Berubah
Untuk
Sebuah Kehidupan Baru
(Jesaya 1:10-18)
Untuk menutupi segala kemunafikan dan kepalsuan,
manusia cenderung melakukan hal-hal yang menarik perhatian banyak orang dengan
tujuan untuk mendatangkan pujian. Banyak orang berpura-pura
baik untuk suatu tujuan tertentu, datang beribadah dengan harapan pujian dari banyak
orang, mengharapkan penilaian dari orang lain serta sebuah pembenaran diri,
supaya dicap sebagai orang saleh. Membantu atau memberikan sesuatu untuk suatu
pujian dan kehormatan dunia, sebab apa yang dia perbuat bukanlah dorongan suara
hati atau belas kasihan, atau juga disebut bukan karena adanya tanggung jawab
moral, hanya sebuah sandiwara moral. Dalam masalah keimanan juga banyak kita jumpai
hal-hal
yang penuh dengan kepalsuan dan kemunafikan. Ada banyak orang memberi sesuatu
untuk gereja bukan didorong oleh rasa syukur atas anugerah Tuhan yang telah dia
terima, tetapi adalah untuk satu kesempatan menyombongkan diri, mencari celah
supaya orang yang dihormati, didengarkan, kesempatan untuk menyalahkan
orang lain dan membenarkan diri melalui pemberiannya.
Orang
Israel begitu setianya melakukan ritus-ritus peribadahan, memberi persembahan,
merayakan hari raya, memberikan perpuluhan. Akan tetapi apa yang mereka
lakukan; manindas orang lemah, menindas orang miskin dan yatim, membelokkan
keadilan (Amos sebutkan: menjual orang benar dengan seharga sepasang tali
kasut). Bangga dengan apa yang mereka berikan ke Bait Allah, tetapi merampas
hak hidup orang lain. Pemberian mereka ke bait Allah adalah merupakan hasil
rampasan, penipuan, sehingga Tuhan menolak mereka dengan menuduh tangan bangsa
Israel yang penuh dengan darah.
Apakah yang akan kita perbuat dalam pembenahan
diri di hadapan Tuhan: berubah oleh karena pembaharuan budi (Rom 12:2), menjauhkan
diri dari praktik-praktik
penipuan, kesombongan moral dan iman, menjauhkan diri dari segala kemunafikan
dan kepalsuan. Ibadah yang benar jikalau hal itu dapat menumbuhkan rasa
kepedulian sosial kita terhadap sesama. Membuka diri mendengarkan Firman Tuhan (membuka
hati dengan mangalahkan ego dan kepentingan dunia ini) mendengarkan dengan
segenap hati, pikiran dan jiwa serta berusaha melakukan apa yang Tuhan inginkan
untuk kita lakukan sebagi wujud iman dan kesetiaan kita akan Tuhan.
Persembahan
kita adalah buah dari iman, bukan sebagai alat suap atau sogok pembenaran
diri, persembahan kita di dalam Bait Allah bukanlah seperti mesin cuci yang
dapat membenarkan kita di hadapan Tuhan, dan untuk dapat melakukan kejahatan
lagi. Tetapi
persembahan dan ibadah kita haruslah sebagai pengungkapan rasa syukur atas
kemurahan hati Tuhan yang memberikan kita hidup dan kesempatan menikmati
kehidupan ini. Apakah yang akan kita bawa ke hadapan Tuhan, tidak lain hanyalah
sebuah pengakuan dan perubahan moral, meninggalkan segala kemunafikan,
kepalsuan, datang dalam segala kejujuran dan kerendahan hati. Memberikan yang
terbaik bagi Tuhan dengan menegakkan keadilan dan kebenaran, membangun
kepedulian sosial terhadap semua orang. Ibadah yang kita lakukan dengan iman
yang tulus dan benar akan memberikan kita kekuatan dan pengharapan baru serta
sukacita dan penghiburan, karena Tuhan akan senantiasa bersamamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar