RENUNGAN MINGGU XII TRINITATIS
Yeheskiel 33:7-11
Di Brazil ada seorang pencuri yang sudah berpengalaman
dan belum pernah tertangkap Polisi. Pada suatu malam ia masuk ke dalam sebuah
rumah untuk mencuri. Sebelumnya, pada siang hari ia sudah mengamati rumah
tersebut. Ia memasuki kamar sebab di ruangan itu banyak barang berharga.
Menurut perhitungannya, penghuni rumah itu sudah tidur sebab lampu sudah
dimatikan. Tetapi ketika ia sedang asyik memperhatikan barang-barang yang ada
di ruangan itu, ia mendengar langkah-langkah dan suara orang mendekati ruangan
tersebut. Dengan cepat percuri bersembunyi di kolong ranjang untuk
menyelamatkan diri.
Ternyata yang masuk adalah bapak pemilik rumah, disertai
isteri dan dua anaknya. Mereka duduk mengelilingi sebuah meja dan mengadakan
kebaktian keluarga. Mereka bernyanyi memuji Tuhan, dan membaca Alkitab dari
Injil Johannes yang mengisahkan betapa besar kasih Allah kepada dunia.
Semua yang dilakukan oleh keluarga ini didengar dengan
jelas oleh pencuri yang bersembunyi di kolong ranjang. Setelah ibadah keluarga
selesai, mereka semua keluar ruangan dan lampu dimatikan. Perlahan-lahan
pencuri keluar dari tempat persembunyiannya, namun keinginan mencuri sudah
hilang dari hatinya. Hatinya begitu berkesan dengan apa yang telah didengarnya;
dan ia pulang ke rumahnya, dan sepanjang malam ia tidak bisa tidur merenungkan
apa yang disaksikannya tadi malam.
Keesekon harinya, ia memberanikan diri mendatangi rumah
yang tadi malam dimasukinya; dan ia menceritakan kepada pemilik rumah apa yang
diperbuatnya tadi malam. Bapak pemilik rumah tidak marah kepadanya, tetapi
dengan penuh kasih ia memberitakan kebenaran Firman Tuhan sehingga pada hari
itu juga pencuri itu bertobat. Ia membuka hatinya untuk Kristus dan pulang
dengan sukacita sebab dia mengetahui bahwa Allah mengasihi dirinya dan tidak “menginginkan
kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik dari
kelakuannya supaya ia hidup”, sebagaimana disampaikan kotbah Minggu ini, Yeheskiel
33:7-11.
Selanjutnya pencuri yang bertobat itu masuk Sekolah Alkitab dan kemudian
menjadi penginjil yang dipakai Tuhan memenangkan banyak jiwa untuk Tuhan.
Ketahuilah, setiap saat Tuhan menunggu pertobatan orang berdosa; dalam rangka
itulah kita disuruh menjadi Yehezkiel masakini untuk memberitakan seruan pertobatan, “Bertobatlah, bertobatlah dari
hidupmu yang jahat itu!”
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar