MEMAHAMI
SEBUAH NILAI KEBENARAN
(Yohanes 20: 24-31)
P
|
enyampaian
dan penyebaran sebuah informasi saat ini sangat didukung oleh teknologi
digital, di mana-mana orang bisa mengakses atau mendengar berita, mendapat informasi dan orang-orang juga saling
berlomba untuk menyebarkan informasi. Banyak juga informasi yang saling
menyambung dalam artian saling menyebar berita yang dia dengar hingga menjadi
viral. Dan juga beragam sikap/respons orang dalam menyikapi setiap berita atau
informasi yang diterimanya. Ada yang langsung percaya dan dengan serta merta
turut menyebarkannya yang walaupun dia belum memeriksa kebenaran berita yang
dia sampaikan kemudian. Tetapi ada juga yang tidak mau tahu dengan apa yang dia
lihat dan dengar, informasi itu berlalu saja, dan ada juga yang merasa takut
menyebarkannya.
Kebangkitan
Tuhan Yesus tidak serta merta diterima semua orang, termasuk Thomas murid
Yesus. Karena beberapa faktor: Pertama: Faktor psikologis yang tengah mendera
mereka, diliputi ketakutan kepada penguasa saat itu. Kedua: Boleh jadi mereka menganggap
kabar tersebut hanya sebuah bentuk penghiburan belaka, untuk mereka tengah bersedih
karena kematian Yesus; Ketiga: Mereka mencoba memakai logika berfikir, perlu
bukti yang nyata, biar tidak salah mengambil keputusan.
Thomas adalah murid
yang tidak begitu saja memercayai kesaksian atau opini orang lain, itu sebabnya
ia tidak mudah mempercayai berita kebangkitan Yesus sebagaimana yang
diberitakan para murid yang lain, dia mau membuktikannya sendiri, dia mau melihat
dan mengetahui kebenaran secara pasti. Salahkah
Thomas dengan prinsipnya? Tergantung pada penilaian kita. Banyak orang
menyalahkannya dan hingga kini terkadang masih menjadikannya sebagai kritikan
bagi seseorang yang tidak mudah memercayai berita. Bagaimana dengan Yesus? Marahkah
Ia kepada Thomas? Tentu saja tidak. Bahkan ia berkenan datang menyatakan
diri-Nya kepada Thomas. Yesus menawarkan kesempatan bagi Thomas untuk menyentuh
dan melihat bekas luka di Tubuh Yesus. Pembuktian itu membuat mulut Thomas
mengakui dengan sungguh akan kedaulatan Yesus. Thomas berubah dari pribadi yang
ragu menjadi pribadi yang kokoh dalam pengakuannya. Thomas berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku.” (ay.28).
Artinya perjumpaan Thomas dengan Yesus menghilangkan keraguannya, membentuk
dirinya menjadi pribadi yang kokoh dan teguh dalam pengakuan siapakah Yesus
dalam dirinya “Tuhanku dan Allahku” menjadi
orang yang pertama yang secara tegas dan jelas mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan
dan Allah. Tuhan yang adalah Allah yang berkuasa penuh atas hidup dan mati,
atas langit dan bumi dan atas segala sesuatu. Dari krisis pengakuan … Thomas
bertumbuh menjadi pencetus pengakuan iman yang sangat penting dan menjadi
bagiandari puncak kisah pengakuan akan Yesus yang sesungguhnya. Bagaimakah kita
hingga saat ini memercayai kebenaran kebangkitan Yesus? Apakah kita harus
melihatnya langsung dengan mata kepala kita? Ataukah kita mamapu melihatnya
dengan mata hati dan iman kita akan Yesus? Tuhan berkata: “Berbahagilahh orang yang tidak melihat namun percaya.” (ay.29b).
Selamat Paskah. (HS).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar