Bapak St. DM. Simanjuntak, Bapak IC.
Simanjuntak, dan Bapak MP. Simanjuntak membicarakan dan membahas pendataan
orang batak kristen di daerah Pondok Gede guna mengadakan kebaktian setiap hari
Minggu. Kebaktian pertama di Gereja Bethel berdekatan dengan rumah Bpk. St.
SCM. Nainggolan/br. Sitanggang, dengan Parhalado/Pembinaan dari HKBP Kramat
Jati dipimpin Guru Huria St. Sitorus.
11 November 1979 :
keluar Surat Keputusan HKBP Kramat Jati
nomor 17/SKP/PARM/11/1979 tentang Peresmian Persiapan Parmingguan HKBP Pondok
Gede dengan jumlah jemaat 25 KK dengan kebaktian di Gereja Bethel. Tanggal 11
November 1979 diputuskan sebagai tanggal berdirinya HKBP Pondok Gede.
27 Januari 1980 :
Jemaat HKBP Pondok Gede tidak diizinkan
lagi kebaktian di Gereja Bethel tersebut.
03 Februari 1980 :
Keluarga Bpk. Mayor TNI AD P. Purba/br.
Hutabarat dengan sukarela memberikan rumahnya di Komplek Janangratmil Blok A.
No. 5 sebagai tempat kebaktian.
14 Januari 1981 :
Jemaat membeli tanah untuk
pertapakan gereja seluas 1100 m2 yang berlokasi di Desa Jatirahayu, Pondok
Gede atas nama Bapak MP. Simanjuntak (lokasi : aula gereja sekarang).
22 September 1982 :
pembangunan gereja semi permanen
dimulai dengan ukuran 9 m x 21 m dan ruang konsistori ukuran 4m x 6m dengan
Ir. Romulus sebagai arsitek.
19 Desember 1982 :
ibadah mulai dilakukan di gereja yang
baru.
24 Juli 1983 :
status parmingguan dikukuhkan menjadi Huria Na Gok HKBP Pondok Gede yang diresmikan oleh Praeses Distrik VIII Jawa Kalimantan, Pdt. HS. Marpaung, S. Th.
status parmingguan dikukuhkan menjadi Huria Na Gok HKBP Pondok Gede yang diresmikan oleh Praeses Distrik VIII Jawa Kalimantan, Pdt. HS. Marpaung, S. Th.
15 Oktober 1984 :
Jemaat membeli tanah seluas 420 m2 untuk jalan pintu masuk dari Komplek Real Estate PT. Telison Intan Perkasa ke lokasi gereja (tepatnya pintu masuk sekarang dekat tiang listrik).
Jemaat membeli tanah seluas 420 m2 untuk jalan pintu masuk dari Komplek Real Estate PT. Telison Intan Perkasa ke lokasi gereja (tepatnya pintu masuk sekarang dekat tiang listrik).
Tahun 1986
diadakan pemekaran HKBP Pondok Gede yaitu
berdirinya HKBP Jatiasih, Pasar Rebo, Bekasi.
24 Januari 1990 :
Jemaat membeli tanah dari PT. Telison Intan Perkasa seluas 400 m2 sehingga luas tanah gereja hampir 2000 m2 (salah satu syarat pengurusan peribadatan).
Jemaat membeli tanah dari PT. Telison Intan Perkasa seluas 400 m2 sehingga luas tanah gereja hampir 2000 m2 (salah satu syarat pengurusan peribadatan).
Tahun 1990,
diadakan pemekaran HKBP Pondok Gede yaitu HKBP
Kranggan.
22 Oktober 1992 :
keluar Surat Izin Pelaksanaan Mendirikan
Bangunan (IMB) dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi Cq. Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Tingkat II Bekasi dengan nomor 1221/503/IB/DPUK.
06 Desember 1992 :
Peletakan batu pertama pembangunan Gereja
HKBP Pondok Gede yang dihadiri seluruh aparat Pemda Tingkat II Bekasi.
11 April 1993 :
Pembongkaran gereja lama (semipermanen) secara
simbolis untuk dipindahkan ke tempat sementara di lokasi gereja.
15 April 1993 :
mulai pembangunan gereja tahap I.
13 November 1994 :
pembangunan tahap I selesai dari 3 tahap
yang direncanakan. Kebaktian mulai diadakan di Gereja baru lantai dasar.
03 April 1998 :
mulai pembangunan gereja tahap II dan
selesai tanggal 07 November 1998.
15 November 1998 :
Pertama kalinya lantai 2 dipergunakan
untuk Kebaktian Perayaan HUT ke – 19 Gereja HKBP Pondok Gede walaupun belum
sempurna, sekaligus pencarian dana.
Demikian sebagian yang diketahui penulis
mengenai sejarah HKBP Pondok Gede.
sumber :
http://nhkbp-pdgede.comuv.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6:sejarah-hkbp-pondok-gede&catid=34:sejarah&Itemid=27
Pada Sinode Ressort
HKBP Kramatjati pada tanggal 01 Maret 1997, terpilih Parhalado HKBP Pondok Gede
menjadi Parhalado Ressort periode tanggal 01 Maret 1997 s/d tanggal 01 Maret
2003
R A L A T
http://nhkbp-pdgede.comuv.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6:sejarah-hkbp-pondok-gede&catid=34:sejarah&Itemid=27
KATA PENGANTAR
Terpujilah Tuhan
kita Yesus Kristus karena atas bimbinganNya, Parhalado dapat membuat Buku
Sejarah HKBP Pondok Gede. Parhalado menunjuk Tim Penyusun Sejarah Gereja HKBP
Pondok Gede oleh Pendeta Persiapan Ressort HKBP Pondok Gede, Pdt. H. Sihombing,
SmTh dengan SK Nomor: 191/08.18.02/III/2001 tanggal 8 Maret 2001, terdiri dari:
1.
St.
Ruhut Lumban Tobing :
Ketua
2.
St.
Drs. Midian Simbolon :
Anggota
3.
St.
Saut Costan M. Nainggolan :
Anggota
4.
St.
Drs. Berlin Manurung :
Anggota
5.
St.
Ardian Sirait, SKM :
Anggota
6.
St.
Bismen Nainggolan, SH :
Anggota
7.
St.
Lawrence Siregar :
Anggota
8.
St.
Drs. Deris Sirait :
Anggota
9.
St.
Lamsar Purba :
Anggota
Dengan dibantu
oleh Bapak-Bapak/Ibu-Ibu yang memberi data-data sejarah berdirinya Punguan
Parmingguan, Parmingguan, Persiapan Huria, Huria Na Gok, Persiapan Ressort
sampai pada peresmian Ressort. Kami memberanikan diri untuk membuat Buku
Sejarah ini setelah lebih dulu diadakan penelitian/penelusuran dari beberapa
jemaat yang terlibat langsung dalam mendirikan Gereja HKBP Pondok Gede.
Dalam cetakan
pertama ini, karena waktu dan data-data yang sangat terbatas, dapat dipastikan
akan ditemui ketidaksempurnaan di dalam penyusunan, Bahasa, pencetakan, maupun
kelengkapan data. Namun Tim Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menghimpun dan mencari data sampai kepada pencetakan agar buku ini dapat
selesai tepat pada waktu peresmian HKBP Ressort Pondok Gede, pada tanggal 25
Maret 2001.
Atas kekurangan,
kelalaian dan ketidaksempurnaan yang mungkin terjadi dalam
penyusunan/pencetakan buku ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
Dan tidak tertutup
kemungkinan untuk menerima saran-saran dari siapapun yang ingin memperbaiki isi
dari buku ini, sehingga pada cetakan berikutnya akan lebih sempurna.
Dengan segala
kerendahan hati kami menyampaikan bahwa apabila ada nama-nama yang tercantum di
dalam buku ini, bukan dimaksudkan untuk mempopularitaskan seseorang, namun
hanya sekedar kelengkapan perjalanan sejarah.
Kiranya buku ini
dapat menolong para pembaca untuk mengenal dan mencintai HKBP Ressort Pondok
Gede.
Pondok Gede, 24 Maret 2001
Tim
Penyusun
St. R. Lumban
Tobing
Ketua
KATA SAMBUTAN
Salam
dalam nama Tuhan Yesus Kristus,
HKBP
Pondok Gede telah 21 tahun berdiri, banyak hal yang kita alami bersama baik
suka maupun duka, terutama pada saat mulai berdirinya.
Akan
tetapi Tuhan Yesus tetap memberikan kekuatan kepada kita, sebagaimana
disebutkan dalam Pilippi 4 : 13 “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia
yang memberi kekuatan kepadaku” sehingga setiap ada pergumulan dalam perjalanan
Gereja kita dapat mengatasi dengan baik dan penuh dengan rasa syukur dan
sukacita. Sekarang kita mensyukuri bahwa Gereja HKBP Ressort Pondok Gede telah
dapat menyusun sejarahnya, namun kami menyadari banyak hal yang perlu
disempurnakan dalam penyusunan sejarah ini. Untuk itu Gereja dan Parhalado
sangat terbuka untuk menerima masukan-masukan demi penyempurnaan sejarah Gereja
HKBP Ressort Pondok Gede.
Dengan
tersusunnya sejarah Gereja HKBP Ressort Pondok Gede, Gereja dan semua Parhalado
mengucapkan terima kasih kepada penyusun yang telah bersusah payah bekerja
siang dan malam serta kepada semua jemaat yang telah memberikan informasi/data.
Kiranya
Tuhan Yesus memberkati kita semua dan kita tetap diingatkan, sebagaimana
tertulis dalam 1 Korintus 15 : 58b “Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan
dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia”
Tuhan memberkati,
Pondok Gede, 16
Maret 2001
HKBP Ressort
Pondok Gede
St. Drs.
D. Simbolon
Guru
Huria
KATA SAMBUTAN
Adalah suatu kewajiban bagi seluruh umat
manusia untuk membuat sejarahnya, supaya menjadi kenangan atau bahan pelajaran
kepada generasi penerus. Tidak ketinggalan juga dalam Gereja untuk membuat
sejarah Gereja tersebut. Ini adalah termasuk dari permohonan kepada Tuhan
supaya manusia menghitung segala hari yang diberikan Tuhan kepadanya. Seperti
yang tertulis dalam Mazmur 90 : 12 “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami
sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana”
Supaya manusia itu merasakan bahwa hidupnya
adalah pemberian Tuhan, maka dia akan beroleh Hikmat dari Anugerah penghitungan
tadi.
Sejarah yang telah berlalu adalah suatu
ukuran seperti barometer untuk menentukan perkembangan selanjutnya. Bila kita
mempelajari sejarah, maka di sana kita termasuk juga menghitung hari-hari yang
diberikan Tuhan: dari sana akan muncul satu pengakuan yang sangat berharga dari
berkat Tuhan.
Gereja tanpa sejarah, berarti tidak tahu
betapa besar berkat Tuhan yang diperolehnya. Untuk itulah gereja harus
menuliskan sejarahnya, untuk mensyukuri berkat Tuhan, sekaligus untuk menjadi
pedoman kepada Generasi penerus. Maka Generasi penerus akan mempelajari dan
melihat apa yang tertuang dalam sejarah dan menjadi pedoman untuk membuat
pertumbuhan gereja tersebut. Sehingga gereja akan bertumbuh dan berkembang
sesuai dengan kehendak Tuhan.
Hampir seluruh gereja di Dunia selalu
menuliskan sejarahnya, dan bahkan dalam studi teologi, sejarah gereja menjadi
satu mata kuliah dasar umum (MKDU) yang sangat penting. Sebab dengan demikian,
dalam sejarah gereja selalu diyakini bahwa pertumbuhan gereja itu, tidak
terlepas dari kuasa Roh Kudus yang bekerja di dalamnya. Itulah yang menentukan
sejarah gereja, dan para Gembala yang telah
dipersiapkan untuk melayani tubuh Kristus yang nyata sebagai gereja, serta yang
telah diurapi oleh Roh Kudus, harus menuliskan sejarah pertumbuhan gereja
tersebut.
Tidak
ketinggalan Gereja HKBP Ressort Pondok Gede pada saat ini, yaitu pada peresmian
menjadi Ressort, tanggal 25 Maret 2001, memperoleh sejarahnya supaya siapa yang
ingin mengetahui Kuasa Tuhan dalam perjalanan gereja HKBP Pondok Gede dapat
memakluminya. Maka dengan membaca sejarah tersebut, para pembaca ikut juga
mengucapkan syukur atas kuasa Tuhan yang terjadi di dalamnya. Dan Generasi
penerus boleh mempelajari apa yang terjadi dalam gereja tersebut untuk bahan
ajuan dalam mengembangkan gereja HKBP Pondok Gede, untuk hari mendatang, demi
kemuliaan Tuhan Yesus Raja gereja.
Maka
pada kesempatan ini sebagai hamba Tuhan dan pelayan yang telah diutus melayani
di HKBP Ressort Pondok Gede, turut mensyukuri berkat Tuhan yang melimpah dalam
persekutuan dengan semua pribadi di gereja ini demi terlaksananya Pesta
Peresmian tersebut. Tak ketinggalan kami mengucapkan terima kasih kepada
pimpinan HKBP, juga kepada Pemerintah dalam hal ini Departemen Agama RI yang
selalu mangayomi seluruh rakyat Indonesia.
Akhir
kata, kami tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih banyak kepada Panitia
Pesta Peresmian HKBP Ressort Pondok Gede, secara khusus kepada Tim penyusun
sejarah HKBP Ressort Pondok Gede yang tidak mengenal siang dan malam demi
terwujudnya rencana penulisan sejarah ini.
Tuhan memberkati.
Pondok Gede, 19
Maret 2001
Pendeta HKBP
Persiapan Ressort Pondok Gede
Pdt. Hotman
Sihombing, SmTh
PENDAHULUAN
Pada dasarnya sejarah Gereja HKBP Pondok
Gede dibuat dan dibukukan dari perjalanan kehidupan Gereja yang menggambarkan
pahit getirnya dan suka citanya untuk tidak terlupakanlah semua jemaat dari
generasi ke generasi.
Kristus Yesus telah memanggil untuk
bersekutu dengn Dia, dikumpulkannya menjadi satu Gereja untuk mengikat dengan
erat antara Penebus dengan jemaatnya dan juga diantara sesame jemaatnya yang
menjadi anggota jemaat di HKBP Pondok Gede.
Kristus akan hadir dimana berkumpul dua
atau tiga orang atas namaNya. Karena itulah sejarah ini dibuat agar jemaat
merasakan pertaliannya dengan Kristus yang sedemikian eratnya dan mendorong
hubungannya satu sama lain diantara sesame umat.
Sebagaimana tubuh Kristus telah
mempersatukan seluruh umat di dunia, demikian juga jemaat HKBP telah
dipersatukan dalam satu tubuh Kristus.
Namun tidak terbatas hanya untuk
mempersatukan tetapi lebih kepada perintah Kristus kepada muridNya (Mateus 18 :
19) “Pergilah jadikanlah semua bangsa
muridKu………. dan “Kamu akan menjadi saksiKu………. sampai ke ujung bumi” (Kis 1 : 8).
Perintah Kristus berlaku untuk seluruh
pengikutnya, sekarang dan dikemudian hari, selama bumi masih ada, sehingga
sejarah dan perkembangan HKBP Pondok Gede tidak terbatas sampai sekarang, namun
menjadi terang bagi bangsa dan seluruh dunia.
Hal ini juga untuk memberi kita kekuatan
menentang dan memenangkan ajaran sesat, penderitaan dan penindasan yang akan
semakin meningkat di masa depan.
Sekaligus untuk menarik minat dari setiap generasi
untuk terlibat di dalam organisasi gereja khususnya di HKBP Pondok Gede supaya
setiap jemaat mampu bersaksi dengan menunjukan kecintaannya akan Firman Tuhan
dan menjadi suluh baginya. Kecintaan itu juga akan terwujud di dalam
Pembangunan Gereja dengan menyatakan: “Tuhan,
aku cinta pada rumah kediamanMu……….” (Mazmur 26 : 8), maka tidak terlalu
lama lagi bangunan Gereja HKBP Pondok Gede dapat diselesaikan.
Anugerah Tuhan Yesus Kristus, Kasih Allah
Bapa dan Persekutuan Roh Kudus menyertai kita semua.
Tim penyusun
St. R. Lumban
Tobing
Ketua
SEJARAH HKBP PONDOK GEDE
Tanggal 11 Nopember 1979 s/d Tanggal 25 Maret 2001
I.
PUNGUAN PARMINGGUAN HKBP PONDOK GEDE.
“Tuhan
telah melakukan perkara besar kepada kita, mari kita bersukacita. (Gidang ma
tongon na binahen ni Jahowa tu hita, jadi marlas ni roha ma hita”) Mazmur 126 :
3
Seiring dengan perkembangan dan
pembangunan yang terjadi di daerah Pondok Gede sekitarnya, masyarakat Kristen
Batakpun semakin banyak yang berdomisili di Pondok Gede. Melihat keadaan ini,
Tuhan telah menggerakkan hati 3 (tiga) orang umatnya yaitu Bapak M.P.
Simanjuntak, Bapak I.C. Simanjuntak dan Saudara Thurman Sagala untuk menghimpun
masyarakat Batak Kristen mengadakan kebaktian atau parmingguan.
Dari sekian banyak masyarakat Batak
Kristen, telah terhimpun 25 KK yang bersedia mengadakan Punguan Parmingguan,
yaitu:
1.
Kel.
I.C. Simanjuntak/br. Silitonga
2.
Kel.
M.P. Simanjuntak/br. Hutagaol
3.
Kel.
Mayor TNI AD P.P. Purba/br. Hutabarat
4.
Kel.
Drs. W. Sihole/br. Naibaho
5.
Kel.
Drs. W.S. Pakpahan/br. Sihombing
6.
Kel.
Drs. S. Hasibuan/br. Harahap
7.
Kel.
G. Hutajulu/br. Sihombing
8.
Kel.
A. Simangunsong/br. Silitonga
9.
Kel.
M. Situmorang/br. Panjaitan
10.
Kel.
S.C.M. Nainggolan/br. Sitanggang
11.
Kel.
M.T. Pardede/br. Lumban Tobing
12.
Kel.
R. Lumban Tobing/br. Simanjuntak
13.
Thurman
Sagala (Pemuda)
14.
Kel.
H. Tambunan/br. Simanjuntak
15.
Kel.
J. Sitanggang/br. Simanjuntak
16.
Kel.
K. Manihuruk/br. Simanjuntak
17.
Kel.
K. Situngkir/br. Manihuruk
18.
Kel.
K. Sianipar/br. Purba
19.
Kel.
N. Sianipar/br. Rajagukguk
20.
A.P.
Sitompul/br. Aritonang
21.
Kel.
D.M. Simanjuntak/br. Situmorang
22.
Kel.
Ir. M.J. Sirait/br. Pasaribu
23.
Kel.
B. Siringoringo/br. Br. Sitanggang
24.
Kel.
M.T. Siahaan/br. Siregar
25.
Kel.
Victor Sitanggang/br. Naibaho
“Tu dia halak Batak lao, tusi do diboan Gareja
na” Hal itulah yang mendorong Bapak-Bapak bertiga di atas pergi ke HKBP
Kramatjati untuk mencari induk Punguan Parmingguan HKBP Pondok Gede.
Melihat
semangat jemaat Kristen Bapak yang ada di Pondok Gede yang sangat merindukan
berdirinya Gereja Tuhan, maka Parhalado HKBP Kramatjati mengabulkan permintaan
tersebut dan meminta restu dari Bapak Pdt. Binoni Napitupulu selaku Pendeta
HKBP Ressort Kernolong.
Sebagai tindak lanjut dari persetujuan
tersebut tanggal 11 Nopember 1979, Bapak St. M.P. Sitorus meresmikan
Parmingguan HKBP Pondok Gede berdasarkan SK No. 17/SK/PARM/XI/1979 tanggal 11
Nopember 1979 bertempat di Gereja Bethel Pondok Gede (meminjam tempat) yang
terletak di samping Komplek Kusuma Indah Jatirahayu di bawah pimpinan Pdt.
Wisnu.
Dengan
demikian resmilah Permingguan HKBP Pondok Gede menjadi Cabang (pagaran) dari
HKBP Kramatjati Ressort HKBP Kernolong, maka pada hari Minggu, tanggal 11
Nopember 1979 ditetapkan dan dikukuhkan menjadi Hari Jadi HKBPPondok Gede.
II.
PARMINGGUAN HKBP
PONDOK GEDE.
Setelah
resmi menjadi Parmingguan, kebaktian diadakan di Gereja Bethel dengan alamat
Komplek Kusuma Indah Jatirahayu di mana acara kebaktian dimulai jam 13.00 WIB
setiap hari Minggu setelah jemaat Gereja Bethel selesai mengadakan kebaktian.
Untuk
pertama kalinya tanggal 23 Desember 1979, Parmingguan HKBP Pondok Gede
mengadakan Baptisan Kudus bagi 7 (tujuh) orang anak, yaitu:
1.
Dewi
Rismauli Surliana Simanjuntak
2.
Monica
Ferawati Sihole
3.
Christin
Purnama Sitompul
4.
Maradonna
Sianipar
5.
Juniar
Siahaan
6.
Pesta
Sampetua Simanjuntak
7.
Jonny
Batubara
Banyak
hal yang dapat kita simak dalam pengalaman perjalanan Gereja HKBP Pondok Gede
selama dalam status Parmingguan. Karena besar harapan dari Bapak Pdt. Wisnu,
kelak jemaat Parmingguan HKBP Pondok Gede menjadi jemaat gereja Bethel, dan
semua persembahan diserahkan menjadi milik Gereja Bethel.
Namun
melihat perkembangan dan keinginan jemaat HKBP Pondok Gede, Pdt. Wisnu
berkesimpulan, bahwa harapan itu tidak mungkin terjadi yang pada akhirnya
merasa keberatan jemaat HKBP Pondok Gede meminjam kebaktian di Gereja Bethel.
Banyak
alasan yang disampaikan agar jemaat HKBP Pondok Gede merasa tidak betah untuk
memakai Gereja Bethel antara lain: waktu kebaktian ditetapkan menjadi jam 15.00
WIB (3 sore) dan yang sangat tidak masuk akal bagi orang Kisten bahwa tidak
lagi diijinkan kebaktian hari Minggu diganti menjadi hari Jumat. Ini terjadi
pada hari Minggu tanggal 27 Januari 1980.
Hari
itu semua berkumpul di rumah Bapak Mayor TNI A.D. P.P. Purba untuk mengambil
sikap dan rencana selanjutnya yaitu mencari tempat beribadah. Bapak Mayor TNI
A.D. P.P. Purba/br. Hutabarat dengan senang hati berkenan memberi tempat di
samping rumah mereka yang pada waktu itu masih kosong.
Besok
harinya Senin tanggal 28 Januari 1980 secara gotong royong mulailah dibangun
tempat ibadah yang sifatnya darurat ukuran dengan 5m x 15m. Podium, Meja Podium
dan sebagian bangku panjang yang terbuat dari bamboo. Dengan semangat kesatuan
dan persatuan pada hari Sabtu tanggal 02 Pebruari 1980 dapat selesai
dikerjakan.
Pada
hari Minggu tanggal 03 Pebruari 1980 mulailah kebaktian di Gereja darurat
dengan ruang konsistori rumah Bapak Mayor TNI A.D. P.P. Purba.
Sebagian
besar jemaat masih harus membawa kursi masing-masing, dan dilakukan dengan senang
hati. Jemaat yang membawa kursi pada waktu itu langsung menyumbangkan kepada
Gereja HKBP Pondok Gede.
Karena
belum ada Parhalado, maka dibentukkanlah Pengurus Parmingguan untuk mengurus
dan mempersiapkan keperluan yang berhubungan dengan kegiatan Gereja diketuai
Bapak I.C. Simanjuntak.
Tiga
bulan setelah Parmingguan HKBP Pondok Gede berjalan, sudah saatnya mengangkat
anggota Parhalado agar pelayanan kepada jemaat dapat ditingkatkan, karena sejak
kebaktian dimulai di Gereja darurat Parhalado HKBP Kramatjati yang datang
melayani setiap Minggu.
Untuk
itulah Bapak Pdt. Binoni Napitupulu memilih dan mengangkat 9 (sembilan) orang
jemaat yang bersedia menjadi Parhalado, dan langsung ditabalkan (dipasupasu)
pada hari Minggu tanggal 18 Mei 1980 tanpa lebih dahulu learning sebagaimana
biasanya pengangkatan anggota Parhalado. Anggota Parhalado yang ditabalkan
adalah:
1.
St.
M.P. Simanjuntak
2.
St.
Poltak P. Purba
3.
St.
Isak Cristop Simanjuntak
4.
St.
Ruhut Lumban Tobing
5.
St.
Drs. Wilson S. Pakpahan
6.
St.
Drs. Wilson Sihole
7.
St.
Drs. S. Hasibuan
8.
St.
Saut Costan M. Nainggolan
9.
St.
Maringan Tua Pardede
Selesai
pengangkatan Parhalado Majelis, langsung diadakan rapat Parhalado untuk
pemilihan Fungsionaris Parmingguan, yaitu:
1.
Wakil
Guru Huria : St. M.P.
Simanjuntak
2.
Sekretaris : St. M.T.
Pardede
3.
Bendahara : St. Drs. S.
Hasibuan
4.
Ketua
Parartaon : St. R.
Lumban Tobing
5.
Dewan
Sekolah Minggu : St. S.C.M.
Nainggolan
6.
Dewan
NHKBP : St. Drs. W.
Sihole
7.
Dewan
Ina : St.
I.C. Simanjuntak
8.
Dewan
Ama : St. Drs.
W.S. Pakpahan
9.
Dewan
Pembangunan : St. P. Purba
Setiap
Minggu, jemaat HKBP Pondok Gede bertambah terus dan pada tahun 1981 anggota
jemaat sudah mencapai 50 kepala keluarga (KK) dan telah berusaha mengumpulkan
dana untuk keperluan pembelian tanah.
Sebagai
realisasi rencana tersebut, tanggal 14 Januari 1981 diadakanlah transaksi
pembelian tanah seluas 1.000 m2 yang berlokasi di Jatirahayu
RT.04/RW.01 Pondok Gede atau saat ini dikenal Kompleks Perumahan Taman Pondok
Gede Blok H 1-2 Jatirahayu Pondok Gede. (Setelah pengurusan sertifikat ternyata
luas tanah adalah 1.100 m2 atas nama HKBP Pondok Gede) dan
pembayaran tanah tersebut disepakati dengan cara mencicil (angsuran).
Pada
saat pembelian tanah dilaksanakan, kondisi atau keadaan tanah adalah persawahan
dan jauh dari pemukiman/perkampungan penduduk atau tepatnya belum ada penduduk
di lokasi tanah yang dibeli.
Namun
sejalan dengan perkembangan wilayah Pondok Gede tidak lama kemudian perusahaan
yang bergerak dalam bidang Real Estate PT. Teilison Intan Perkasa membeli tanah
di sekitar lokasi tanah yang dibeli Gereja HKBP Pondok Gede untuk membuat
kawasan perumahan.
Tiga
bulan berikutnya tepatnya pada tanggal 12 April 1981, dibentuklah Panitia
Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede untuk merencanakan pencarian dana dan
pembangunan Gereja yang diketuai oleh Dewan Pembangunan St. Mayor TNI AD P.P.
Purba.
Agar
pelayanan semakin meningkat mengingat jumlah jemaat yang semakin bertambah,
pada tanggal 17 Juli 1981 dilakukan pergantian Wakil Guru Huria dari St. M.P.
Simanjuntak kepada St. Mayor TNI AD P.P. Purba dan selanjutnya sebagai Dewan
Pembangunan diserahkan kepada St. Drs. W.S. Pakpahan.
Pesta
HUT ke-II Gereja HKBP Pondok Gede direncanakan untuk pencarian dana yang
sebesar-besarnya khususnya dari luar anggota jemaat Parmingguan HKBP Pondok
Gede agar Pembangunan Gereja di atas tanah yang sudah dibeli segera terwujud,
untuk itu pada tanggal 25 Juli 1981 dibentuklah Panitia HUT ke-II Gereja HKBP
Pondok Gede yang diketuai oleh Bapak Alfarius Simanjuntak dengan program kerja
agar seluruh Majelis dan panitia HUT ke-II mencari dana ke seluruh wilayah DKI
Jakarta dengan membentuk tim-tim kecil dengan pembagian daerah masing-masing.
Tepat
tanggal 15 Nopember 1981 pelaksanaan Pesta HUT ke-II Gereja HKBP Pondok Gede
diadakan di Gedung Bioskop Dian Pondok Gede.
Suatu
hal yang patut disyukuri, Bapak Drs. K. Nadeak wartawan Sinar Harapan dapat
menghadirkan Menteri Perumahan R.I. Bapak Drs. Cosmas Batubara beserta Ibu dan
juga mendapat perhatian dari Wakil Presiden R.I. Bapak Adam Malik yang berkenan
memberikan sumbangan berupa keramik untuk bahan lelang.
Bapak
Tarnama Sinambela seorang pengusaha besar Putra Batak yang sukses pada saat itu
ditunjuk sebagai donatour dengan memberikan sumbangan berupa lelang keramik
sebesar Rp 5.000.000,- (lima juta rupiah).
Pesta
HUT ke-II Gereja HKBP Pondok Gede sangat menggembirakan semua jemaat dan dana
yang terkumpul mencapai sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
Atas
partisipasi aktif seluruh Jemaat, Panitia dan Parhalado Gereja HKBP Pondok Gede
memberikan sumbangan tanah urugan masing-masing di atas 1 (satu) truk, akhirnya
tanah seluas 1.100 m2 dapat selesai dimatangkan (diurug) seluruhnya
dan selanjutnya segera dilaksanakan Pembangunan Gereja semi permanen dengan
luas bangunan tempat ibadah 9m x 21m dan ruang konsistori 4m x 6m.
Pantas
untuk tidak dilupakan partisipasi spontanitas Bapak D.M. Simanjuntak sebagai
motor penggerak saat mendirikan bangunan Gereja.
Untuk
meningkatkan pelayanan pada tanggal 31 Januari 1982 kembali diadakan pemilihan
Dewan-dewan Gereja, yaitu:
1.
Bendahara : St. S.C.M.
Nainggolan
2.
Ketua
Parartaon : St. Drs.
W. Sihole
3.
Sekretaris : St. I.C.
Simanjuntak
4.
Dewan
Sekolah Minggu : St. R. Lumban
Tobing
5.
Dewan
NHKBP : St. M.T.
Pardede
6.
Dewan
Ina : St.
Drs. S. Hasibuan
7.
Dewan
Ama : Sementara
kosong
8.
Dewan
Pembangunan : St. Drs. W.S.
Pakpahan
Punguan
Ina sebagai salah satu punguan Kategorial di Gereja, yang melakukan kegiatan
pembinaan kerohanian khususnya untuk kaum Ibu, pada tanggal 21 Mei 1982
dibentuk Pengurus Punguan Ina, yang diketuai Ibu Ny. T.P. Sitompul br. Hutapea
untuk membenahi dan meningkatkan kegiatan Punguan Ina HKBP Pondok Gede.
Dalam
mempersiapkan Pesta HUT ke-III Gereja HKBP Pondok Gede, pada tanggal 05
September 1982 dibentuk Panitia yang diketuai Bapak A. Simanjuntak.
Pelaksanaan
Pesta HUT ke-III diadakan pada tanggal 14 Nopember 1982 bertempat di Gedung
Gelanggang Remaja Jakarta Timur dan hasil pesta HUT ke-III dipergunakan untuk
menyelesaikan bangunan Gereja semi permanen.
Dengan
mengucapkan puji syukur kepada Tuhan pada tanggal 19 Desember 1982 bangunan
Gereja semi permanen dapat dipergunakan pada saat merayakan Natal menyambut
kelahiran Juru Selamat Tuhan Yesus Kristus.
Sudah
demikian kultur masyarakat Batak pada umumnya bahwa semakin banyak orang
berkumpul dan perjuangan sudah dianggap selesai, mulai timbul ketidakserasian
dan kesalahpahaman diantara sesama. Hal ini juga terjadi dalam perkembangan
Gereja HKBP Pondok Gede.
Dengan
adanya rencana HKBP Kramatjati untuk meningkatkan status menjadi Ressort dan
Gereja HKBP Pondok Gede adalah satu-satunya Huria Pagaran, maka status HKBP
Pondok Gede dari Parmingguan harus ditingkatkan menjadi Huria na Gok. Sebagai tindak
lanjut dari rencana tersebut pada tanggal 20 Pebruari 1983 diadakan rapat
anggota jemaat (Rapat Huria) yang pertama dengan acara “Persiapan Huria na
Gok”.
St.
Ph. Hasibuan yang diterima menjadi Parhalado pada tanggal 27 Pebruari 1983
pindahan dari HKBP Marihat Pematang Siantar.
III.
PERSIAPAN HURIA.
Peningkatan
status Parmingguan HKBP Pondok Gede menjadi Huria na Gok, sesuai rencana yaitu
Peresmian Persiapan Huria Na Gok dilaksanakan pada tanggal 10 April 1983 oleh
Bapak Pdt. S. Simatupang, STh dari HKBP Kramatjati dan pada acara tersebut
diwartakan penambahan anggota Parhalado 4 orang, yaitu:
1.
CSt.
Drs. K. Nadeak
2.
CSt.
S. Siburian
3.
CSt.
T.P. Sitompul
4.
CSt.
Ir. R.J. Simanjuntak
Selesai
acara kebaktian Minggu, langsung diadakan rapat Parhalado untuk pembentukan
Panitia Peresmian Huria na Gok dan penyempurnaan fungsionaris Gereja, yaitu:
A.
Panitia Peresmian
Huria na Gok.
Rapat
Parhalado memilih dan menetapkan Bapak St. R. Lumban Tobing sebagai ketua
Panitia Peresmian Huria na Gok. Namun sangat disayangkan pergolakan semakin
memuncak dan panitia Peresmian Huria na Gok tidak dapat lagi berjalan
sebagaimana mestinya yang pada akhirnya saat Peresmian Huria na Gok
dilaksanakan tanpa ada Panitia.
B.
Penyempurnaan fungsionaris Gereja, yaitu:
1.
Ketua
Parartaon : St. M.T.
Pardede
2.
Bendahara : St. Drs. W.S.
Pakpahan
3.
Dewan
Sekolah Minggu : St. Drs. W. Sihole
4.
Dewan
NHKBP : CSt. S. Siburian
5.
Dewan
Ina : St. P.H.
Hasibuan
6.
Dewan
Ama : St. S.C.M.
Nainggolan
7.
Dewan
Sosial : St. T.P.
Sitompul
8.
Dewan
Pembangunan : St. Drs. K. Nadeak
Pada
tanggal 24 April 1983 St. Drs. S. Hasibuan pindah ke HKBP Pekan Baru.
Sebagai
peran aktif Gereja HKBP Pondok Gede dalam meningkatkan pendidikan calon
Pendeta, pada tanggal 18 Juli 1983 s/d tanggal 22 Juli 1983 menerima calon
Pendeta dari HKBP Pusat Pearaja 2 (dua) orang Calon Pendeta Praktek di HKBP
Pondok Gede yaitu CPdt. H. Sitompul dan CPdt. M. Silitonga, dan selama mereka bertugas,
tinggal di rumah anggota jemaat Bapak A. Simanjuntak dan Ibu boru Lumban Tobing
yang dengan sukarela memberikan pemondokan.
IV.
HURIA NA GOK
Pada
hari Minggu tanggal 24 Juli 1983 Parmingguan HKBP Pondok Gede resmi menjadi
Huria Na Gok dan diresmikan oleh Praeses Distrik VIII Jawa Kalimantan Pdt. H.S.
Marpaung, STh sebagai tugas terakhir beliau di Distrik VIII Jawa Kalimantan
karena akan pindah ke Distrik Sibolga.
Pada
tanggal 19 Nopember 1983 oleh sebagian Parhalado antara lain: St. Drs. K.
Nadeak, St. S. Siburian, St. R.J. Simanjuntak, St. T.P. Sitompul dan St. Drs.
W.S. Pakpahan melaksanakan malam dana di Hotel Pan Sari Pasipic, Jl. M.H.
Thamrin Jakarta Pusat.
Perpisahan
kepada Bapak Pdt. H.S. Simatupang karena pindah tugas dari HKBP Kramatjati ke
HKBP Tanjung Priok dilaksanakan pada tanggal 08 Januari 1984 dan perpisahan
kepada Bapak Pdt. H.S. Marpaung Praeses Distrik VIII Jawa Kalimantan yang
pindah tugas ke Distrik Sibolga dilaksanakan pada tanggal 20 Pebruari 1984, perpisahan
tersebut dilaksanakan di HKBP Pondok Gede.
Punguan
Ama sebagai salah satu punguan Kategorial di Gereja, yang melakukan kegiatan
pembinaan kerohanian khususnya untuk kaum Bapak-bapak, pada tanggal 21 Pebruari
1982 dibentuk Pengurus Punguan Ama, yang diketahui Bapak R.M. Napitupulu untuk
membenahi dan meningkatkan kegiatan Punguan Ama HKBP Pondok Gede.
Pada
tanggal 21 Pebruari 1984 Pdt. JTh Panjaitan, STh mulai bertugas di HKBP
Persiapan Ressort di Kramatjati. Untuk menggalang kesatuan dan persatuan di
HKBP Pondok Gede yang selama ini terganggu, maka diadakan rapat Huria ke-II
pada tanggal 18 Maret 1984. Sebagai tindak lanjut untuk peningkatan pelayanan
mulai tanggal 01 April 1984 kebaktian
pagi dimulai jam 07.00 WIB dengan pertimbangan agar para Pendeta yang berkotbah
masih sempat bertugas di Gereja lain.
Sehubungan
dengan pindah tugas Wakil Guru Huria Bapak St. Mayor TNI AD P.P. Purba ke
Menado, maka pada tanggal 15 April 1984 diadakan Rapat Parhalado untuk
pemilihan Wakil Guru Huria.
Hasil
rapat menetapkan St. I.C. Simanjuntak sebagai Wakil Guru Huria menggantikan St.
Mayor TNI AD P.P. Purba, dan sebagai ucapan terima kasih dan selamat menuju
tugas baru diadakan acara perpisahan yang dilaksanakan pada tanggal 22 April
1984.
Pada
tanggal 03 Juni 1984 dilaksanakan peresmian Persiapan Ressort Kramatjati dengan
huria pagaran HKBP Pondok
Gede.
Untuk memperluas areal
tanah Gereja pada tanggal 24 Juni 1984 dilaksanakan pembelian tanah seluas 420
m2 dari keluarga D.M. Simanjuntak dengan nama pemilik tanah Ny.
Simanjuntak br. Situmorang. Sehingga tanah seluruhnya menjadi 1.520 m2
(semula 1.100 m2).
Untuk meningkatkan
pelayanan Gereja pada tanggal 24 Juli 1984 dilaksanakan penabalan (pamasumasuon)
kepada 4 orang anggota Parhalado, yaitu:
1. St. Drs. K. Nadeak
2.
St.
S. Siburian
3.
St.
T.P. Sitompul
4.
St.
R.J. Simanjuntak
Untuk
melaksanakan Pembangunan Gereja yang berkesinambungan, maka pada tanggal 05
Agustus 1984 dibentuk Panitia Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede yang diketuai Drs. M.A. Napitupulu.
Dengan semakin tumbuhnya
Iman Kristiani pada warga masyarakat Batak khususnya yang berdomisili di Pondok
Gede, pada tanggal 02 September 1984 dilakukan penambahan 6 (enam) orang calon
Parhalado, yaitu:
1.
CSt.
H.A. Simanjuntak
2.
CSt.
W. Marpaung
3.
CSt.
Ny. Gurning br. Siadari
4.
CSt.
Ny. Manurung br. Sitorus
5.
CSt.
H.A. Tambunan
6.
CSt.
D.P. Ambarita
Pergantian
sebagian Dewan Huria dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 1985 yaitu, Dewan
Sekolah Minggu St. R. Lumban Tobing dan Dewan Ama St. Drs. W. Sihole.
Untuk
lebih meningkatkan pelayanan di Wijk karena semakin bertambahnya jemaat, pada
tanggal 10 Pebruari 1985 dilakukan pemekaran Wijk menjadi 2 (dua) wijk yaitu:
Wijk
1 meliputi daerah Lubang Buaya dan daerah Jatiwaringin.
Wijk
2 meliputi daerah Pasar dan Jatirahayu sampai Ujung Aspal.
Pada
hari Minggu tanggal 14 April 1985 dilaksanakan peresmian HKBP Ressort
Kramatjati dengan Pdt. JTh. Panjaitan, STh sebagai Pendeta Ressort dan HKBP Pondok Gede sebagai Huria
Pagaran.
Pdt. T.P. Siahaan
diperbantukan di HKBP Ressort Kramatjati bertempat tinggal di Cijantung.
Sehubungan dengan St.
I.C. Simanjuntak selaku Wakil Guru Huria HKBP Pondok Gede, mendapat tugas dan
harus pindah ke Riau, maka dengan kepercayaan anggota Parhalado St. S. Siburian
sejak tanggal 18 Agustus 1985 ditetapkan sebagai Wakil Guru Huria HKBP Pondok
Gede (yang ke-IV) melanjutkan periode s/d 18 Agustus 1989.
Agar
acara kebaktian dapat berjalan lebih tertib dan Hikmat, Gereja membeli 1 (satu)
unit Orgen merk Yamaha pada tanggal 07 September 1985.
Suatu
kenangan indah yang tidak dapat terlupakan dimana pada tanggal 16 Desember 1985
di TVRI seluruh jemaat dapat menyaksikan rekaman Pesparani Kontingen Koor
Gabungan HKBP Ressort Kramatjati yang sebagian pesertanya adalah anggota HKBP Pondok Gede.
Dua hari menjelang
penutupan akhir tahun 1985 atau tepatnya tanggal 29 Desember 1985, dilaksanakan
penabalan (pamasumasuon) 3 (tiga) orang anggota, yaitu:
1. St. H. Tambunan
2. St. H.A. Simanjuntak
3. St. W. Marpaung
Pada
tanggal 09 Maret 1986 kembali menata Dewan Huria sebagai langkah meningkatkan
pelayanan kepada jemaat, yaitu:
1.
Ketua
Parartaon : St. Ir.
R.J. Simanjuntak
2.
Bendahara : St. Drs. W.S.
Pakpahan
3.
Dewan
Sekolah Minggu : St. R. Lumban
Tobing
4.
Dewan
NHKBP : St. S.C.M.
Nainggolan
5.
Dewan
Ina : St.
A.H. Tambunan
6.
Dewan
Ama : St. M.T.
Pardede
7.
Dewan
Pembangunan : St. Drs. K.
Nadeak
8.
Dewan
Sosial : St.
P.H. Hasibuan
Melihat
perkembangan jemaat yang semakin banyak, maka 2 (dua) Wijk pelayanan sudah
waktunya untuk dimekarkan dan hal ini dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 1986
dengan wilayah pelayanan menjadi 3 (tiga) Wijk, yaitu:
Wijk
1 : Meliputi daerah Lubang Buaya
Wijk
2 : Meliputi daerah Jatiwaringin dan Jatimakmur
Wijk
3 : Meliputi daerah Jatirahayu sampai Ujung Aspal
Tuntutan
jaman yang terus berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dimana
sebagian jemaat menghendaki pengkhotbah yang lebih berkualitas, maka Parhalado
memutuskan bahwa yang berkhotbah dalam kebaktian pagi harus Pendeta.
Hal
ini dapat terlaksana apabila Gereja masuk mulai jam 07.00 WIB pagi dan Sekolah
Minggu masuk jam 10.00 WIB pagi, karena pada Pendeta harus lebih dahulu
melayani HKBP Pondok Gede
baru selanjutnya ke Gereja tetangga.
Parhalado semakin
bertambah dengan terpilihnya menjadi calon Parhalado pada tanggal 25 Mei 1986,
yaitu:
1. CSt. A.F. Manalu
2. CSt. Drs. S. Simangunsong
3. CSt. A. Siahaan
4. CSt. A. Lumban Batu
Pada tanggal 08 Juni
1986 Gereja HKBP Pondok Gede menabalkan (pamasumasuon) 3 (tiga) orang
Parhalado, yaitu:
1. St. Ny. Manurung br. Sitorus
2. St. Ny. Gurning br. Siadari
3. St. D.P. Ambarita
Kantor
Pusat HKBP di Pearaja Tarutung menghimbau agar seluruh Gereja HKBP merayakan
Pesta HUT 125 Tahun berdirinya HKBP, maka pada tanggal 29 Juni 1986 dibentuk
Panitia Jubileum 125 Tahun HKBP di Gereja HKBP
Pondok Gede yang langsung diketuai St. S. Siburian.
Dalam rangka
meningkatkan kegiatan Punguan Ama, perlu dilakukan pembenahan diri dengan membentuk
Pengurus Punguan Ama yang dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 1986 dan terpilih
sebagai Ketua Bapak Ir. R.M. Napitupulu serta melengkapi anggota Dewan Ama dengan
mengangkat 1 (satu) orang Wakil Dewan Ama dan 4 (empat) orang anggota.
Dengan
semakin bertambahnya anggota jemaat dimana Gereja Permanen yang luasnya 9m x
21m tidak lagi dapat menampung jemaat untuk beribadah dengan baik dan tenang,
maka pada tanggal 31 Juli 1986 dilakukan penambahan bangunan sehingga menjadi
14m x 21m.
Seiring
dengan pertambahan anggota jemaat, Parhalado menambah anggotanya dan pada
tanggal 17 Agustus 1986, terpilih calon Parhalado CSt. A. Malau dan pada
tanggal 27 Agustus 1986, terpilih CSt. Dj. Sitanggang.
Anggota
jemaat HKBP Pondok Gede
banyak berdomisili di wilayah Jatiasih yang lokasinya cukup jauh dari lokasi
Gereja di Komplek Perumahan Taman Pondok Gede, maka Parhalado memutuskan untuk
mendirikan parmingguan di Jatiasih.
Sebagai langkah pertama
yang dilakukan Parhalado adalah dengan memekarkan wilayah Jatiasih menjadi Wijk
4 dan anggota Parhalado yang ada di daerah Jatiasih St. A.H. Simanjuntak, CSt.
A. Lumban Batu dan CSt. A. Malau.
Sebelum parmingguan
diresmikan, pada tanggal 31 Agustus 1986 dibentuk Panitia Pembangunan
Parmingguan HKBP Jatiasih yang diketuai Bapak Let.Kol. K. Sitorus dengan tugas
utama Panitia adalah untuk merencanakan pengadaan tanha Gereja dan
mempersiapkan tempat sementara Parmingguan. Selanjutnya Bapak Pdt. JTh.
Panjaitan, STh melantik Panitia Parmingguan HKBP Jatiasih dengan SK No.
DV/R.2/26/SK/86 tanggal 12 September 1986 disaksikan Parhalado dan jemaat HKBP
Pondok Gede.
Pada Sinode Ressort HKBP
Kramatjati tanggal 26 Desember 1986 dari HKBP Pondok Gede terpilih menjadi
Parhalado Ressort Bapak St. R. Lumban Tobing dengan menjabat Dewan Sekolah
Minggu Ressort periode Tahun 1986 s/d Tahun 1992.
Pada tanggal 17 April
1987 diadakan rapat pemilihan Dewan dan terpilih, yaitu:
1. Ketua Parartaon : St. D.P. Ambarita
2. Bendahara : St. R. Lumban Tobing
3. Dewan Sekolah Minggu : St. A.H. Simanjuntak
4. Dewan NHKBP : St. T.P. Sitompul
5. Dewan Ina : St. Ny. Gurning br. Siadari
6. Dewan Ama : St. W. Marpaung
7. Dewan Sosial : St. A.F. Manalu
8. Dewan Pembangunan : St. Drs. K. Nadeak
Dengan
terpilihnya Bendahara yang baru, administrasi dan keuangan Gereja segera
dibenahi, antara lain:
1.
Menyimpan
uang Gereja pada Bank BNI 46 Cabang Jatinegara
2.
Membacakan
warta keuangan Gereja setiap Minggu.
3.
Menetapkan
tidak diperbolehkan memakai atau meminjam uang Gereja oleh siapapun.
4.
Mencetak
buku keuangan yaitu: Buku Besar, Buku Mingguan, Bukti Setor Ruas dan Kwitansi.
Dengan
adanya ketetapan dari HKBP Pusat tanggal 03 Mei 1987 Parhalado HKBP Pondok Gede mulai memakai baju
parhobas.
Pada tanggal 14 Juni
1987 terpilih menjadi calon Parhalado CSt. R.M. Simanjuntak, dan pada tanggal
21 Juni 1987 juga terpilih calon Parhalado CSt. M.T.P. Lumban Toruan.
Setelah Parhalado
menerima laporan dari Panitia Pembangunan Parmingguan HKBP Jatiasih, bahwa mereka
telah siap menjadi Parmingguan, maka Parhalado HKBP Pondok Gede dan Parhalado
Ressort HKBP Kramatjati memutuskan untuk meresmikan Parmingguan HKBP Jatiasih.
Pdt. JTh. Panjaitan, STh
pada tanggal 26 Juli 1987 meresmikan Parmingguan HKBP Jatiasih dengan tempat
Kebaktian sementara di rumah kediaman keluarga Bapak Let.Kol. K. Sitorus yang
beralamat di Kota Bumi Jatimekar No. 22 Jatiasih. Sebagai pelaksana Wakil Guru
Huria, Parhalado HKBP Pondok Gede memilih St. A.H. Simanjuntak dan untuk
pelayanan kebaktian dilakukan oleh Parhalado HKBP Pondok Gede dan HKBP
Kramatjati.
Untuk lebih meningkatkan
peranan Dewan Pembangunan HKBP Pondok Gede, pada tanggal 20 September 1987
ditetapkan agar ketua Dewan dibantu oleh 5 (lima) orang anggota Dewan, yaitu:
1. Ketua Dewan : St. Drs. K. Nadeak
2. Anggota : A. Simanjuntak
3. Anggota : Drs. M.A. Napitupulu
4. Anggota : D.M.S. Pardede
5. Anggota : Ir. D.E. Simbolon, MSc
6. Anggota : Ir. J. Sigiro
Berhubung
St. A.H. Simanjuntak sudah menjabat sebagai Wakil Guru Huria pada Parmingguan
HKBP Jatiasih, dan sebagai pengganti Dewan Sekolah Minggu dipilih St. A.H.
Tambunan.
Dengan
telah diresmikannya parmingguan HKBP Jatiasih pada tanggal 20 September 1987
diterima surat dari parmingguan HKBP Jatiasih No. R.2/H.5/09/87 tanggal 20
September 1987 bahwa jemaat HKBP
Pondok Gede yang menjadi jemaat parmingguan HKBP Jatiasih sebanyak 38 Kepala
Keluarga (KK).
Pada
tanggal 02 September 1987 terpilih menjadi anggota Parhalado CSt. A.
Simangunsong dan meninggal dunia sebelum ditabalkan.
Pembangunan
kembali dilanjutkan dengan memutuskan pengurugan tanah Gereja yang dimulai pada
tanggal 18 September 1987 oleh PT. Hersina C.B.
St.
Ph. Hasibuan pensiun dari Parhalado pada tanggal 22 September 1987 karena umur
sudah genap 65 tahun.
Pemilihan
pengurus Punguan Ina dilaksanakan pada tanggal 01 Nopember 1987 dan terpilih
sebagai ketua Ny. A. Simanjuntak br. Lumban Tobing.
Tepat
pada hari Natal tanggal 25 Desember 1987 diadakan penabalan anggota Parhalado
yaitu: St. A.F. Manalu dan St. R.M. Simanjuntak.
Pada
tanggal 17 April 1988 diterima menjadi Parhalado St. Drs. D. Sirait di HKBP Pondok Gede yang pindah dari HKBP
Kebayoran Selatan.
Gerakan pembangunan
gereja terus berlanjut dengan melaksanakan pencarian dana Hotel Indonesia Jl.
M.H. Thamrin Jakarta Pusat yang dilakukan oleh Panitia HUT ke-IX yang diketuai
A. Simanjuntak dan sebagai pelindung Bapak May.Jend. (Purn) A.E. Manihuruk.
Kehadiran beliau pada saat pelaksanaan malam dana dengan membawa para donateur
sangat besar andilnya, karena target pengumpulan dana menjadi tercapai.
Untuk merencanakan
pembangunan selanjutnya pada tanggal 06 Maret 1989 diadakan rapat Huria yang
ketiga dan sekaligus membentuk Panitia Pembangunan yang baru.
Perencanaan pembangunan
Gereja HKBP Pondok Gede berjalan seiring sejalan dengan kegiatan-kegiatan
regional dimana pada tanggal 07 Maret 1989 diadakan Konvent Pendeta Distrik
VIII Jawa Kalimantan bertempat di Gereja HKBP Pondok Gede dengan biaya dari
HKBP Ressort Kramatjati.
Pada tanggal 13 Agustus
1989 terjadi pergantian sebagian Dewan-dewan, yaitu:
1. Ketua Parataon : St. M.T. Pardede
2. Anggota Parartaon : St. W. Marpaung
3. Bendahara : St. D.P. Ambarita
4. Dewan Ama : St. M.P. Simanjuntak
Sehubungan
dengan periode Wakil Guru Huria St. S. Siburian berakhir, tanggal 16 Juli 1989
Parhalado mengadakan rapat untuk pemilihan Guru Huria periode 18 Agustus 1989
s/d 18 Agustus 1994 dan hasil rapat menetapkan St. R. Lumban Tobing menjadi
Wakil Guru Huria dan St. D.P. Ambarita sebagai Bendahara Huria.
Pada
tanggal 06 Agustus 1989 terpilih calon Parhalado CSt. A. Silalahi, namun
tanggal 02 Juli 1991 meninggal dunia sebelum ditabalkan.
Pelantikan
Wakil Guru Huria dan Bendahara dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 1989, namun
karena tugas yang mendadak St. D.P. Ambarita harus pindah ke Menado. Sebelum
acara pelantikan Parhalado memilih dan menetapkan St. R.M. Simanjuntak sebagai
Bendahara. Selesai pelantikan Wakil Guru Huria dan Bendahara dilanjutkan dengan
pelantikan Panitia Pembangunan yang diketuai Drs. R.R. Siahaan, SE.
Untuk
menggantikan St. D.P. Ambarita dalam pelayanan jemaat diadakan pemilihan
anggota Parhalado dan terpilih untuk calon Parhalado CSt. E. Pandiangan pada
tanggal 10 September 1989.
Sehubungan
dengan data anggota keluarga yang ada pada Buku Register Ruas tidak lengkap,
demi tertib Administrasi, pemasukan persembahan bulanan dan peningkatan
pelayanan, majelis menetapkan sensus kembali seluruh anggota jemaat, yang
pelaksanaannya dilakukan dari rumah ke rumah (doot to door) dengan mengisi
formulir pendaftaran baru.
Sebagai
tindak lanjut dari sensus anggota jemaat, Gereja menerbitkan buku anggota
jemaat yang isinya antara lain: Daftar anggota keluarga, iuran persembahan
bulanan dan ayat firman Tuhan yang perlu dibaca dan diingat dalam kehidupan
sehari-hari.
Buku
anggota Jemaat (Ruas) ini sebagai pengganti kartu persembahan bulanan yang
dibuat hanya 1 (satu) lembar.
Pada
tanggal 29 September 1989 St. Drs. W.S. Pakpahan akhirnya pindah ke Gereja HKBP
Sutoyo dan St. Ir. R.J. Simanjuntak pindah ke GKI Jabar Pondok Gede.
Untuk
meningkatkan pelayanan, pada tanggal 01 Oktober 1989 terpilih CSt. S.M.
Siahaan, SE sebagai anggota Parhalado.
Pada
tanggal 17 Desember 1989 Panitia Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede membeli
tanah seluas 400 m2 dari PT. Telison Indah Perkasa sehingga luas
tanah Gereja keseluruhan menjadi 1.920 m2 (semula 1.520 m2).
Karena pihak PT. Telison Indah Perkasa tidak bersedia menjual tanah kepada
pihak Gereja, oleh Panitia Pembangunan pembelian tanah seluas 400 m2
dibuatkan atas nama Let.Kol. Drs. B. Samosir. Hal ini terjadi karena pihak PT.
Telison Indah Perkasa semula ingin membeli tanah gereja seluas 1.520 m2
dan Gereja pindah lokasi ke pinggir kali ± 100 m dari lokasi tanah Gereja. Oleh
karena hubungan Gereja dengan pihak PT. Telison Indah Perkasa saat itu kurang
baik, maka mereka tidak boleh mengetahui pembelian tanah untuk Gereja, sehingga
transaksi pembelian tanah seluas 400 m2 dilakukan atas nama pribadi
salah seorang anggota panitia dalam hal ini Let.Kol. Drs. B. Samosir. Surat
tanah masih dalam proses pengurusan.
Setelah
sepuluh tahun perjalanan Gereja HKBP Pondok Gede, anak-anak anggota jemaat pun
turut bertumbuh dengan baik. Melihat banyaknya muda-mudi dan remaja yang tidak
lagi mengerti akan Bahasa Batak sehingga banyak diantara mereka yang pergi ke
Gereja tetangga yang berbahasa Indonesia untuk mengikuti acara Kebaktian, maka
Gereja HKBP Pondok Gede mengadakan kebaktian sore dalam Bahasa Indonesia yang
pelaksanaannya dimulai pada tanggal 11 Maret 1990, masuk jam 18.00 WIB (6
sore).
Dengan
adanya pertambahan anggota jemaat yang cukup tinggi, maka untuk meningkatkan
pelayanan wilayah (Wijk) dilakukan pemekaran menjadi 4 (Empat) Wijk, dimana
Wijk 3 dimekarkan menjadi 2 Wijk yaitu: Wijk 3 dan Wijk 4.
Pada
tanggal 10 Desember 1989 terjadi lagi pergantian sebagian funsionaris, yaitu:
Bendahara menjadi St. A.F. Manalu, Dewan Sosial St. T.P. Sitompul dan Dewan
Pembangunan St. S. Siburian dan mulai bertugas tanggal 01 Januari 1990.
Sedangkan mulai tanggal 31 Desember 1989 St. R.M. Simanjuntak menjadi Dewan
NHKBP.
Serah
terima jabatan pendeta HKBP Ressort Kramatjati dari Pdt. JTh. Panjaitan, STh
kepada Pdt. P. Simanjuntak, STh dilaksanakan tanggal 25 Pebruai 1990 bertempat
di HKBP Ressort Kramatjati.
Melihat
domisili anggota jemaat HKBP Pondok Gede yang semakin jauh dari lokasi Gereja,
khususnya yang berdomisili di Kranggan dimana masalah angkutan yang menjadi
permasalah jemaat untuk datang ke Gereja, Parhalado dan jemaat yang ada di
Kranggan sepakat untuk mendirikan parmingguan di Kranggan.
Sebagai
tindak lanjut dari kesepakatan tersebut, pada tanggal 11 Maret 1990 parmingguan
HKBP Kranggan diresmikan oleh St. R. Lumban Tobing mewakili Pendeta Ressort
HKBP Ressort Kramatjati dan selanjutnya tanggal 11 Maret 1990 ditetapkan hari
jadi HKBP Kranggan. Pada hari berikutnya 2 (dua) orang Parhalado HKBP Kranggan
ditabalkan di HKBP Pondok Gede, yaitu: St. W.P.H. Tampubolon dan St. R.R.
Silalahi.
HKBP
selalu mencari solusi yang terbaik dalam rangka meningkatkan pelayanan, atas
keputusan rapat Pendeta Distrik VIII Jawa Kalimantan seluruh anggota jemaat
supaya bersalaman dengan Penghotbah dan Liturgis setelah selesai acara
kebaktian dan mulai dilaksanakan di HKBP Pondok Gede pada tanggal 25 Maret
1990.
Pada
tanggal 19 April 1990 terpilih menjadi anggota Parhalado CSt. R. Hutapea.
Patut
kita syukuri terpilihnya salah seorang Parhalado HKBP Pondok Gede menjadi
utusan ke Sinode Agung HKBP dari HKBP Ressort Kramatjati yaitu St. R. Lumban
Tobing yang berangkat ke Pematang Siantar yang dilaksanakan tanggal 01 Agustus
1990 s/d 07 Agustus 1990. Pada Sinode tersebut telah kelihatan
ketidakharmonisan diantara sesama fungsionaris HKBP dan diantara sesama Pendeta
sebagai awal dari pergolakan di tubuh HKBP, sehingga Sinode Agung tidak bisa
berjalan dengan baik.
Berhubung
kepanitiaan masih vakum, Pesta HUT ke-XI dilaksanakan di Gereja oleh Majelis.
Tanggal
30 Desember 1990 penabalan tiga orang Parhalado, yaitu: St. E. Pandiangan, St.
S.M. Siahaan dan St. R. Hutapea.
Berhubung
Sinode Agung di Pematang Siantar tahun 1990 tidak terlaksana dengan baik,
Sinode Agung kembali dilaksanakan di Seminari Sipoholon tanggal 07 April 1991,
yang diikuti St. R. Lumban Tobing sebagai utusan dari HKBP Ressort Kramatjati.
Pada
tanggal 02 Juni 1991 terpilih menjadi calon Parhalado CSt. G. Sinaga, namun
pada tanggal 21 Juli 1991 meninggal dunia sebelum ditabalkan. Banyak masalah
dan kendala yang dihadapi Parhalado dalam pelaksanaan sensus dan juga pengisian
Buku Anggota Ruas yang baru, sehingga Buku Anggota Ruas yang baru dapat
diselesaikan tanggal 28 Juli 1991 untuk dibagikan kepada seluruh jemaat.
Atas
kesepakatan Majelis, masa jabatan seluruh Dewan-Dewan diakhiri s/d tanggal 13
Oktober 1991 dan kembali memilih Dewan-Dewan yang baru periode 13 Oktober 1991
s/d 13 Oktober 1997 sebagai berikut:
1.
Ketua
Parartaon : St. M.T. Pardede
2.
Wakil
Parartaon : St. W. Marpaung
3.
Bendahara : St. A.F. Manalu
4.
Dewan
Sekolah Minggu : St. S.M. Siahaan, SE
5.
Dewan
NHKBP : St. E. Pandiangan
6.
Dewan
Ina : St. Ny. Manurung br. Sitorus
7.
Dewan
Ama : St. M.P. Simanjuntak
8.
Dewan
Sosial : St. Drs. W. Sihole
9.
Dewan
Pembangunan : St. Drs. K. Nadeak
10.
Sekretaris
Rapat : St. Drs. D. Sirait
Untuk
mengatasi kevakuman kepanitiaan pembangunan, tanggal 27 Oktober 1991 kembali
dibentuk Panitia Pembangunan yang baru diketuai oleh Bapak A. Simanjuntak,
berbeda dengan kepanitiaan sebelumnya, pada kepanitiaan ini telah dibentuk bidang
perijinan yang bertugas mengurus surat sertifikat tanah dan surat ijin
peribadatan dan surat ijin bangunan Gereja, namun berhubung kepanitiaan baru terbentuk,
Pesta HUT ke-XII tanggal 11 Nopember 1991 diadakan tanpa mengumpulkan dana
pembangunan Gereja.
Tanggal
06 Desember 1991, Sinode Ressort diadakan di Gereja HKBP Pondok Gede. Acara
bersalaman setelah selesai kebaktian pada Minggu pagi mendapat masalah dari
jemaat, dimana banyak jemaat yang tidak bersedia lagi bersalaman, maka pada
tanggal 22 Desember 1991 acara bersalaman pada kebaktian pagi ditiadakan, akan
tetapi pada kebaktian sore tetap dilaksanakan.
Keputusan
Sinode Ressort HKBP Kramatjati pada tanggal 01 Pebruari 1992 dari Parhalado
HKBP Pondok Gede terpilih menjadi Parhalado Ressort periode 01 Maret 1992 s/d
01 Maret 1997 yaitu: St. R. Lumban Tobing menjabat Dewan Ina Ressort dan St.
Drs. K. Nadeak menjabat Dewan NHKBP merangkap utusan Rapat Distrik.
Dalam
rangka peningkatan pelayanan, majelis memohon kehadiran seorang Pendeta khusus
di HKBP Pondok Gede. Pada tanggal 09 Pebruari 1992 Pdt. Ch. Lubis dikukuhkan
oleh Pdt. Drs. B.D.F. Sidabutar, STh menjadi Pendeta diperbantukan di HKBP
Pondok Gede dan berdomisili di Pondok Gede dan semua biaya ditanggung oleh HKBP
Pondok Gede.
Pada
tanggal 29 Maret 1992 terpilih menjadi anggota calon Parhalado CSt. CH.
Hutagalung dan diangkat menjadi anggota Dewan NHKBP.
Atas
usaha dari Panitia Pembangunan bidang perijinan yang diketuai oleh Let.Kol.
W.H. Pardede dan anggota B.P. Simanjuntak pada tanggal 22 Oktober 1992
sertifikat tanah seluas 1.100 m2 dapat diselesaikan dengan baik.
Untuk
merencanakan pembuatan Gambar Gereja/Arsitektur Bangunan, sebagai konsultan
dipercayakan kepada PT. Tigarsi Multi Yasa dibawah Pimpinan Bapak Ir. Ronald L.
Tambun sebagai Direktur.
Untuk
menentukan Design bangunan dipercayakan kepada Ir. J. Sigiro selaku bidang
perencana.
Berdasarkan
sertifikat tanah seluas 1.100 m2 dilanjutkan dengan pengurusan ijin
peribadatan dan ijin mendirikan bangunan (IMB). Atas partisipasi Bapak Yoris
Mahayu, koresponden suara pembaruan dan
atas usaha Bapak St. Drs. K. Nadeak surat ijin peribadatan dapat selesai pada
tanggal 22 Oktober 1992 dengan Nomor 452.2/3713/Bappeda yang dikeluarkan Bupati
Pemda Bekasi.
Dengan
keluarnya surat ijin peribadatan, maka dilanjutkan dengan pengurusan ijin
mendirikan bangunan (IMB) Gereja dan pada tanggal 14 Nopember 1992 DPU Bekasi
mengeluarkan IMB dengan Nomor: 1221/503/I.B/D.P.U.K.
Setelah
seluruh perijinan selesai, maka dilanjutkan dengan peletakan batu pertama pada
tanggal 06 Desember 1992 untuk pembangunan Gereja yang permanen. Pada acara
peletakan batu pertama diundang dan hadir pada saat acara tersebut antara lain:
mewakili Pemda Bekasi, Kecamatan Pondok Gede, Kelurahan Desa Jatirahayu dan
mewakili lingkungan Ketua RT.04, Ketua RW.01 Jatirahayu, Koramil dan Kapolsek
Pondok Gede. Semua undangan yang hadir mewakili Pemda Bekasi dan Keamanan
Pondok Gede berkenan memberikan kata sambutan.
Acara
peletakan batu pertama dipimpin oleh Praeses HKBP Distrik VIII Jawa Kalimantan
Bapak Pdt. B.T.P. Purba, STh didampingi Pendeta HKBP Ressort Kramatjati Bapak
Pdt. P. Simanjuntak, STh dan Bapak Pdt. CH. Lubis, STh, St. R. Lumban Tobing
selaku Guru Huria mewakili majelis, St. Drs. K. Nadeak selaku Dewan Pembangunan
dan P. Pakpahan mewakili anggota jemaat.
Setelah
peletakan Batu Pertama, melalui Warta Jemaat Panitia Pembangunan meminta kepada
seluruh jemaat agar bersama-sama mencari kontraktor sebagai pelaksana
pembangunan.
Walaupun
peletakan batu pertama sudah dilaksanakan, pelaksanaan pembangunan belum dapat
dimulai, mengingat belum ada kontraktor yang sudah bersedia melaksanakan
pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede. Namun Panitia Pembangunan tetap
melaksanakan kegiatan pengumpulan dana melalui sumbangan tahunan kepada seluruh
jemaat HKBP Pondok Gede sehingga dana dapat terkumpul sebesar ± Rp 90.000.000,-
(Sembilan puluh juta rupiah).
Pada
tanggal 16 Januari 1993 penawaran dari Kontraktor masuk kepada Panitia
Pembangunan untuk diseleksi menentukan kontraktor yang terbaik.
Untuk
menambah pemasukan Kas Panitia Pembangunan, atas persetujuan Parhalado, mulai
tanggal 31 Januari 1993 pada setiap Minggu kedua jemaat mengumpulkan
persembahan ke depan untuk Pembangunan Gereja. Dan untuk kelancaran tugas serta
tertib administrasi pada tanggal 07 Pebruari 1993 pengelolaan keuangan Panitia
Pembangunan dipisah dari Keuangan Gereja dan sebagai modal kerja Panitia
Pembangunan, Gereja menyerahkan dana sebesar Rp 5.000.000,- (Lima juta rupiah).
Rencana
pembangunan Gereja yang permanen dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu:
1.
Tahap
I - Tiang Pancang, Kolom,
Lantai Dasar dan Lantai I.
2.
Tahap
II - Kolom Tingkat I,
konstruksi Besi, Atap, Lantai II
-
(Balkon) Lantai III (Balkon) dan Lantai IV
(Balkon)
3.
Tahap
III - Tembok Dinding, Kusen,
Kaca, Menara dan
Finishing.
Menurut
hasil penelitian Panitia Pembangunan dan negosiasi harga dan cara pembayaran,
maka sebagai pelaksana pembangunan Tahap I ditetapkan kontraktor Pelaksana PT.
Indopolar Mitrabinausaha yang beralamat di Jl. Dr. Sahardjo – Jakarta Pusat.
Setelah
perjanjian dengan pihak Kontraktor selesai ditanda tangani, sebagai langkah
pertama dilaksanakan pembongkaran secara Simbolis Gereja semi permanen (lama)
pada tanggal 11 April 1993 dan sekaligus acara pemberangkatan pekerja yang
dipimpin oleh Pdt. P. Simanjuntak, STh.
Besok
harinya Senin tanggal 12 April 1993 dilakukan pembongkaran seluruh Gereja lama
untuk selanjutnya dibangun kembali di halaman tempat parkir, agar tetap dapat
dipergunakan untuk kebaktian sebelum pembangunan Gereja Permanen (Baru) dapat
dipergunakan.
Namun
karena luas tanah yang akan dipakai terbatas, Gereja Darurat yang dapat
dibangun hanya 14m x 15m dan ruang konsistori 4m x 6m dan kebaktian di Gereja
Darurat baru dapat dimulai pada tanggal 25 April 1993.
Pada
tanggal 26 April 1993 pembangunan Gereja permanen dapat dimulai yang diawali
dengan persiapan, pemancangan tiang pancang.
Luas
Tanah dan Bangunan Gereja yang akan dibangun adalah, sbb:
I.
Luas
Tanah : 1.920 m2
II.
Luas
Bangunan:
1.
Lantai Dasar : Ruang Serba Guna :
599 m2
Selasar : 367 m2
2.
Lantai I : Ruang Ibadah : 548 m2
Selasar : 258 m2
3.
Lantai II : Balkon : 114 m2
Selasar : 57 m2
4.
Lantai III : Balkon : 47 m2
5.
Lantai IV : Balkon : 47 m2
_________
Total : 2.037 m2
=============
Pada
awal pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede, pada tanggal 01 Mei 1993 Pdt. CH.
Lubis pindah tugas ke HKBP Ressort Cijantung dan perpisahan dilaksanakan pada
tanggal 09 Mei 1993.
Untuk
melaksanakan pemeriksaan keuangan Panitia Pembangunan pada tanggal 15 Agustus
1993 dibentuk Tim Pemeriksa Keuangan, yang terdiri dari:
1.
Ketua : St. R. Lumban Tobing
2.
Anggota : St. M.T. Pardede
3.
Anggota : Drs. M. Tambunan
4.
Anggota : Drs. M. Manalu
5.
Anggota : Drs. B. Manurung
6.
Anggota : Drs. M. Manurung
7.
Anggota : Drs. M. Sitorus
8.
Anggota : Drs. R. Panjaitan
Panitia
Pembangunan semakin bersemangat dan berbobot atas kesediaan Bapak Laks. Muda
(Purn) F.M. Parapat, Ph.D duduk sebagai pelindung Panitia Pembangunan. Dengan
sukacita, seluruh jemaat, majelis dan Panitia Pembangunan menyambut kedatangan
Bapak Bapak Laks. Muda (Purn) F.M. Parapat, Ph.D pada tanggal 29 Agustus 1993
dan sekaligus memberikan pengarahan kepada jemaat dan memimpin rapat panitia
pembanguan.
Dengan
penuh semangat dan sukacita pada tanggal 05 September 1993 dilaksanakan pesta
pembangunan di Gereja HKBP Pondok Gede yang diketuai T.H. Lumban Tobing. Hadir
dalam acara pesta pembangunan Bapak Laks. Muda (Purn) F.M. Parapat, Ph.D
beserta keluarga, Bapak Drs. M.S.
Siahaan, SE majelis HKBP Pusat.
Panitia
Pembangunan tidak henti-hentinya berusaha mencari dana dengan berbagai cara,
dimana pada Pesta HUT ke-XIV tanggal 14 Nopember 1993 Panitia mencari dana
melalui sumbangan booklet dan sumbangan tahunan.
Disamping
pembangunan fisik Gereja, pembangunan kerohanian juga tetap berjalan dengan
baik dan untuk meningkatkan pelayanan, terpilih delapan orang calon anggota
majelis, yaitu:
1.
Tanggal
20 Maret 1994 : CSt. H.T.M. Simanjuntak
2.
Tanggal
03 April 1994 : CSt. E.P. Tambunan
3.
Tanggal
10 April 1994 : CSt. R.G.M. Silalahi
4.
Tanggal
10 April 1994 : CSt. B. Nainggolan, SH
5.
Tanggal
17 April 1994 : CSt. Drs. M. Simbolon
6.
Tanggal
21 April 1994 : CSt. Drs. B. Manurung
7.
Tanggal
15 Mei 1994 : CSt. K. Sianipar
8.
Tanggal
15 Mei 1994 : CSt. L. Purba
Sebelumnya
pada tanggal 10 April 1994 telah dilakukan pentabalan anggota majelis kepada
St. Ch. Hutagalung.
Rapat
Huria ke-IV diadakan pada tanggal 17 April 1994, dengan materi Rapat membahas
Pembangunan Gereja yang selanjutnya pada tanggal 12 Juni 1994 dibentuk Panitia
Pembangunan ke-XV yang diketuai Bapak R.E. Hutagalung.
Pada
saat kesibukan pembangunan Gereja begitu padatnya, Huria akan memilih Guru Huria
yang baru karena masa periode St. R. Lumban Tobing sudah berakhir.
Rapat
majelis dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 1994 untuk memilih Guru Huria yang
baru. Namun Tuhan melalui Parhaladonya menghendaki St. R. Lumban Tobing tetap
menjadi Guru Huria. Hal ini terlihat dari terpilihnya kembali St. R. Lumban
Tobing menjadi Guru Huria periode tanggal 18 Agustus 1994 s/d tanggal 18
Agustus 1999.
Pemilihan
Ketua Parartaon juga harus segera dilaksanakan karena St. M.T. Pardede mendapat
tugas kerja di Menado. Rapat Parhalado pada tanggal 03 Juli 1994 memilih St.
Drs. D. Sirait menjadi Ketua Parartaon dan selesai acara pemilihan Ketua
Parartaon dilanjutkan dengan acara perpisahan kepada St. M.T. Pardede.
Pelantikan
Guru Huria St. R. Lumban Tobing dan Ketua Parartaon St. Drs. D. Sirait,
dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 1994 oleh Pdt. P. Simanjuntak, STh.
Setelah
bekerja ± selama 1 (satu) tahun, akhirnya Tim Pemeriksa Keuangan Panitia
Pembangunan dapat menyelesaikan tugasnya memeriksa Keuangan Gereja periode Tahun
1990, Tahun 1991, Tahun 1992 dan Tahun 1993.
Pada
tanggal 28 September 1994 St. S. Siburian (mantan wakil Guru Huria) meninggal
dunia.
Perasaan
terasa lega dan puji syukur kepada Tuhan, karena untuk sementara Pembangunan
tahap I telah selesai, dimana pada HUT ke-15 yang dilaksanakan pada tanggal 13
Nopember 1994 dapat menempati Gereja yang baru dan permanen, dimana lantai
dasar sebagai tempat kebaktian sudah dapat dipergunakan sambil menunggu selesai
Pembangunan Gereja secara keseluruhan.
Seiring
dengan penempatan Gereja yang baru, pada tanggal 02 Pebruari 1995 dibentuk
Punguan Ina Hanna, agar tidak ada ketinggalan dalam pembinaan kepada Ibu Ina
Hanna dengan kegiatan Sermon setiap hari Kamis.
Parhalado
juga semakin bersemangat, dengan melibatkan seluruh majelis bersama-sama
meningkatkan Kinerja Dewan dan pada tanggal 05 Pebruari 1995 diadakan rapat
Parhalado untuk pergantian dan melengkapi anggota Dewan, yang terdiri dari:
1.
Ketua
Dewan Parartaon : St. Drs. D. Sirait
2.
Anggota : CSt. Drs. B. Manurung
3.
Bendahara : St. A.F. Manalu
4.
Dewan
Sekolah Minggu : St. S.M. Siahaan, SE
5.
Anggota : St. R. Hutapea
6.
Anggota : CSt. L. Purba
7.
Dewan
NHKBP : St. E. Pandiangan
8.
Anggota : St. W. Marpaung
9.
Dewan
Ina : St. Ny. Manurung br. Sitorus
10.
Anggota : St. S.C.M. Nainggolan
11.
Anggota : St. Ny. Gurning br. Siadari
12.
Anggota : CSt. K. Sianipar
13.
Dewan
Ama : St. M.P. Simanjuntak
14.
Anggota : CSt. E.P. Tambunan
15.
Anggota : CSt. R.G.M. Silalahi
16.
Dewan
Sosial : St. Drs. W. Sihole
17.
Anggota : St. R.M. Simanjuntak
18.
Anggota : St. T.P. Sitompul
19.
Anggota : St. A.H. Tambunan
20.
Dewan
Pembangunan : St. Drs. K. Nadeak
21.
Sekretaris
Rapat : CSt. B. Nainggolan, SH
22.
Anggota : CSt. Drs. M. Simbolon
Panitia
Pembangunan juga menyempurnakan keanggotaannya, dengan dilantiknya Panitia
Pembangunan periode 1995 s/d 2000 pada tanggal 19 Pebruari 1995 dan ketua
Pembangunan tetap dipercayakan kepada Bapak A. Simanjuntak.
Sukacitapun
kadangkala diselingi dengan Dukacita, dimana pada saat akan ditabalkan 8
(delapan) orang Parhalado pada tanggal 08 April 1995 St. Drs. W. Sihole
meninggal dunia.
Besok
harinya setelah selesai kebaktian, sebelum diberangkatkan ke pemakaman terlebih
dahulu dibawa ke Gereja.
Pada
tanggal 09 April 1995 dilaksanakan penabalan delapan orang majelis, yaitu:
1.
St.
Drs. B. Manurung
2.
St.
E.P. Tambunan
3.
St.
K. Sianipar
4.
St.
L. Purba
5.
St.
H.M. Simanjuntak
6.
St.
B. Nainggolan, SH
7.
St.
R.G.M. Silalahi
8.
St.
Drs. M. Simbolon
Sebagai
warga negara yang baik dan bertanggung jawab, untuk pertama kalinya diadakan
acara ucapan syukur (partangiangan) oleh seluruh jemaat dan Parhalado dalam
rangka memperingati HUT ke-50 Kemerdekaan RI yang dilaksanakan pada tanggal 16
Agustus 1995 bertempat di Gereja HKBP Pondok Gede.
Pada
tanggal 03 September 1995 pergantian sebagian Dewan dilaksanakan, yaitu:
1.
Dewan
NHKBP: St. Ch. Hutagalung dengan anggota St. K. Sianipar
2.
Dewan
Pembangunan: St. Drs. B. Manurung dengan anggota St. R.G.M. Silalahi
3.
Dewan
Sosial karena meninggal dunia digantikan oleh St. R.M. Simanjuntak dengan
anggota tetap.
Pada
saat yang hampir bersamaan, pada tanggal 13 September 1995 diadakan pemilihan
pengurus NHKBP periode 1995 s/d 1997 yang diketuai oleh Deborah Sitompul.
Pendeta
HKBP Ressort Kramatjati Pdt. P. Simanjuntak, STh harus meninggalkan Pembangunan
Gereja HKBP Pondok Gede karena mendapat tugas yang baru menjadi Direktur
Seminari Sipaholon. Untuk acara perpisahan diadakan pada tanggal 03 Desember
1995. Sebagai Pendeta yang baru telah tiba Pdt. S. Pasaribu, STh yang
sebelumnya bertugas pada Yayasan Nomensen HKBP Pematang Siantar.
Pencarian
dana untuk Pembangunan Gereja tetap berlanjut, dengan dilaksanakannya Pesta HUT
ke-XVI pada tanggal 12 Nopember 1995 yang diketuai Bapak H. Simamora, SH.
Untuk
membenahi administrasi keuangan Gereja, perlu diangkat seorang Wakil Bendahara,
dan pada tanggal 07 Januari 1996 terpilih St. L. Purba.
Hari
itu juga harga Buku Ruas naik menjadi Rp 5.000,- (lima ribu rupiah) perbuku dan
iuran bulanan anggota (ruas) menjadi sebesar Rp 1.500,- (seribu lima ratus
rupiah) perbulan.
Setelah
beberapa tahun St. W. Marpaung tidak lagi aktif sebagai anggota Parhalado, maka
pada tanggal 21 Januari 1996 rapat Parhalado menetapkan untuk memberhentikan
yang bersangkutan sebagai anggota Parhalado.
Dalam
rangka mengantisipasi pengumpulan dana ke depan, pada tanggal 04 Pebruari 1996
Panitia Pembangunan mencetak Kupon Berhadiah sebanyak 75.000 lembar dengan
nominal Rp 2.500,- yang akan diundi pada saat pesta HUT ke-XVII.
Administrasi
keuangan juga ditingkatkan, dimana pada tanggal 04 Pebruari 1996 dimulai
pencetakan laporan keuangan untuk dibagikan kepada seluruh jemaat.
Pada
tanggal 11 Pebruari 1996 diadakan pemilihan pengurus punguan Ina, untuk periode
1996 s/d 1999 dan Ny. A. Simanjuntak br. Lumban Tobing terpilih kembali sebagai
Ketua.
HKBP
Pondok Gede mendapat kehormatan sebagai tuan rumah pelaksanaan Sinode Ressort
HKBP Kramatjati yang diselenggarakan pada tanggal 02 Maret 1996.
Pada
tanggal 24 Maret 1996 terpilih calon Parhalado CSt. Ny. Hutabarat br. Silalahi
yang akan semakin melengkapi pelayanan khususnya kaum Ibu.
Setelah
6 (enam) tahun menjadi Parmingguan, pada tanggal 14 April 1996 HKBP Kranggan
ditahbiskan menjadi Huria na Gok oleh Sek.Jend. HKBP Pdt. DR. S.M. Siahaan,
STh.
Turut
hadir pada acara pentahbisan/pengukuhan tersebut, Guru Huria, Koor Punguan Ina,
Koor Wijk-Wijk dari HKBP Pondok Gede.
Pada
saat terpilihnya St. E.P. Tambunan menjadi Dewan Ama pada tanggal 28 April
1996, 2 (dua) orang anggota majelis mengakhiri masa baktinya (Pensiun) yaitu:
St. M.P. Simanjuntak dan St. Ny. Gurning br. Siadari.
Rapat
Huria ke-V yang diadakan pada tanggal 12 Mei 1996 dengan acara pemilihan dan
pembentukan Panitia HUT ke-XVII, dimana terpilih Ir. R.E.F. Simangunsong
sebagai ketua.
Dalam
rangka mempererat tali persaudaraan sesame Kristiani khususnya kaum Ibu, pada
tanggal 12 Juni 1996 Punguan Ina HKBP Pondok Gede melakukan kunjungan Gerejani
ke HKBP Ressort Petojo dan sekaligus melakukan pencarian dana sebagai
partisipasi aktif Punguan Ina dalam rangka Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede.
Pada
tanggal 07 Juli 1996 St. R.G.M. Silalahi mendapat kepercayaan menjadi Dewan
Pembangunan, karena St. Drs. B. Manurung mendapat tugas baru ke Irian Jaya.
Pada
tanggal 01 Agustus 1996 s/d tanggal 04 Agustus 1996, Parhalado HKBP mengikuti Mubes
Parhalado HKBP se-Indonesia bertempat di Kampus USNI Jakarta.
Semangat
membangun dari Punguan Ina HKBP Pondok Gede patut dipuji dan disyukuri, hal ini
terbukti dari kunjungan punguan Ina pada tanggal 29 September 1996 ke HKBP
Kebayoran Baru dalam rangka pencarian dana untuk Pembangunan Gereja.
Walaupun
sudah bertahun-tahun Jemaat tiada hentinya memberikan persembahan atau
sumbangan untuk Pembangunan Gereja HKBP Pondok Gede, namun tidak mengurangi
semangat jemaat untuk tetap berpartisipasi. Hal ini terlihat dari pelaksanaan
Pesta HUT ke-XVII pada tanggal 17 Nopember 1996 yang diketuai Ir. R.E.F.
Simangunsong berhasil mengumpulkan dana.
Hal
ini tidak terlepas dari kehadiran Bapak Laks. Muda (Purn) F.M. Parapat, Ph.D
dan Bapak Drs. Cosmas Batubara (Mantan Menteri Tenaga Kerja) serta kehadiran
Bapak B.S.P. Tampubolon, SH.
Sudah
saatnya Gereja HKBP Pondok Gede memiliki sarana peribadatan yang lebih baik
agar dalam acara kebaktian lebih hikmat. Untuk itu pada tanggal 20 Desember
1996 Gereja membeli 1 (satu) unit Orgen merk Yamaha Type: E.25.
Pada
tanggal 12 Januari 1997 St. L. Purba diangkat sebagai Bendahara menggantikan
St. A.F. Manalu yang dipindah Gereja ke HKBP Kranggan dan sebagai Wakil
Bendahara dipercayakan kepada St. E. Pandiangan.
Seminggu
kemudian tepatnya tanggal 19 Januari 1997 ST. R. Hutapea dan St. H. Simanjuntak
dipilih Parhalado menjadi anggota Dewan Parartaon.
R A L A T
BUKU SEJARAH HKBP – PONDOK GEDE
Kepada Yth,.
Para Pembaca yang
budiman.
Salam dalam kasih
Tuhan Yesus Kristus!
Dengan segala
kerendahan dan ketulusan hati, kami Tim Penyusun Sejarah Gereja HKBP Pondok
Gede menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya atas penyajian data
maupun informasi yang dimuat di dalam Buku Sejarah Gereja HKBP Pondok Gede.
Untuk itu
perkenankan kami pada kesempatan ini menyempurnakan atau meralat beberapa
bagian dari Buku Sejarah tersebut sebagaimana yang tercantum dalam
lampiran surat ini.
Dengan adanya
ralat atau pembetulan ini, maka semua data maupun informasi yang seharusnya
dimasukkan dalam Buku Sejarah HKBP Pondok Gede, telah kami anggap selesai.
Teriring salam dan
doa dari kami seluruh tim penyusun, kiranya Tuhan Yesus Kristus yang selalu
melindungi dan membimbing kita semua.
Syaloom!
Pondok Gede, 04
Mei 2001.
Tim
Penyusun
Lampiran Surat Ralat Halaman 1
DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP
RESSORT PONDOK GEDE
No.
|
Hal.
|
Alinea
|
Baris
|
Ditulis
|
Seharusnya
|
1
|
1
|
2
|
3
|
Ressoert
|
Ressort
|
2
|
3
|
Terakhir
|
St. Drs. D.
Simbolon
|
St. Drs. M.
Simbolon
|
|
3
|
4
|
1
|
2
|
Gerenasi
|
Generasi
|
4
|
5
|
Pertunmbuhan
|
Pertumbuhan
|
||
5
|
5
|
Geraja
|
Gereja
|
||
5
|
5
|
1
|
5
|
Tersbut
|
Tersebut
|
7
|
Ajuan
|
Acuan
|
|||
2
|
1
|
Sebaga
|
Sebagai
|
||
3
|
Persekutunan
|
Persekutuan
|
|||
6
|
Rakayat
|
Rakyat
|
|||
3
|
4
|
Makam
|
Malam
|
||
6
|
8
|
1
|
2
|
Gidang
|
Godang
|
7
|
9
|
2
|
1
|
Bapak
|
Batak
|
4
|
Kernolong
|
Karnolong
|
|||
5
|
3
|
Setelaj
|
Setelah
|
||
8
|
10
|
1
|
1
|
Tanggak
|
Tanggal
|
9
|
11
|
5
|
4
|
Melayanai sertiap
|
Melayani setiap
|
10
|
12
|
1
|
1
|
Majelis
|
Tidak ada
|
11
|
13
|
5
|
3
|
Wakil Presiden
|
Menteri Luar
Negeri
|
12
|
14
|
Pada tanggal 14 Maret 1982 dibentuk
Panitia Pembangunan yang diketuai Drs. K. Nadeak
|
|||
13
|
17
|
1
|
4
|
Distrikt
|
Distrik
|
2
|
4
|
Pacipic
|
Pasipic
|
||
3
|
2
|
Periok
|
Priok
|
||
4
|
Dsitrik
|
Distrik
|
|||
4
|
4
|
Diketauai
|
Diketuai
|
||
14
|
18
|
4
|
1
|
24 Juli 1984
|
24 Juli 1983
|
15
|
20
|
1
|
1
|
Langlah
|
Langkah
|
1
|
2
|
Mengingatkan
|
Meningkatkan
|
||
4
|
2
|
Pada
|
Para
|
||
16
|
26
|
5
|
3
|
Ayar
|
Ayat
|
17
|
30
|
Ny. Siahaan br. Silitonga terpilih
menjadi Ketua Punguan Ina periode Tanggal 23-02-1992 s/d Tanggal 23-02-1996
|
|||
30
|
6
|
2
|
Ada
|
Pada
|
|
18
|
31
|
3
|
6
|
Alinea ketiga
terakhir disambung dengan alinea keempat sehingga pengurusan Ijin peribadatan
dan IMB menjadi satu.
|
|
19
|
32
|
1
|
1
|
Melaui
|
Melalui
|
Lampiran Surat Ralat Halaman 2
DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP
RESSORT PONDOK GEDE
No.
|
Hal.
|
Alinea
|
Baris
|
Ditulis
|
Seharusnya
|
20
|
38
|
4
|
5
|
Beru
|
Baru
|
21
|
40
|
4
|
2
|
Seharusnya St. R.G.M Silalahi mendapat
kepercayaan menjadi Ketua Dewan Pembangunan
|
|
5
|
1
|
Tanggal tanggal
|
Tanggal
|
||
22
|
46
|
2
|
2
|
Dan dana
|
|
23
|
48
|
2
|
4
|
Parhalada
|
Parhalado
|
24 Halaman : Antara 49 dengan 50.
Untuk
peningkatan pelayanan di Gereja, khususnya di Wijk-Wijk, pada tanggal 12
Desember 1999 Gereja melaksanakan penabalan kepada 9 (sembilan) orang Sintua,
masing-masing:
1.
St.
Alparius Simanjuntak Pelayanan
Wijk : 1
2.
St.
Delfina Nelly br. Tampubolon Pelayanan
Wijk : 1
3.
St.
Retia br. Manullang Pelayanan
Wijk : 2
4.
St.
Ir. Frans Edward Pakpahan Pelayanan
Wijk : 2
5.
St.
Lili Lamsihar br. Hutagalung Pelayanan
Wijk : 2
6.
St.
Ir. Slamat Mangaranto Sirait Pelayanan
Wijk : 3
7.
St.
Uba Anthony Sitanggang Pelayanan
Wijk : 5
8.
St.
Sahat Hamonangan Sirait Pelayanan
Wijk : 5
9.
St.
Ir. Gustaf Adolf Simanjuntak Pelayanan
Wijk : 5
49 Mengingat kursi Gereja kondisinya sudah mulai
rusak, berdasarkan rapat Parhalado tanggal 26 September 1999 ditetapkan untuk
diganti, setelah diwartakan di Gereja pada tanggal 03 Oktober 1999, dukungan
jemaat sangat baik, yaitu dengan memberikan sumbangan membeli kursi, bahkan ada
yang memberi kursi, sehingga kursi Gereja dapat diganti dengan kursi lipat
hitam seluruhnya 300 buah, baik itu yang dibeli Gereja maupun sumbangan dari
Jemaat.
I.
Daftar guru-guru
Sekolah Minggu Tahun 1980 s/d Tahun 2001
1.
Jackson
Silitonga 1980
– 1982
2.
Uli
br. Simamora 1980
– 1982
3.
St.
R. Lumbantobing 1980
– 1982
4.
Banjar
Sitanggang ` 1980 – 1983
5.
Irawati
D. br. Sihombing 1980
– 1983
6.
Meilin
br. Naibaho 1980
– 1984
7.
Linda
br. Sianturi 1980
– 1984
8.
Sondang
br. Siburian 1984
9.
Bertha
br. Manalu 1986
– 1992
10.
Seirhaida
br. Hasibuan 1986
11.
Bogaria
br. Panjaitan 1986
12.
Nurartha
br. Situmorang 1986
– 1992
13.
Siti
Mariana br. Manurung 1986
Lampiran Surat Ralat Halaman 3
DAFTAR RALAT
SEJARAH
HKBP RESSORT PONDOK GEDE
14.
Rotua
br. Tampubolon 1986
15.
Lis
br. Sitompul 1986
16.
Thurman
Situmorang 1988
– 1992 (Ketua 1990 – 1992)
17.
Yosephin
br. Harahap 1988
18.
Riste
br. Tambunan 1988
19.
Selly
br. Manalu 1988
20.
Lamba
Tua S. 1988
21.
Kaslen
Sitompul 1988
22.
Lamhot
Simangunsong 1990
– 1992
23.
Ranto
Sianipar 1990
– sekarang
24.
Thermanto
Samosir 1990
– 2001 (Ketua 1992 – 1998)
25.
Vera
br. Siahaan 1990
– 1998
26.
Elisabeth
br. Sitompul 1990
– 2001 (Ketua 1998 – 2000)
27.
Anita
br. Purba 1990 – 1998
28.
Veronika
br. Pandiangan 1990
– 1992
29.
Erny
br. Sitanggang 1990
– 2001
30.
Kartini
br. Nasution 1992
– sekarang
31.
Torang
Pangaribuan 1992
– 1998
32.
Dina
br. Siahaan 1992
– sekarang (Ketua 2001 s/d …)
33.
Mastaria
br. Pakpahan 1992
– sekarang
34.
Theresia
br. Saragih 1992
– sekarang
35.
Lenny
br. Simbolon 1998
36.
Helmy
br. Pardede 2000
– sekarang
37.
Okta
Simanjuntak 2000
– sekarang
38.
Maria
br. Malau 2000
– sekarang
39.
Tiur
br. Sitanggang 2000
– sekarang
40.
Chandra
Sitanggang 2000
– sekarang
41.
Yoroshi
br. Simbolon 2000
– sekarang
42.
Margaretha
br. Pakpahan 2000
– sekarang
43.
Lola
br. Sinaga 2001
– sekarang
44.
Imelda
br. Panjaitan 2001
– sekarang
45.
Esther
br. Hutapea 2001
– sekarang
46.
Artha
br. Silalahi 2001
– sekarang
47.
Debby
br. Nainggolan 2001
– sekarang
48.
Chrisna
br. Sitompul 2001
– sekarang
49.
Reinhard
Siahaan 2001
– sekarang
II.
Daftar Pemain Organ
(Organis) Tahun 1985 s/d Tahun 2001
1.
Siti
Mariana br. Manurung 1985
– 1994
2.
Daniel
Victor Sirait 1986
– 1990
3.
Okty
br. Simanjuntak 1987
– sekarang
4.
Marico
Purba 1992
– 1999
Lampiran Surat Ralat Halaman 4
DAFTAR RALAT
SEJARAH
HKBP RESSORT PONDOK GEDE
5.
Rora
br. Purba 1996
– sekarang
6.
Erna
br. Simamora 1996
– sekarang
7.
Desi
br. Purba 1996
– 1998
8.
Shively
br. Simbolon 1997
– sekarang
9.
Wulan
br. Lumbantobing 1998
– sekarang
10.
Yuliana
br. Purba 1998
– sekarang
11.
Doharni
br. Harianja 1999
– sekarang
III. Daftar Pangajari
Koor:
A.
NHKBP 1. Munrad
Hutasoit – 1985 s/d 1989
2.
Drs.
Desman Sihombing – 1990 s/d 1992
3.
Richard
Pardede – 1993 s/d sekarang
B.
INA 1. Ny. St. P. Purba br. Hutabarat – 1980 s/d 1984
2.
Ny.
Ir. R.J. Smanjuntak/br. Sihombing – 1980 s/d 1984
3.
Ny.
St. W. Sihole/br. Naibaho - 1980 s/d
1984
4.
Munrat
Hutasoit – 1985 s/d 1989
5.
Drs.
Desman Sihombing – 1990 s/d 1992
6.
Ny.
T. Pasaribu/br. Manalu 1993 s/d sekarang
7.
Ny.
Tambunan/br. Hutagalung
8.
Ny.
St. A. Simanjuntak/br. Tobing
9.
Ny.
Napitupulu/br. Tampubolon
C.
INA HANNA 1. Ny.
Napitupulu/br. Silalahi – s/d sekarang
D.
AMA 1. CSt. A. Simangunsong
2. Ir. S.M. Sirait
3. Drs. Berthus Pakpahan
4. St. Drs. Ch. Hutagalung
5. St. A. Sirait, SKM
E.
WIJK I 1. St. Drs. Ch. Hutagalung
2. St. A. Sirait, SKM
3. Ny. St. A. Simanjuntak/br. Tobing
F.
WIJK II 1. Ny.
T. Pasaribu/br. Manalu
G.
WIJK III 1. Ny.
Tambunan/br. Hutagalung
2. St. Drs. K. Nadeak
Lampiran Surat Ralat Halaman 5
DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP
RESSORT PONDOK GEDE
H.
WIJK IV 1. Ir.
R.M. Napitupulu
2. Ir. S.M. Sirait
3. Drs. Berthus Pakpahan
4. Ny. Sinurat br. Batubara
I.
WIJK V 1. Drs.
T. Siagian
2. Pdt. H. br. Siregar
3. Ir. M. Sitorus
No.
|
Hal.
|
Alinea
|
Baris
|
Ditulis
|
Seharusnya
|
25
|
51
|
1
|
3
|
Seharusnya mulai
dari Huria menjadi alinea baru.
|
|
26
|
10
|
Selanjuutnya
|
Selanjutnya
|
||
27
|
52
|
3
|
5
|
Resort
|
Ressort
|
28
|
56
|
3
|
7
|
200 m2
|
150 m2
|
29
|
58
|
3
|
1
|
Banyka
|
Banyak
|
30
|
59
|
2
|
3
|
Untuk itu
|
|
31
|
61
|
18
|
Anggota
|
Dewan
|
61 Nama Parhalado yang belum dicantumkan:
1. St. K. Sianipar
2. St. Ny. Hutabarat br. Silalahi
3. St.
H. Simanjuntak
Daftar
nama Pendeta & Parhalado (terlampir)
IV. Tambahan:
1.
Pembentukan
Panitia Peresmian Ressort HKBP Pondok Gede, tanggal 28 Januari 2001 yang
diketuai St. Drs. B. Manurung.
2.
Proses
pembuatan Sejarah:
Pembentukan
Tim Penyusun Sejarah Gereja HKBP Pondok Gede, tanggal 09 Maret 2001, mulai
bekerja mencari data tanggal 11 Maret 2001.
Tanggal
19 Maret 2001 - Rapat gabungan Tim
dengan utusan-utusan jemaat dari 5 (lima) Wijk I s/d V untuk meminta saran,
masukan-masukan, data-data dan sekaligus sebagai cross cek atas data-data yang
sudah masuk.
Tanggal
20 Maret 2001 - Menyusun data-data.
Tanggal
21 Maret 2001 - Bahan sejarah
diserahkan kepada percetakan.
Tanggal
24 Maret 2001 - Buku sejarah selesai
dicetak.
Tanggal 25 Maret 2001 - Buku sejarah diserahkan kepada: Sekjen
Praeses, Pdt. Ressort dan dibagikan
kepada jemaat dan seluruh undangan.
Tanggal 04 Mei 2001 - Pembubaran
Parhalado Persiapan Ressort dan Tim penyusun sejarah.
Ralat dan Tambahan
buku sejarah…
Pondok Gede, 04 Mei 2001.
Lampiran Surat Ralat Halaman 6
DAFTAR RALAT
SEJARAH HKBP RESSORT PONDOK GEDE
VIII.
DAFTAR NAMA PENDETA
& PARHALADO
HKBP RESSORT – PONDOK GEDE
1
|
Pdt. H.
Sihombing, SmTh
|
Pendeta Ressort
|
2
|
St. Drs. M.
Simbolon
|
Guru Huria
|
3
|
St. Drs. D.
Sirait
|
Ketua Parartaon
|
4
|
St. L. Purba
|
Bendahara
|
5
|
St. B.
Nainggolan, SH
|
Wakil
Bendahara/Ang. Paniroi NHKBP (IV)
|
6
|
St. R. Hutapea
|
Paniroi Sekolah
Minggu
|
7
|
St. S.M. Siahaan,
SE
|
Anggota
|
8
|
St. A. Sirait,
SKM
|
Paniroi NHKBP
|
9
|
St. Lawrence
Siregar
|
Anggota – Wijk : I
|
10
|
St. Ir. F.E.
Pakpahan
|
Anggota – Wijk :
II
|
11
|
St. Ir. S.M.
Sirait
|
Anggota – Wijk :
III
|
12
|
St. U.A.
Sitanggang
|
Anggota – Wijk : V
|
13
|
St. Ny.
Simatupang/br. Tampubolon
|
Paniroi Ina
|
14
|
St. S.H. Sirait
|
Anggota
|
15
|
St. E.P. Tambunan
|
Paniroi Ama
|
16
|
St. R.M. Simanjuntak
|
Dewan Sosial/Kord.
Wijk IV
|
17
|
St. Ir. D.E.
Simbolon, MSc.
|
Dewan Pembangunan
|
18
|
St. R.G.M.
Silalahi
|
Dewan
Pembangunan/Kord. Wijk V
|
19
|
St. A.
Simanjuntak
|
Kordinator Wijk I
|
20
|
St. Ir. F.E.
Pakpahan
|
Kordinator Wijk
II
|
21
|
St. D.M.
Simanjuntak
|
Kordinator Wijk III
|
22
|
St. Drs. K.
Nadeak
|
|
23
|
St. Drs. B.
Manurung
|
|
24
|
St. R.
Lumbantobing
|
|
25
|
St. E. Pandiangan
|
|
26
|
St. S.C.M.
Nainggolan
|
|
27
|
St. H. Tambunan
|
|
28
|
St. K. Sianipar
|
|
29
|
St. Ir. G.A.
Simanjuntak
|
|
30
|
St. P. Sitanggang
|
|
31
|
St. Ny. Hutabarat/br.
Silalahi
|
|
32
|
St. Ny.
Simamora/br. Manullang
|
|
33
|
St. Ny.
Hutabarat/br. Hutagalung
|
|
34
|
St. L.H.
Sihombing
|
|
35
|
St. CH.
Hutagalung
|
|
36
|
St. H.
Simanjuntak
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar