RENUNGAN MINGGU X TRINITATIS
Roma 12: 1-8
Dalam buku “Lentera Surgawi” Pdt.Ishak Sugianto bercerita: Ada suatu cerita tentang setan yang sedang berdiri dengan santainya di luar sebuah gereja yang penuh sesak dengan jemaat yang sedang beribadah kepada Tuhan. Lalu ada seorang pengembara lewat di depan gereja itu dan melihat setan tersebut. Pengembara bertanya, “Hai setan, apakah engkau tidak merasa gelisah melihat begitu banyak orang sedang beribadah kepada Tuhan di dalam gereja?. Bukankah dengan banyaknya orang yang beribadah digereja itu berarti kekuasaanmu atas diri mereka akan hilang?” Si Setan tersenyum licik dan menjawab: “Ah, aku sama sekali tidak gelisah, orang-orang yang beribadah di dalam gereja hanya dua jam saja berada di sana. Di antara mereka yang duduk dalam kebaktian ada yang tidak memuji Tuhan. Di antara mereka yang duduk di dalam kebaktian ada yang main game di android, membuat sms gelap dengan kata-kata kotor; bukan memuji Tuhan. Sebentar lagi mereka akan keluar di gereja, dan pada saat itulah aku akan menerkam dan menguasai hidup mereka lagi. Orang-orang itu hanya menjadi Kristen hari Minggu saja, seterusnya mereka jadi milikku dan bukan menjadi milik Kristus”.
Apa yang diungkapkan dalam cerita ini mengandung kebenaran yang dalam. Banyak orang Kristen yang berbakti dan beribadah hanya secara lahiriah belaka, batin dan hatinya masih tetap jauh dari Tuhan. Inilah yang terjadi pada zaman nabi Yesaya. Bangsa Israel beribadah dengan baik sekali, termasuk merayakan hari-hari raya dengan semarak, tetapi tetap bergelimang dalam dosa-dosa mereka. Beribadah tetap jalan, tetapi tetap berbuat dosa (Yesaya 1:10-18).
Inilah hal yang sangat memprihatinkan yang terjadi pada zaman jemaat mula-mula di Roma, dan juga dapat terjadi pada zaman sekarang. Jemaat di Roma rajin beribadah, tetapi tubuh mereka masih terikat pada keinginan tubuh, yang bertentangan dengan Kehendak Tuhan. Itu sebabnya Paulus berkata dalam Roma 12, 1, kotbah minggu ini: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”.
Ibadah yang benar di gereja pada hari Minggu harus merupakan Training Centre, di mana seorang atlet dilatih dan digembleng sedemikian rupa. Lalu, dilepas untuk bertanding dalam pertandingan yang penting, di mana ia harus mempraktekkan semua yang diperoleh di Training Centre. Ibadah di gereja pada hari Minggu harus merupakan Training Centre. Dengan demikian ada kesinambungan antara ibadah Minggu dengan kehidupan seharihari. Itulah ibadah yang sejati.
Selamat Hari Minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar