RENUNGAN
MINGGU PENTAKOSTA I
MINGGU PENTAKOSTA I
1 Korintus 12: 3-13
Pentakosta
merupakan satu dari tiga hari raya orang Yahudi sebagaimana yang diperintahkan
oleh Allah (Im 23:4-21). Itu sebabnya pada hari Pentakosta kita melihat mengapa
banyak orang hadir di Yerusalem. Pentakosta (20 April - adalah hari ke-50
sesudah Paskah dan juga disebut hari genap 7 Minggu (Im 23:15). Pada hari ini
roti yang pertama yang dibuat dari gandum hasil panenbaru harus dipersembahkan
kepada Tuhan sebagai korban. Lalu apa hubungannya dengan janji Bapa? Di sini
Roh Kudus menuai hasil pekerjaan Kristus, menggunakannya serta menghidupkannya
dalam hati manusia. Roh Kudus datang sebagaimana ditetapkan oleh Bapa. Sepuluh
hari lamanya para murid berkumpul setelah kenaikanTuhan Yesus di tempat yang
telah diberitahukan olehTuhanYesus untuk menunggu janji Bapa. Pada hari ke lima
puluh itulah Roh Kudus dicurahkan.
Suasana
perpecahan jemaat akibat persaingan spiritual di antara anggota jemaat Korintus
sangat kental terasa sejak awal surat 1 Korintus.[10] Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan
kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara
kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir. [11]
Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga
Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu. (1Kor. 1:10-11)
Persaingan
spiritual itu mewujud ke dalam beberapa bentuk konflik, misalnya,
mempertandingkan pemimpin mereka masing-masing (kelompok Paulus, kelompok
Apolos, dan lain-lain) atau mempertandingkan karunia rohani yang mereka terima,
khususnya antara karunia yang tampaknya supranatural (bahasa lidah,
menyembuhkan dan sebagainya) dan karunia yang tampaknya natural (menasihati,
memimpin dan sebagainya).
Parahnya
keadaan jemaat Korintus agaknya mencerminkan parahnya kota Korintus secara
umum. “Korintus” berasal dari kata Yunani Korinthiazomai yang berarti
“mempraktikkan perzinahan.” Korintus adalah kota perdagangan dan pelabuhan yang
besar yang sekaligus menjadi pusat penyembahan Venus dan Afrodit, dengan ribuan
pelacur sakralnya. Praktik penyembahan dewa-dewi ini, menurut banyak ahli,
menjadi latar-belakang ditekankannya bahasa lidah di jemaat Korintus, sebab
penyembahan dewa-dewi tersebut juga mempraktikkan orakel-orakel bagi para dewa-dewi,
baik oleh imam laki-laki maupun imam-imam perempuan (bdk. 1Kor. 12:2).
Di
dalam 1 Korintus 12:8-10, Paulus mendaftarkan sembilan karunia rohani. Akan
tampak dengan jelas bahwa bahasa lidah menempati urutan yang paling akhir,
bersama dengan karunia menafsirkan bahasa lidah. Ini menunjukkan kurang
pentingnya karunia bahasa lidah untuk pembangunan jemaat Allah. Hal ini makin
tampak, jika kita membandingkannya dengan daftar karunia yang diberikan Paulus
di dalam Roma 12:6-8, yang sama sekali tidak mencantumkan bahasa lidah. Hal ini
mengindikasikan bahwa memang tak ada anggota jemaat di kota Roma yang
memperoleh karunia bahasa lidah; atau, bisa juga ada kemungkinan fenomena
bahasa lidah sudah hilang pada waktu itu. Selain itu, di 1 Korintus 12:28, Paulus
menetapkan fungsi-fungsi di dalam jemaat dengan skala dari yang terpenting
sampai yang tidak penting.
Akhirnya, yang terpenting, adalah capailah “jalan yang lebih utama
lagi” (1Kor. 12:31) yaitu iman, harap dan kasih (1Kor. 13:13; Rm. 5:2; 1Tes.
5:8). Bahasa kasih adalah bahasa yang terutama dalam hidup semua orang percaya.
Berdoalah.
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar