(Pengkhotbah 10:
10-15)
Bagi
sebahagian orang, sulit sekali menjalankan pekerjaan yang memerlukan banyak
pikiran, misalnya seorang analis kimia atau analis keuangan. Demikian juga
misalnya dalam bidang pengembangan usaha dan pelayanan, karena memang harus
menggunakan lebih banyak pikiran dari pada tenaga. Bagi sebagian orang sebagai sebuah
ancaman jika harus bekerja di bawah terik matahari dengan alat kapak, pacul
atau cangkul. Untuk berhasil dalam bidang apa pun, perlu adanya keseimbangan
antara tenaga dan hikmat.
Pengkhotbah
mengarahkan argumennya ke arah yang ia diinginkan. Menggunakan metafora besi
tumpul, ular memagut, orang bodoh, dll. Menunjukkan kepada kita bahwa hidup
harus berarti. Maka harus mengarahkan hidup dalam didikan Tuhan. Pengkhotbah
mengingatkan kita bahwa hal-hal kecil pun memiliki
konsekuensi.
Dalam satu kesempatan seorang bapak sedang mengemudi mobilnya melewati rumah sakit jiwa, seketika ban belakang kiri mobilnya kempes. Sementara si bapak sedang mengganti ban yang kempes, mobil lain lewat, melindas tempat di mana si bapak meletakkan baut roda. Semua baut roda terlempar. Si bapak pun mencoba mencarinya, tidak juga ketemu. Si bapak kebingungan apa yang harus ia lakukan. Sementara si bapak menunggu taksi, ia mendengar teriakan dari balik pagar rumah sakit jiwa, di mana salah seorang telah memperhatikannya. Si pasien rumah sakit jiwa pun bersorak. Hei, Sobat! Mengapa kamu tidak melepaskan satu mur roda dari ketiga roda lainnya? Itu akan membantu banmu sampai kamu sampai ke rumah. Demikianlah si bapak yang mengalami kempes ban terbantu oleh saran mengejutkan seorang pasien rumah sakit jiwa. Si bapak pun berterima kasih kepadanya, sambil tersenyum si pasien rumah sakit jiwa tersebut berkata, "Saya di sini karena saya gila, bukan karena saya bodoh." Ide-ide baik akan selalu ada, terpenting bekerja dengan fokus hidup dalam didikan Tuhan yang menopang kita bahkan di saat-saat tersulit sekali pun.
Marilah untuk selalu melindungi “kepala kapak” kita serta mengasahnya. Semua orang yang bekerja untuk Tuhan, seperti orang pintar akan terus menggunakan kapak terasah, sehingga mendapatkan hasil yang jauh lebih baik. Jangan pernah menjadi orang bodoh “yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.” (2 Timotius 3: 7). Amin. Selamat hari Minggu! -NS-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar