu saja, tidak semua orang siap menderita. Akibatnya, ada yang
tergoda meninggalkan kekristenannya dan kembali mengikuti agama Yahudi dengan
ritus-ritusnya. Apa yang diajarkan dalam keyahudian dianggap sudah sempurna.
Seperti imam yang menjadi perantara umat dan Allah dalam bait suci. Namun
menurut penulis surat Ibrani, imam di bait suci hanya bertugas menerima hewan
kurban persembahan dari umat dan menyampaikan berita keampunan dosa yang
disimbolkan oleh darah hewan yang dipercikan kepada umat tersebut. Sedangkan Kristus
adalah Imam Besar melebihi imam besar yang ada di dalam tradisi Yahudi. Yesus
Kristus adalah Raja di atas segala raja yang rela memberikan diri-Nya sendiri,
menjadi hamba, disalibkan, mati, dan dibangkitkan untuk menyelamatkan manusia
yang percaya kepada-Nya (Fil.2:7; Yoh.3:16). Paulus berkata “Itulah sebabnya
Allah sangat meninggikan Dia,… dan semua lidah mengaku “Yesus Kristus adalah
Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!” (Fil. 2:10-11).
Kecenderungan manusia
untuk pindah ke lain hati, tatkala permasalahan datang bertubi-tubi, acap kali
terjadi. Namun, di saat itu terjadi, sebuah kidung pujian menyentakkan hati “di saat ‘ku tak berdaya, kuasa-Mu yang
sempurna, ketika ‘ku percaya mujizat itu nyata, bukan kar’na kekuatan namun
Roh-Mu ya Tuhan, ketika ‘ku berdoa
mujizat itu nyata…” Untuk itu, jangan menyerah! Tetap pegang teguh janji
Tuhan. Selamat hari minggu. Selamat beribadah. Tuhan Yesus menguatkanmu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar