PERTOLONGAN
TUHAN
AKAN SEGERA DATANG
(Habakuk 1:1-4+2:1-4)
Apakah yang terjadi
dalam diri kita saat menghadapi tantangan, kesulitan hidup bahkan kalau kita
merasa dilecehkan banyak orang, dikhianati, disakiti. Boleh jadi kita akan
marah, benci dan dendam, berusaha untuk membalaskan kejahatannya. Dan bagaimana
sikap kita kalau kita melihat orang lain ditindas, dilecehkan, dianiaya,
ditipu, apakah kita akan ambil sikap diam, tidak peduli atau menutup mata, atau
bahkan ikut menindas mereka, ikut mengakimi serta menyalahkan mereka. Semuanya
tergantung kepada kepribadian seseorang, tergantung bagaimana dia mampu membuka
diri akan keadaan sekitar, bagaimana dalam dirinya ada kepedulian sosial dan
keberanian mengatakan kebenaran, sebab hanya dengan itulah dia akan mampu
membela, menolong, memotivasi serta memberikan penghiburan. Mereka yang telah
merasakan dan melihat pertolongan dan campur tangan Tuhan dalam kehidupannya,
akan merasa terpanggil oleh imannya untuk berbuat baik pada seseorang, akan mau
mengingatkan pelaku kejahatan untuk berubah, mereka yang putus asa untuk
berpengharapan, membela orang tertindas dan membawa sukacita dan penghiburan
kepada orang yang berduka.
Habakuk, seorang nabi yang dipilih Tuhan sesuai
dengan namanya: Habakuk; Tuhan merangkul, Tuhan melindungi, dia tidak tinggal
diam melihat ketidakadilan yang berlaku kepada umat Israel, penindasan oleh
orang Kasdim juga oleh bangsanya sendiri terutama kepada mereka yang lemah,
yang miskin. Dia datang, dia mengadu kepada Tuhan, dia bergumul, mengapa
sepertinya Tuhan membiarkan umatnya dilecehkan, ditindas oleh orang-orang
sombong, mereka yang membusungkan dadanya menentang keadilan dan kebenaran.
Ketertekan hidup Habakuk melihat penderitaan umatNya yang dilakukan oleh para
pengacau, dia berkata: berapa lama lagi Tuhan ...
Habakuk memperlihatkan kepeduliannya bagi umat Israel, bagi mereka yang
tertindas, dia turut serta merasakan kepahitan hidup karena penderitaan itu. Marthin Luther King berkata: “Jikalau
kita menutup mata atau berdiam diri melihat segala kejahatan yang tengah
berlaku, berarti pada dasarnya kita telah ikut sebagai pelaku, minimal kita
turut menyetujuinya berlaku“ Hal
itu tidak ada dalam diri Habakuk, dia menyampaikan semuanya pada Tuhan. Dia
berdiri di atas menara pengintaian sepertinya melihat kapankah pertolongan
Tuhan datang, kapanlah kejahatan akan dikalahkan (2:1) menantikan pertolongan
Tuhan dalam iman dan pengharapan.
Kegigihan, kesungguhan Habakuk, Tuhan jawab,
Tuhan janjikan sebuah pembebasan dan pertolongan, Tuhan berkata: “Tuliskanlah
penglihatan ini supaya semua orang melihatnya (2:2), perderitaan akan berakhir,
kejahatan akan di kalahkan, dan orang percaya akan hidup oleh percayanya (Rom
1:17). Tuhan tahu apa rancangan yang akan dipebuatnya bagi umatnya dan juga
bagi orang-orang
sombong (Yer 29:11); akan tetapi Tuhan tidak serta merta langsung memberikan
pembebasan, boleh jadi Tuhan sepertinya mengulur waktu supaya kita semakin bertumbuh
dalam iman dan kesetiaan (BE 283:2 nang sipata dipabenda ..) Rom 5:3-5; supaya
kita dapat memahami dan percaya, saatnya Tuhan akan memberikan pertolongan,
memberikan kekuatan dan hidup bagi mereka yang setia hingga akhirnya, yang
tahan dalam pencobaan (Why
2:10; 1 Kor
10:13). Setialah dalam Tuhan walaupun harus menghadapi kesulitan, tantangan
terutama oleh karena iman akan Kristus, Tuhan akan segera menolong dan
memberikan pembebasan, kejahatan akan dikalahkan, tetapi orang-orang benar akan
diberkati dan beroleh hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar