P E M B E R I T A
S E K A L I G U S
P E N D E R I T A
S E K A L I G U S
P E N D E R I T A
(2 Timotius 2:8-15)
H
|
idup
senang, bahagia, dan tanpa masalah, tanpa derita adalah keinginan semua orang.
Banyak cara dilakukan untuk tujuan tersebut. Jika penderitaan mendera, sebagaian
orang memahaminya seolah sebagai kiamat baginya. Sesungguhnya penderitaan
mengajarkan banyak hal kepada kita. Penderitaan membuat manusia lebih kuat,
lebih tangguh, dan lebih memahami makna sesungguhnya tentang hidup.
Penderitaan
terjadi bukan tanpa alasan. Allah mempunyai sebuah rencana. Jadi tetaplah
berjuang! Jangan pernah takut dan menyerah saat menghadapi penderitaan.
Hadapilah bersama dengan Tuhan, maka kita akan semakin bertumbuh dan kuat menghadapi
kehidupan selanjutnya. Setelah mengalami penderitaan, disalibkan, mati dan
dibangkitkan. Kebangkitan Yesus menjadi sukacita tetapi juga merupakan tugas
dan tanggungjawab. Karena Yesus yang bangkit menyuruh murid-murid-Nya untuk
pergi memberitakan Injil (Mat.28:19). Rasul Paulus memahaminya sebagai
keharusan. “Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil.” (1 Kor.9:16). Memberitakan Yesus yang bangkit, sama
dengan “teken kontrak“ untuk menderita (1 Pet.2:21). Kita dipanggil bukan hanya sebagai
pemberita, tetapi juga penderita. “Dalam
dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah
mengalahkan dunia." (Yoh.16:33). Dalam Kisah para Rasul 4:2 Setelah
Petrus dan Yohanes mengkhotbahkan kematian dan kebangkitan Kristus, mereka
langsung ditangkap. Rasul Paulus (ay.8-9), dan juga para pengikut Kristus
gereja mula-mula. Mengikut dan memberitakan Injil Kristus, berarti ikut dalam
penderitaan-Nya (ay.12).
Namun ada
orang Kristen yang alergi menderita karena Kristus, mereka menginginkan “kristen enak”. Hanya mengikut Yesus demi
makanan, demi kesehatan, demi mujizat. Mereka menginginkan Yesus yang memberi
makan 5.000 orang. Yesus yang menyembuhkan, Yesus yang membuat mujizat, Yesus
yang membangkitkan. Mereka tidak menginginkan Yesus yang tersalib dan mati.
Mereka ini disebut Teologia sukses/berkelimpahan. Yang hanya menginginkan yang
enak-enak yang Yesus lakukan. Salib dan penderitaan Yesus mereka singkirkan. (No gain without pain; no crown without cross).
Bersama Yesus dalam penderitaan, akan bersama Yesus dalam
kemuliaan. Dalam 2 Timotius Paulus mengarahkan Timotius untuk tidak malu menderita
dalam memberitakan Injil Yesus Kristus yang bangkit dari kematian.
Kita bisa
menang hanya karena kita percaya kepada Kristus, dan menjadikan-Nya sebagai
pusat hidup kita. Salib, kematian dan kebangkitan-Nya yang membebaskan, kita
beritakan. Sudahkah hidup kita berpusat kepada Kristus yang mati dan bangkit,
taat dan rela menderita demi memberitakan injil-Nya? Selamat hari Minggu.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar