Bersukacita Menaati Firman Tuhan (Mazmur 119: 9-16)
Pemuda
merupakan
generasi penerus pelayanan gereja, bangsa dan negara. Kalimat ini tentunya tidak asing lagi bagi
telinga kita. Masa muda adalah masa emas untuk memaksimalkan potensi
diri memacu setiap sumber daya kita untuk “do our best” “go to the next
level” dalam segala hal, baik dalam perkataan, tingkah laku, kasih,
kesetiaan, ketekunan dan juga kesucian.
Teringat kutipan pidato Bung Karno berjudul penyambung lidah
masyarakat yaitu "Seribu orang tua
hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia." “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya
akan kucabut semeru dari akarnya… Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan
dunia.” Sejarah
Indonesia mencatat bahwa peran pemuda dalam mempertahankan sekaligus
menyuarakan kemerdekaan Indonesia sangat besar. Idealisme yang tinggi, potensi
yang besar,
semangat yang berapi-api,
oleh pemuda pemudi telah banyak memberikan sumbangsih dan kontribusi kepada
kemajuan bangsa. Sangat kita sayangkan, belakangan ini
kita mendengar sekelompok pemuda pelaku Begal Motor dan pemuda terlibat Narkoba.
Moral bobrok mereka membuat hidup menjadi kacau, kejam, sadis dan mengerikan.
Dalam perikop minggu hari ini,
pemazmur menceritakan betapa firman Tuhan merupakan pedoman penting untuk
menjaga agar perilaku orang percaya (baca:Pemuda), agar mereka tidak menyimpang dari
jalan Tuhan. Firman Tuhan merupakan penjaga dan pemandu hidupnya.
Pemazmur tidak hanya bersukacita di dalam
firman Tuhan, tetapi
juga memakai firman itu sebagai pertahanan diri melawan dosa. Ia berkata kepada
Allah, "Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa
terhadap Engkau" (ayat 11).
Pemazmur
mengungkapkan kecintaannya kepada Taurat dan syukurnya kepada Sumber Taurat tersebut
(12-16).
Respons pemazmur terhadap firman Tuhan adalah mempelajari (119:12,15),
mengingat dan menyimpan dalam hati (119:9,11,16), serta menceritakan firman
Tuhan (119:13). Dia juga memohon penjagaan Tuhan agar bisa menaati firman-Nya
(119:10). Pemazmur berkata, "Firman-Mu tidak akan
kulupakan" (ayat 16), karena kita tidak mudah melupakan sesuatu yang kita
simpan di dalam hati. Respons di atas penting karena
menunjukkan bahwa firman Tuhan merupakan perlengkapan penting dalam peperangan
rohani orang percaya, firman Allah sebagai pelita bagi kaki dan terang bagi
jalan orang percaya (Mzm 119:105).
Dalam Perjanjian Baru, firman Allah
ditegaskan sebagai perlengkapan untuk melakukan setiap perbuatan baik (2Tim.3:16-17). Rasul
Paulus juga menasihati jemaat Efesus untuk mengenakan pedang roh dalam
peperangan rohani di dunia (Ef.6:17). Dari uraian di
atas, jelas bahwa firman Allah merupakan alat untuk menjalankan tugas sebagai
prajurit Tuhan dalam peperangan rohani di dunia ini.
Apakah Anda sudah membiasakan diri
untuk memakai firman Allah sebagai senjata dalam peperangan rohani? Apakah Anda
sungguh-sungguh bersandar kepada Allah dan mengandalkan firman-Nya dalam
kehidupan Anda? Bila Anda hendak mengandalkan firman Tuhan, Anda harus
sungguh-sungguh mempelajari firman Tuhan. Amin.
Selamat
Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar