Tuhan Mendengar Seruanmu!
(Mazmur 34:1-8)
Kesulitan
atau kemudahan merupakan realita hidup yang pasti akan kita hadapi. Sebagai
manusia, kita berkewajiban melakukan yang terbaik untuk menghadapi keduanya.
Misalnya perlu memahami faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan atau kemudahan
hidup tersebut. Dengan demikian kita bisa menyikapi kesulitan-kesulitan atau
kemudahan-kemudahan itu sesuai situasi dan kondisinya.
Namun, sepertinya hidup lebih banyak
kesulitannya. Bahaya selalu mengancam, seringkali kita habis akal mengatasinya.
Di depan ada jurang yang dalam. Di belakang ada tembok yang menjulang tinggi.
Di sebelah kiri ada Singa, di sebelah kanan ada Buaya. Jalan buntu! Tidak ada jalan keluar, seringkali
mengakibatkan frustrasi. Bagaimana menghadapi situasi demikian?
Daud menghadapi situasi yang sangat
sulit. Ia lari menghindar dari raja Saul yang ingin membunuhnya, mencoba
mencari tempat yang aman di negeri Gat musuh bangsanya sendiri. Namun, Akhis
(Abimelekh) tempat pelariannya tersebut berencana menjadikan Daud sebagai
sandera yang menguntungkan untuk ditukarkan kepada Saul (Band. Maz. 34; 1Sam.21:10-15).
Kitab 1 Samuel mencatat secara historis kisah ini memberi kesan bahwa Daud terlepas
dari situasi sulit seolah berkat kecerdikannya dengan berpura-pura tidak waras.
Bukan! Mazmur 34 dan 56 menyatakan bahwa ia dapat terlepas dari situasi sulit
tersebut, berkat pertolongan Tuhan karena ia mencari dan berseru kepada Tuhan
(34:5,7), Tuhan menjawabnya, melepaskannya dari segala kegentarannya (34:5), karena
Tuhan mendengar dan menyelamatkan (34:7), mengutus malaikat-Nya untuk
melindunginya (34:8).
Penderitaan boleh sangat banyak. Seperti
kelaparan, pengangguran, sakit, diperlakukan tidak adil, kekeringan, dll, dsb. Sekarang ini kita mendengar di banyak tempat
terjadi kekeringan mengakibatkan kebakaran rumah pun hutan. Kekeringan karena
ketidak-patuhan pada aturan, karena: (1) Kebutuhan
air lebih besar dari pasokan yang direncanakan akibat ketidak-patuhan pengguna
terhadap pola tanam/pola penggunaan air. (2) Kerusakan kawasan tangkapan air,
sumber-sumber air akibat perbuatan manusia.
Memang dari data historis, kekeringan di
Indonesia sangat berkaitan dengan fenomena ENSO (El-Nino Southern Oscilation). Di
mana pengaruh El-Nino lebih kuat pada musim kemarau dari pada musim hujan.
Pengaruh El-Nino pada keragaman hujan memiliki beberapa pola: (1) Akhir musim kemarau mundur dari normal. (2)
Awal masuk musim hujan mundur dari normal. (3) Curah hujan musim kemarau turun
tajam dibanding normal. (4) Deret hari kering semakin panjang, khususnya di
daerah Indonesia bagian Timur. Kekeringan akan berdampak pada kesehatan
manusia, tanaman serta hewan. Kekeringan menyebabkan pepohonan akan mati dan
tanah menjadi gundul yang pada musim hujan menjadi mudah tererosi dan banjir. Mengakibatkan
bencana berupa hilangnya bahan pangan akibat tanaman pangan dan ternak mati,
petani kehilangan mata pencaharian, banyak orang kelaparan dan mati, sehingga
berdampak terjadinya urbanisasi.
Apa pun kesulitan kita, berserulah
kepada Tuhan! Mazmur 34 mengajarkan bagaimana Tuhan menolong kita. Selalu
mencari Tuhan dengan doa, percayalah akan perlindungan-Nya, kecaplah dan
lihatlah kebaikan-Nya (34:5-11). Mencari Tuhan memiliki kerinduan untuk
bertemu, untuk bersekutu
dengan-Nya
(ay.11). Ketika
kita mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh maka Tuhan pasti akan berkenan untuk
ditemui. Ketika kita mencari Tuhan, maka Tuhan juga akan menggenapi janji-janjiNya (Ul 4:29),
bersuka hati (1Taw 16:10), memiliki negeri (2Taw 14:7), segala usaha kita berhasil
(2Taw 26:5), dijawab Tuhan (Mzm 34:5), mengerti segala sesuatu (Ams 28:5),
mendapatkan keadilan (Hos 10:12), mendapatkan hidup (Am 5:6), dilindungi dari
murka Tuhan (Zef 2:3). Pada akhirnya,
bersyukurlah senantiasa di dalam Tuhan. Pujilah dan muliakanlah Nama-Nya
(34:2-4). Amin.
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar