Ketika Allah Memilih
(Yeremia 1:4-10)
B
|
etapa
hancurnya perasaan Nick Vujicic (Nicholas James Vujicic) ketika dia menyadari
terlahir ke dunia tanpa kedua tangan dan kedua kaki. Rasa rendah diri dan hidup
tanpa motivasi acap kali menghampiri. Akan tetapi, seiring dengan perjalanan
waktu, pria kelahiran 4 Desember 1982 ini, mulai bangkit. Dia terus menggali
dan menemukan mutiara-mutiara indah yang Tuhan karuniakan di dalam tubuhnya.
Akhirnya, pria yang pernah frustasi itu Tuhan pilih. Dengan kasih Tuhan, pria
keturunan Serbia-Australia itu, dipilih untuk “mentransfusi” iman dan harapan
kepada banyak orang yang membutuhkan.
Perjalanan hidup Nick Vujicic menjadi inspirasi
bahwa keterbatasan fisik tidak menghalangi Tuhan untuk memilihnya memberitakan
firman-Nya. Keterbatasan fisik tidak membatasi Nick untuk meraih gelar sarjana
akuntansi dan perencanaan keuangan. Bahkan keterbatasan fisik tidak menghalangi
Nick untuk dicintai dan dipilih seorang gadis cantik bernama Kanae Miyahara,
keturunan Mexico-Jepang, menjadi belahan jiwanya. Bagi Kanae, keindahan hati melebihi keindahan
fisik.
Jemaat
terkasih, yang mensyukuri kasih Tuhan sepanjang bulan Januari ini, firman-Nya mengingatkan
bahwa ketika Allah memilih, Allah juga
memperlengkapi. Hal itu juga dialami Yeremia. Ketika Tuhan memilihnya, dia menyadari
keterbatasannya. “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai
berbicara, sebab aku ini masih muda” (1:6). Dia merasa masih muda
(Ibr. “na’ar”). Bahkan Alkitab versi
King James menerjemahkannya dengan kata “child”
(anak). Bagi Yeremia, perjumpaan dengan Allah menghasilkan pengenalan diri,
menyadari keterbatasan. Sungguh-sungguh merasa tidak mampu, merasa tidak tahu. Mari
kita lihat, Allah yang memilih adalah Allah yang memperlengkapi. Alkitab
mencatat bahwa “Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataan-Ku ke
dalam mulutmu” (1:9). Yeremia mengakui keterbatasannya dan Allah
hadir memperlengkapinya.
Cukupkah
hanya memperlengkapi? Ternyata, tidak! Allah
yang memilih, adalah Allah yang menyertai dan menyelamatkan (1:8). Dr Moorhead mengatakan bahwa Allah mengutus Yeremia tatkala segala
perkara di Yehuda merosot dengan cepatnya ke arah kebinasaan, kegentingan
negara sedang memuncak, banyak aliran sesat mengobrak-abrik segala lapisan
masyarakat, doktrin-doktrin yang mencelakakan merajalela. Yeremia melihat
bangsa yang dikasihinya meluncur ke arah jurang kebinasaan. Itulah sebabnya
Allah mengutus Yeremia dengan misi “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan
meruntuhkan, untuk membangun dan menanam”(1:10).
Sekalipun misi tersebut berat, tetapi Allah menjanjikan penyertaan dan
penyelamatan kepada Yeremia. Itu pula janji dan jaminan Tuhan bagi Yakub, Musa,
Yosua, para rasul dan tokoh-tokoh Alkitab lainnya.
Jemaat dan keluarga yang selalu menggumuli
pilihan Allah, kita sadar bahwa tidak ada zona
nyaman dan mapan dalam kehidupan. Setiap zona
punya tantangan, yang bila ditempuh, akan membentuk iman semakin teguh dan
tangguh. Jangan takut! Kristus telah menempuhnya. Dialah teladan kita. Selamat
beribadah.
Amin.