PENELAAHAN
ALKITAB (PA) SEKSI PEMUDA
“darah Yesus, Anak-Allah,
menyucikan kita dari pada segala dosa”
(1 Yohanes 1: 5-10)
Sabtu, 4 Mei 2019
1. Bernyanyi BN. HKBP No. 24: 1-2 Lawatlah Tuhan
BL. 59 As=Do
Lawatlah Tuhan,
kami umat-Mu.
Kami mau memuji
Tuhan, kar’na kasih dan rahmat-Mu.
Lawatlah Tuhan,
kami umat-Mu.
Kasihanilah,
kami yang sesat,
Kaulah
Yesus pertolongan, yang memb’ri keselamatan
Kasihanilah, kami
yang sesat.
2. AGENDA
3. Bernyanyi
BN. HKBP No. 18: 2 Bukalah pintu gerbang-Nya BL.84 C=Do
2. Aku datang
ya Tuhanku, lihat akau hamba-Mu
Tinggallah di hatiku, jadi rumah bagi-Mu
4. Pembacaan Nats: 1 Yohanes 1: 5-10
(P: Pemimpin – Pm: Pemuda)
P: Dan inilah berita, yang telah kami dengar
dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam
Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Pm: Jika kita katakan, bahwa kita beroleh
persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan
kita tidak melakukan kebenaran.
P: Tetapi jika kita hidup di dalam terang
sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang
dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada
segala dosa
Pm: Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa,
maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
P: Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan
kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat
dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam
kita.
5. Penjelasan
Kitab
1,2,3 Yohanes ditulis dalam
suatu keadaan di mana Yohanes resah karena adanya suatu permasalahan yang
timbul dalam jemaat Efesus, dalam kurun waktu 90 M. Suatu keadaan di mana ada
beberapa pengajaran palsu yang menyimpang tentang esensi-esensi dasar dari
kekristenan yang menyerang kepercayaan Kristen, dan mengacaubalaukan hal-hal
yang mendasar dari kekristenan dengan dalih ingin membenarkan kekristenan dan
mengangkat kekristenan dipandang dalam dunia filsafat. Akibatnya banyak terjadi
penyesatan dan mengakibatkan banyak orang Kristen ini mengelompok menjadi suatu
golongan tertentu dan mereka menjauhkan diri, berpaling dari persekutuan, serta
menghina orang-orang Kristen lain di luar kelompok mereka. Gerakan aliran ini
disebut gnostisisme. Ajaran
Gnostisisme (bahasa Yunani gnosis artinya pengetahuan): Allah roh tidak ada
hubungannya dengan dunia ini. Dunia terbuat dari materi, materi adalah jahat.
Materi diperintah dari planet-planet yang ditunjuk oleh kuasa yang baik, dunia
dan planet-planet diciptakan dan di perintah allah yang paling rendah, yang
ketika menciptakan manusia membuat kesalahan. (demiurgos). Manusia terdiri dari
tubuh dan pikiran (mira). Di dalam manusia terdapat sebercik roh terkurung
dalam tubuh (materi itu), untuk melepaskan roh dari tubuh yang jahat, perlu ada
juru selamat allah. Allah yang benar adalah roh sejati dan roh-roh lain
mengelilinginya. Roh sejati mengutus Yesus (yang paling dekat dengan Allah)
untuk bersinar memanggil roh terpenjara tersebut kembali bersatu dengan roh
sejati. Ada dua
aliran gnostisisme yang sangat
mempengaruhi dan menyesatkan banyak orang Kristen di sana.
·
Pertama
adalah cerinthianisme yang dicetuskan oleh Cerinthus. Dalam
pandangannya, Cerinthus memberi argumen bahwa Yesus adalah manusia biasa, yang
ketika Ia dibaptis maka pribadi Kristus turun ke atas-Nya, sehingga Ia penuh
dengan kuasa. Namun sebelum penyaliban, Kristus pergi dari diri Yesus. Namun
Cerinthus percaya bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati.
·
Kedua,
adalah paham doketisme yang beragumen bahwa Yesus Kristus tidak sungguh-sungguh
manusia, melainkan hanya tampak sebagai manusia. Kata ini berasal dari bahasa
Yunani dokein yang berarti tampak, seolah-olah, semu atau
kelihatannya. Doktrin ini mempertahankan bahwa Yesus Kristus hanya tampaknya
saja mempunyai tubuh. Maka dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Yesus Kristus
hanya memiliki tubuh surgawi dan hanya berpura-pura saja menderita dan mati. Bagi mereka, Allah hanya memakai
manusia Yesus menjadi alatnya, karena itu Yesus hanya sekedar manusia yang
baik/teladan, bukan seorang juru selamat. Keselamatan boleh di dapat dengan
bersemedi, bermeditasi, melepaskan roh dari keterpenjaraan tubuh yang tidak
kudus. Doketisme bukanlah sebuah mazhab atau sekte, tetapi suatu cara
berpikir tentang Yesus Kristus sejak zaman para rasul muncul dalam bentuk yang
beraneka ragam
·
Ajaran-ajaran di atas menolak kemesiasan Yesus
(1Yoh.2:22) dan menolak Yesus sebagai Juru Selamat. (1Yoh.4:2-3). Akhirnya
lahir juga ajaran Libertinisme dan Antinomisme, mengajarkan kebebasan dari
tuntutan hukum. (salah memahami apa kata nabi Yeremia: Tetapi beginilah
perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah
firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya
dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi
umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar sesamanya atau mengajar saudaranya
dengan mengatakan: Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan
mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan mengampuni kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka."(Yer.31:33-34).
·
Bagi mereka salib tidak punya arti (1Yoh.1:7,2:1-2;40:10),
mereka menolak perjamuan kudus (5:6), mereka menganggap dirinya tidak berdosa
(1:8). Orang kristen terancam pengajaran sesat yang menyangkal inkarnasi
(1Yoh.4:2-3;2:33).
Dalam
Prolognya buku Yohanes menekankan: “Apa
yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat
dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan
tangan kami tentang Firman hidup --
itulah yang kami tuliskan kepada kamu.” (1Yoh.1:1). Jika mempunyai
kesempatan mendengar firman Tuhan, atau turut melayani di rumah Tuhan, itu
bukanlah hasil usaha kita seorang. “Tidak
ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa
yang mengutus Aku, … Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat
Bapa.” (Yoh.6:44a,65). "Berbahagialah
engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu,
melainkan Bapa-Ku yang di surga.” (Mat.16:17b). Berkesempatan mendengar
firman Tuhan, adalah berkat Tuhan!
Yohanes
memberikan solusi untuk pengenalan ajaran yang benar, yaitu: “Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah
percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari
Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh
dunia. Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa
Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah.” (1 Yoh.
4:1-2).
Dalam
ay. 5, Allah yang dengan-Nya kita bersekutu adalah terang tanpa kegelapan.
Jadi, persekutuan dengan Dia berarti hidup sesuai dengan kebenaran itu
(“kebenaran” pada akhir a.6 aletheia,
“truth”, apa yang sebenarnya, bukan kata dikaiosune,
“righteousness”, tingkah laku yang sesuai dengan norma). Kemudian, ay.7 agak
mengejutkan. Yang pertama, hasil dari hidup dalam terang adalah persekutuan
dengan sesama orang percaya/persekutuan seorang dengan yang lain, bukan
(langsung) dengan Allah. Karena Allah adalah terang maka di dalam Dia tidak
akan pernah ada kegelapan. Terang itu tidak mungkin bersatu dengan kegelapan.
Dan kegelapan tidak mungkin ada di dalam terang. Dan di dalam terang Allah
manusia mendapatkan hidup. Terang Allah itu akan menerangi jalan manusia untuk
tidak hidup dalam kegelapan. Dengan demikian:
·
Setiap orang yang hidup di dalam persekutuan
dengan Allah, maka ia juga bersekutu dengan sesama orang percaya da
masing-masing harus hidup dalam terang Tuhan. (bdn.Gal.5:22) Kehidupannya tidak
lagi melakukan perbuatan-perbuatan gelap/dosa. Jika ada yang menyatakan dirinya
hidup bersekutu dengan Tuhan tetapi melakukan perbuatan-perbuatan kegelapan
maka ia adalah pendusta. (bdn.Gal.5:19-21).
·
Setiap orang yang mengaku tidak berdosa (Libertinisme, Antinomisme) maka ia menipu dirinya sendiri dan menjadikan Allah
sebagai pendusta (bnd. Rm. 3:10-12).
·
Setiap orang yang mengaku dosanya maka ia
akan diampuni.
6. Diskusi
6.1. Setelah
membaca keterangan singkat di atas, apakah tepat jika mengatakan bahwa Yohanes
dalam Injilnya hanyalah menganggap Yesus sekedar seorang manusia biasa atau
bahkan sebagai seorang malaikat yang khusus?
6.2. Pada saat kita mengalami hidup
seperti berjalan di gelap malam, ingatlah bahwa Allah adalah terang. Terang
adalah lawan dari kegelapan. Kegelapan itu adalah lonceng panggilan untuk
bertelut dan melibatkan Tuhan dalam hidup kita. Yakinilah bahwa Allah di dalam
Kristus itu bukan sekadar Allah "ada"
melainkan Allah yang "hadir". Apa
bedanya? Untuk sekadar "ada", tidak dibutuhkan pelibatan diri, namun
untuk sebuah "kehadiran" mutlak membutuhkan pelibatan diri. Sang
Terang itu adalah Allah yang hadir. Dekat dan sedia mengangkat. Akrab dan sedia
mendekap. Ia sedia terlibat, menerangi gelapnya jalan hidup kita. Sudahkah Anda
mengandalkan Tuhan terang dalam hidupmu? Jika ya, beri contoh dalam hal apa!
7. Bernyanyi BN. HKBP No. 25: 1 Firman-Mu Tuhan Allahku
BL.181 Es=Do
Firman-Mu Tuhan Allahku, tak ternilai bagiku.
Kujadikan peganganku, di tiap langkah hidupku.
Kalau bukan Firman Tuhan, dasar iman umat-Mu.
Apakah dasar yang kuat, selain firman Tuhanku.
8.
Doa Syafaat
9. Bernyanyi BN. HKBP No. 15: 1-2 Andai
‘ku punya suara indah BL.103 F=Do (Persembahan)
Andai ‘ku punya suara indah,
seribukali suaraku.
Aku bermazmur sangat indah, dari
seluruh jiwaku.
Hatiku sangat bergemar, memuji karya
cipta-Mu.
Andaikan
suaraku menjangkau semua alam ciptaan-Mu.
Akan
‘ku ajak semua makhluk nyanyikan kidung bagi-Mu.
Hendaklah
jiwa ragaku, memuji Tuhan Allahku.
10.
Doa Bapa Kami - Berkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar