Mengasihi Tuhan dan Berpegang
Kepada Perintah-Nya
(Keluaran 20:1-17)
Mengasihi Tuhan dan Berpegang
Kepada Perintah-Nya
(Keluaran 20:1-17)
P
|
engalaman iman adalah pengalaman perjumpaan
dengan Allah di dalam Firman-Nya. Pada waktu membaca atau mendengar isi
Alkitab, kita bukan sekedar membaca tulisan atau mendengar kata-kata saja,
melainkan membaca dan mendengar Firman Tuhan. Firman Tuhan adalah penyataan
Allah tertulis yang mewakili keberadaan Allah. Alkitab mencatat suatu keadaan
yang sangat mengerikan pada saat Tuhan memberikan 10 hukum Taurat-Nya kepada
orang Israel melalui Musa. Mereka melihat guruh mengguntur, kilat
sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Mereka tahu bahwa ada
Allah di sana (Kel. 19:16). Sebelum 10 hukum Taurat diberikan, Allah memanggil
Musa dan memerintahkan agar bangsa Israel, harus mempersiapkan diri, menyucikan
diri, tidak berbuat dosa dan pada hari yang ketiga, Ia akan datang. (Kel.19:14-15)
Dapatlah dibayangkan perasaan bangsa ini dalam masa penantian hari ketiga, hari
mereka berjumpa dengan Allah. Perasaan mereka diliputi oleh ketegangan dan
ketakutan kalau-kalau ada hal yang luput mereka persiapkan sehingga Allah tidak
berkenan dan menghukum mereka. Rupanya perjumpaan dengan Allah tidak selalu
menjadi pengalaman yang menyenangkan dan dinanti-nantikan; bangsa Israel sangat
takut. Allah adalah Allah yang kudus, Dia menuntut setiap orang yang percaya
menghormati setiap aturan-aturan yang Ia tetapkan.
Peristiwa
Keluaran (Eksodus) ketika umat Israel dibebaskan dari perbudakan di Mesir,
adalah hasil dari Allah mengingat perjanjian
yang diberikan kepada Abraham, Ishak dan Yakub (Kel.2:23-24, Kej.15:13-14; Kel.6:3,6;
Ibr.11:22). Iman Israel kepada
Yahweh sebagai Allah yang membebaskan dan membawa mereka keluar dari perbudakan
dan penderitaan. Israel harus hidup dalam kesetiaan dengan kepercayaan: "Akulah
TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan.” TUHAN-lah yang telah melepaskan dan membebaskan mereka
dari Mesir. Inilah pengakuan “Credo” bangsa Israel (bdn.Yos.24:2-13; Ul.26:5-11;6:21-25).
TUHAN sebagai Allah pembebas.
10 Hukum Taurat mengungkapkan
kehendak dan tujuan Allah untuk umat-Nya. Bapa Gereja Lutheran DR. Martin
Luther pada setiap maksud Titah Tuhan dalam Katekhismusnya menuliskan : “Kita harus takut serta kasih kepada
Allah…” Mematuhi Hukum Taurat berarti mematuhi kehendak Allah, takut akan
Allah, dan mengasihi Allah dan sesama manusia. "Hukum Taurat adalah kudus,
dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik" (Rom.7:12). Hukum itu
rohani (Rom.7:14), karena ia berasal dari Allah (Rom.7:22), dan tujuannya
adalah membimbing umat manusia kepada kehidupan yang benar (Rom.7:10). Penuntun
sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman (Gal.3:24). Hukum
Taurat sebagai pedoman hidup baru bagi bangsa Israel di tanah perjanjian,
seperti cermin alat bantu bagi kita umat Tuhan melihat ketidakberesan kehidupan
kita. Maka pembacaan
Hukum Taurat dalam ibadah minggu, mengingatkan dosa kita, kemudian kita
dibimbing kepada pengasihan Yesus Kristus yang menyelamatkan kita dari perhambaan
dosa. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar